Tragedi Arema vs Persebaya
Komnas HAM Bongkar Awal Mula Tragedi Kanjuruhan hingga Penyebab Jatuhnya Banyak Korban Jiwa
Komnas HAM bongkar awal mula tragedi Kanjuruhan hingga penyebab jatuhnya banyak korban jiwa.
TRIBUNKALTIM.CO - Komnas HAM bongkar awal mula tragedi Kanjuruhan hingga penyebab jatuhnya banyak korban jiwa.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM mengungkap temuan awal tragedi Kanjuruhan Malang.
Tim Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM melakukan serangkaian kegiatan dari 2-10 Oktober 2022 atau sehari setelah tragedi yang menewaskan 132 orang itu.
Komnas HAM mengungkap detik-detik terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).
Menurut Komnas HAM, beberapa menit setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya selesai, situasi masih terkendali.
Baca juga: Detik-Detik Kengerian Tragedi Kanjuruhan di Pintu 13 Terekam CCTV, Kuburan Massal
Baca juga: Mata Najwa Akhirnya Klarifikasi Undang Dadang Aremania di Tema Tragedi Kanjuruhan
Saat itu, para pemain Arema FC meminta maaf ke suporter karena kalah di kandang sendiri.
"Sekitar 14 sampai 20 menit pascapeluit panjang tanda pertandingan selesai dibunyikan, kondisi di Stadion Kanjuruhan Malang masih terkendali," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (12/10/2022), Dikutip dari Kompas.com.
Selanjutnya, saat tim Arema FC hendak menuju ruang ganti, sejumlah Aremania turun ke lapangan untuk menghampiri para pemain.
Mereka bermaksud memberikan semangat ke anggota tim. Dari video yang didapatkan Komnas HAM, tampak bahwa para suporter memeluk, bahkan menangis di momen itu.
"Jadi teman-teman Aremania itu datang menghampiri pemain, memeluk pemain, saling menangis," ujar Anam.
"Dipeluk, dikasih semangat 'ayo, salam satu jiwa, jangan menyerah'. Itu terkonfirmasi, kami dapatkan informasinya demikian," tuturnya.
Namun, tiba-tiba, pada pukul 22.08.59 WIB, aparat menembakkan gas air mata. Gas ditembakkan pertama kali ke arah tribune penonton bagian selatan.
Baca juga: Tembak Gas Air Mata Kadaluarsa Penyebab Tragedi Kanjuruhan, Rocky Gerung: Parah!
Akibatnya, penonton panik. Banyak di antara mereka yang melempar sepatu ke arah aparat sebagai bentuk perlawanan.
Saat meninjau langsung Stadion Kanjuruhan, Komnas HAM menemukan banyak sepatu yang tertinggal di stadion. Penonton selanjutnya berhamburan hendak keluar dari stadion.
Akan tetapi, karena saling berdesakan dan pintu yang terbuka berukuran kecil, banyak yang mengalami sesak napas dan mata perih terkena gas air mata hingga akhirnya meninggal dunia.
"Di titik itulah sumbatan orang nggak bisa bergerak karena memang matanya pedas, sesak napas dan sebagainya, akhirnya banyak menimbulkan jatuh korban," terang Anam.
Anam memastikan, seluruh pintu Stadion Kanjuruhan terbuka saat gas air mata ditembakkan, termasuk pintu 13 yang menjadi titik paling banyak ditemukan korban meninggal.
Menurutnya, banyak penonton yang mengaku melihat pintu tertutup lantaran pandangan mereka terhalang oleh penonton lainnya ketika berdesakan hendak keluar dari stadion.
Namun, berdasar keterangan yang didapat dari sejumlah pihak dan berbagai video, Komnas HAM meyakini bahwa pintu 13 terbuka meski hanya sebagian saja.
Baca juga: Terbaru Korban Kanjuruhan Bertambah: Total Meninggal 132 Orang, Polisi Tetapkan 6 Tersangka
Anam menjelaskan, lebar total pintu 2,7 meter dengan empat daun pintu. Sementara, saat kejadian, yang terbuka hanya dua daun pintu dengan lebar 1,5 meter.
"Kami punya satu video yang eksklusif, salah satu video kunci kami yang mengatakan bahwa pintu-pintu ini terbuka, termasuk yang perdebatan di pintu 13 itu. Pintu 13 terbuka tapi kecil," katanya.
Anam menambahkan, pihaknya saat ini terus mendalami pengusutan tragedi ini.
Namun demikian, Komnas HAM meyakini bahwa pemicu utama jatuhnya ratusan korban jiwa adalah karena gas air mata.
"Sampai detik ini mengatakan bahwa pemicu dari jatuhnya banyak korban adalah gas air mata, khususnya gas air mata yang ditembakkan kepada tribune," kata Anam.
Penyebab Jatuhnya Korban Jiwa
Lebih lanjut Choirul Anam menjelaskan awal mula penyebab jatuhnya banyak korban jiwa dalam peristiwa nahas itu.
Dia mengatakan tembakan gas air mata ke arah Tribun Selatan Stadion Kanjuruhan pada pukul 22.08 WIB jadi awal mula penonton berhamburan keluar.
Penembakan gas air mata ke Tribun Selatan itu juga disebut jadi titk krusial yang mengakibatkan banyak korban meninggal dunia.
"Penembakan gas air mata pertama kali ditembakkan ke tribun selatan 22.08 WIB. Dan titik krusial yang mengakibatkan banyak yang meninggal, lalu timbul dinamika sehingga stadion jadi ricuh," ungkap Choirul Anam dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/10/2022).
Baca juga: Kenang Tragedi Kanjuruhan, Satbrimob Polda Kaltim Gandeng Lintas Suporter Gelar Doa Bersama
Menurut dia hal itu bisa dilihat dari video-video kunci dan saksi dan investigasi yang diperoleh Komnas HAM.
"Berdasarkan video kunci dan beberapa keterangan saksi dari yang selamat, ada juga yang pingsan, disandingkan dengan video kami punya," paparnya.
"Sepanjang pengetahuan kami (video) ini belum terpublikasi. Video ini krusial, bisa merekam sejak di tribun, dan dia sendiri bagian dari (Aremania) yang meninggal," sebutnya.
Kronologi Kejadian
Kerusuhan maut terjadi pascalaga Arema FC Vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, dalam lanjutan Liga 1 pada 1 Oktober 2022 lalu.
Kejadian tersebut memakan korban jiwa 132 orang, termasuk dua anggota Polri.
Tragedi ini menjadi viral di media sosial dan disorot sejumlah media asing.
Untuk mengusut kasus ini pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencadi Fakta (TGIPF) yang dipimping langsung Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
TGIPF telah memeriksa sejumlah pihak terkait yang dianggap bertanggungjawab atas Tragedi Kanjuruhan.
Rencananya hasil sementara temuan TGIPF akan dilaporkan ke Presiden Jokowi Jumat lusa.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.