Ibu Kota Negara
Balikpapan Penyangga IKN Nusantara, Penduduk Bertambah hingga Solusi Padatnya Lalu-lintas
Efek pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur akan berdampak bagi Kota Balikpapan dari sisi kepadatan
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Efek pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur akan berdampak bagi Kota Balikpapan dari sisi kepadatan dan aktivitas perkotaan.
Mengingat Kota Balikpapan sebagai penyangga Ibu Kota Negara, tentu berdampak pada keramaian kota, terutama arus lalu-lintas.
Saat ini saja, penduduk di Kota Balikpapan tren telah mengalami kenaikan dari sisi jumlah.
Banyak faktor yang mendorong adanya pertumbuhan jumlah penduduk satu di antaranya dari gelombang pendatang.
Baca juga: 3 Mobil Ringsek dalam Kecelakaan Beruntun di Gunung Bakaran Balikpapan
Lantaran Kota Balikpapan menjadi kota besar dan penyangga Ibu Kota Negara Indonesia yang lokasinya di Penajam Paser Utara, dekat dengan Kota Balikpapan.
Kota Balikpapan tengah menghadapi semakin padatnya pertumbuhan penduduk dan peningkatan penggunaan transportasi pribadi.
Hal ini mengakibatkan kondisi lalu lintas di Kota Balikpapan yang semakin padat. Apalagi, menjelang akhir pekan.
Banyaknya wisatawan yang juga datang dari berbagai daerah di Kaltim mempengaruhi pada kondisi lalu lintas tersebut.
Baca juga: Otorita IKN dan Kadin Indonesia Sosialisasikan Peluang Investasi Ibu Kota Negara ke Pelaku Usaha
Selain itu, pemindahan Ibu Kota Negara ( IKN Nusantara) juga salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi lalu lintas di Kota Balikpapan nantinya sebagai kota penyangga IKN Nusantara.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan berencana untuk terus mengkaji rencana rekayasa lalu lintas dan membangkitkan kembali Sarana Angkutan Umum Massal.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan, Elvin Junaidi mengatakan, saat ini hampir semua kondisi jalan yang ada di Balikpapan memang tidak cukup lebar.
Sedangkan, jika akan membangun infrastruktur jalan pun terkendala oleh dana/anggaran yang terbatas.
Baca juga: Kaltim Dipilih Jadi Ibu Kota Negara, Minim Potensi Bencana Alam Jadi Salah Satu Pertimbangannya
“Jadi memang, kalau kita lihat Balikpapan ini, jalannya tidak terlalu lebar dan untuk melebarkan juga mungkin kesulitan pendanaan dan memang kota kita begini,” ujarnya, Senin (26/09/2022).
Meracik Rekayasa Lalu-lintas
Selama ini, untuk menangani permasalahan lalu lintas dalam hal ini mengurai kepadatan kendaraan adalah dengan melakukan manajemen rekayasa lalu lintas.
Termasuk pelebaran simpang-simpang lengan jalan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Upaya yang dilakukan ini, paling tidak dapat memperlancar arus lalu lintas.
"Itulah yang bisa kita lakukan saat ini. Kalau kita lihat titik kepadatannya, sudah mau titik merah pada jam-jam tertentu,” jelasnya.
Adapun, permasalahan lainnya berkaitan dengan kondisi jalan di Kota Balikpapan yang 85 persennya memiliki kontur jalan berbukit dan 15 persen dengan jalan datar.
“Ini jadi satu kendala, dan sekaligus tantangan,” tukasnya.

Melalui Sarana Angkutan Umum Massal juga diharapkan dapat mereduksi kepadatan lalu lintas yang terjadi karena banyaknya masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadinya.
Saat ini memiliki koridor di Batu Ampar sampai di Kariangau, Balikpapan.
Baca juga: Kejari Soroti Perkembangan Bidang Usaha dan Investasi Terkait Pembangunan IKN Nusantara
"Nah ini (koridor lain) juga sedang dikaji, tapi kita juga harus mempertimbangkan bagaimana dengan angkutan-angkutan (angkot) yang ada, trayek yang ada. Ini yang harus disosialisasikan,” tuturnya.
Elvin berharap, adanya kolaborasi oleh semua pihak terkait untuk mengatasi masalah kepadatan/kemacetan lalu lintas di Balikpapan ini.
(TribunKaltim.co/Niken Dwi)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.