Tragedi Arema vs Persebaya
Pintu Keluar Tertutup! Terkuak Keanehan Kerusuhan Usai Duel Arema vs Persebaya di Kanjuruhan Malang
Terkuak keanehan kerusuhan usai duel Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, pintu keluar tenyata masih belum dibuka.
TRIBUNKALTIM.CO - Terkuak keanehan kerusuhan usai duel Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, pintu keluar tenyata masih belum dibuka.
Salah satu dugaan penyebab banyaknya korban meninggal dunia akibat kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, adalah belum dibukanya pintu keluar saat pertandingan usai.
Kericuhan terjadi usai laga lanjutan kompetisi Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya yang berkesudahan 2-3 untuk kemenangan tim tamu, Sabtu (1/10/2022) malam.
Hal itu diketahui berdasarkan wawancara jurnalis Kompas TV Hilda Nusantara dengan sejumlah pedagang di sekitar Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10) pagi.
Baca juga: Pilu! Termasuk Anak 2 Tahun, Lengkap Daftar Nama Korban Arema vs Persebaya dan Penyebab Banyak Tewas
Menurutnya, Stadion Kanjuruhan memiliki cukup banyak pintu masuk dan keluar yang lebarnya sekitar empat meter setiap pintunya.
“Menurut para pedagang, biasanya ketika pertandingan memasuki menit ke80, pintu keluar mulai dibuka,” ucap Hilda dalam laporannya pada program Breaking News di Kompas TV.
“Namun kemarin (semalam-red), hingga pertandingan usai pintu keluar masih belum dibuka.”

Hal itulah yang menurut para pedagang menyebabkan suporter marah, karena mereka kesulitan untuk keluar dan berdesakan saat kerusuhan terjadi.
“Mereka akhirnya merusak pintu. Karena kesulitan setelah terkena gas air mata, kemudian mereka berjatuhan.”
Kondisi terkini Stadion Kanjuruhan
Kondisi terkini di kawasan stadion, pagar pintu masuk dalam kondisi rusak, dan ada bangkai beberapa mobil. Ada tiga mobil polisi yang rusak, di luar stadion.
Selain itu, aroma bekas benda terbakar masih cukup kuat menyengat.
“Di sini memang masih bau benda terbakar sangat kuat, dan hingga saat ini belum dilakukan pembersihan maksimal," tambah Hilda.
Pada pagi ini, cukup banyak masyarakat yang datang ke area stadion, dan menyebabkan macet di pintu stadion, mereka ingin melihat kondisi stadion pascakerusuhan.
Ada puluhan jenazah yang belum teridentifikasi, informasi terbaru dari RS Wafa Husada, jenazah yang belum teridentifikasi ini dibawa ke RSU Saiful Anwar Kota Malang.
Baca juga: Terbaru! Lengkap Daftar Nama Korban Arema vs Persebaya, Kronologi dan Penyebab Banyak yang Meninggal
“Masih banyak orang tua yang belum menemukan keberadaan anaknya yang semalam pamit untuk menonton sepak bola. Jika sudah berkeliling rumah sakit belum menemukan, bisa menghubngi krisis center di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, di Jalan Kepanjen atau ke Kantor Arema FC.”
Hilda juga menjelaskan bahwa pihak kelurahan dan kecamatan meminta warganya untuk mendata anggota keluarganya yang belum pulang setelah semalam pamit menonton pertandingan Arema FC dan Persebaya.
“Jadi di Rumah Sakit Wafa Husada sebelumnya ada 101 jenazah, karena secara lokasi, rumah sakit ini tidak terlalu luas.”
Karena masih ada puluhan jenazah yang belum teridentifikasi, dialihkan ke RSU Saiful Anwar Kota Malang.
Inilah daftar nama korban Arema vs Persebaya, kronologi dan penyebab banyaknya yang meninggal dunia di stadion Kanjuruhan Malang.
Terjawab sudah data daftar nama korban Arema vs Persebaya atau daftar korban Arema vs Persebaya
Diwartakan sebelumnya, menurut Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, sebanyak 127 orang dinyatakan meninggal dunia akibat ragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Menurut info, dua di antaranya anggota Polri.
Baca juga: Kabar Malang Terkini Hari Ini, Ini Kronologi Kerusuhan di Kanjuruhan, Kapolda Jatim: 127 orang Tewas
"Yang meninggal di stadion ada 34 sisanya di rumah sakit saat upaya proses penolongan."
"Selain itu, 180 orang masih dalam proses perawatan dilakukan upaya penyembuhan," ungkap Nico di Polres Malang, Minggu (2/3/2022) dini hari.
Terbaru, pihak kepolisian dan pihak terkait merilis daftar nama korban meninggal dunia akibat insiden tersebut.
Berikut identitas para korban.



FIFA Larang Penggunaan Gas Air Mata di Stadion
Terjawab sudah apa yang terjadi jika terkena gas air mata yang ternyata dilarang FIFA untuk digunakan di dalam stadion.
Saat ini, pertanyaan apa yang terjadi jika terkena gas air mata ternyata menjadi sorotan dan ramai dicari di internet.
Masalah gas air mata mengemuka setelah terjadinya kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang yang mengakibatkan 127 orang meninggal dunia dan 180 orang dirawat.
Belakangan terungkap, penggunaan gas air mata di dalam stadion ternyata sudah dilarang FIFA.
Kericuhan terjadi ketika Arema FC kalah dari Persebaya 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada ajang Liga 1 2022/2023.
Akibat kekalahan pada laga yang dimainkan Sabtu (1/1/2022) malam, para suporter turun ke lapangan dan melakukan aksi kerusuhan.
Pihak keamanan yang berusaha mengurai massa yang turun ke lapangan menembakkan gas air mata.
Tapi, akibat gas air mata tersebut suporter yang mengalami sesak napas dan kemudian pingsan.

Gas air mata juga disebut berandil atas banyaknya korban tewas, yang dilaporkan telah mencapai 127 orang, dimana Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menyebut 125 diantaranya suporter Arema FC.
Jika merujuk pada peraturan FIFA, penggunaan gas air mata di stadion ternyata dilarang.
Hal itu mengacu pada pasal 19 b pengaman pinggir lapangan dari regulasi Keamanan dan Keselamatan Stadion, dijelaskan.
“Senjata atau gas pengendali massa tidak boleh dibawa atau digunakan,” bunyi dari pasal di aturan FIFA tersebut seperti dilansir Kompas.com.
Dengan demikian digunakannya gas air mata dalam pertandingan Arema FC melawan Persebaya telah melanggar aturan FIFA.
Banyaknya korban jiwa dan luka-luka, karena para suporter diduga panik dan saling berdesak-desakkan keluar saat gas air mata menyebar ke tribun penonton.
Awalnya, gas air mata diarahkan ke bagian bahwa pagar pembatas untuk menghalau suporter Aremania yang turun ke lapangan.
Tapi kepulan asap gas air mata malah terbawa angn hingga sampai ke atas tribun.
Hal itu menyebabkan Aremania yang bertahan di atas tribun ikut menjadi korban.
Akibat kericuhan yang terjadi pada laga Arema FC melawan Persebaya, kompetsi Liga 1 dihentikan selama sepakan.
Arema FC juga dilarang bermain di kandang hingga musim 2022/2023 berakhir.
Alasan Polisi Gunakan Gas Air Mata
Kapolda Jatim menyampaikan alasan polisi menggunakan gas air mata.
Kata Kapolda, para penonton berusaha turun ke lapangan untuk mencari pemain dan official dan ingin menanyakan kenapa tim kesayangan bisa sampai kalah, sekaligus meluapkan kekecewaan.
Melihat hal tersebut, pihak keamanan melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar massa tidak masuk ke dalam lapangan.

"Dalam prosesnya itu, untuk melakukan upaya pencegahan sampai dilakukan gas air mata, karena sudah anarkis. Sudah mau menyerang petugas, merusak mobil. Akhirnya dengan gas air mata mereka pergi keluar ke satu titik di pintu luar. Pintu 10 atau pintu 12 kalau tidak salah. Kemudian terjadi penumpukan," kata Kapolda.
Dan di dalam proses penumpukan inilah terjadi sesak nafas dan kekurangan oksigen. Tim medis dan tim gabungan lalu berupaya memberikan pertolongan dan evakuasi ke rumah sakit.
:Dalam kejadian tersebut, telah meninggal 127 orang, 2 di antaranya anggota Polri, yang meninggal di stadion ada 34 orang kemudian yang lain meninggal di rumah sakit," kata Kapolda.
Selain itu, ada 13 mobil yang rusak dan 10 di antaranya adalah kendaraan dinas milik Polri, yakni mobil patroli, truk Brimob, mobil Patwal, mobil K9 dan mobil pribadi.
"Kemudian masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan," kata Kapolda.
Selengkapnya bisa dilihat dalam video ini KLIK
Efek Terkena Gas Air Mata
Dikutip dari Kompas Tren, efek dari gas air mata mulai bereaksi ketika terpapar ke kulit, terutama kulit wajah dan mata.
Mereka yang terpapar gas air mata akan merasa nyeri dan pedih.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono mengungkapkan, gas air mata ada beberapa jenis, namun yang sering digunakan yakni Chlorobenzalmalonitrile atau CS.
"Senyawa CS diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/10/2020).
"Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang menyebabkan rasa nyeri," jelas dia.
Ditambahkan oleh Agus, rasa nyeri dapat berlangsung pada jangka waktu sekitar 1 jam jika tidak langsung diatasi, bahkan efek nyeri dapat berlangsung selama 5 jam.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel