Tragedi Arema vs Persebaya

Mahfud MD Ungkap Faktor Penyebab Tragedi Arema vs Persebaya: Abaikan Rekomendasi Waktu dan Tiket

Terkait tragedi Arema vs Persebaya, Mahfud MD mengungkap faktor penyebab: abaikan rekomendasi waktu dan tiket.

SURYA/PURWANTO
Terkait tragedi Arema vs Persebaya, Mahfud MD mengungkap faktor penyebab: abaikan rekomendasi waktu dan tiket. 

TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia, Mahfud MD, mengungkapkan faktor penyebab terjadinya tragedi Arema vs Persebaya, di antaranya mengabaikan rekomendasi waktu dan tiket.

Pasalnya Mahfud MD mengatakan bahwa penyelenggara laga Arema vs Persebaya telah mengabaikan rekomendasi pihak berwenang untuk menggelar pertandingan di sore hari, bukan malam hari.

Tidak cukup sampai di situ saja, Mahfud MD juga membeberkan bahwa pemerintah telah merekomendasikan hanya 38.000 tiket yang dicetak, tetapi malah ada 42.000 orang yang terjual habis.

Baca juga: Berita Terkini Sepak Bola Arema vs Persebaya: Korban Bertambah, Jokowi Minta Liga 1 Setop Sementara

Sebagaimana dilansir dari aljazeera, Mahfud MD juga mengatakan bahwa Pemerintah telah meningkatkan perbaikan dalam proses penyelenggaraan pertandingan sepak bola.

Namun lagi-lagi olahraga sepak bola yang telah menjadi salah satu favorit olahraga bagi masyarakat luas kerap memancing suporter untuk meluapkan emosi secara tiba-tiba.

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menangguhkan pertandingan sepak bola liga papan atas Indonesia, BRI Liga 1, selama satu minggu.

Baca juga: Pintu Keluar Tertutup! Terkuak Keanehan Kerusuhan Usai Duel Arema vs Persebaya di Kanjuruhan Malang

PSSI juga melarang Arema FC menjadi tuan rumah pertandingan kandang selama sisa musim ini dan mengatakan akan mengirim tim investigasi ke Malang untuk menentukan penyebab naksir itu.

"Kami turut berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban dan semua pihak atas kejadian tersebut," kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, dikutip dari aljazeera, Minggu (2/10/2022).

Tragedi itu terjadi saat Indonesia dijadwalkan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Mei dan Juni tahun depan. 

Jessica Washington dari Al Jazeera, melaporkan dari ibukota Indonesia, Jakarta, mengatakan bencana hari Sabtu adalah "bersejarah".

"Kekerasan dan kerusuhan adalah hal yang biasa terjadi pada pertandingan sepak bola di Indonesia, tapi kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya," katanya.

"Ini adalah tragedi bersejarah, tidak hanya untuk sepak bola di Indonesia tetapi juga sepak bola internasional.

Ini adalah salah satu tragedi terbesar yang pernah dilihat olahraga ini, dalam hal kekerasan penggemar, dalam hal kematian penggemar di sebuah pertandingan," tambahnya.

Dan terkait korban yang tewas, Polisi Indonesia mengatakan sedikitnya 129 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat terinjak-injak selama kerusuhan di pertandingan sepak bola di provinsi Jawa Timur.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, polisi mengatakan pendukung Arema FC menyerbu lapangan di sebuah stadion di timur kota Malang setelah tim mereka kalah 3-2 dari Persebaya Surabaya pada Sabtu malam.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved