IKN Nusantara
Letak Strategis, IKN Nusantara Lebih Mudah Dijangkau dari Seluruh Pulau di Indonesia
Letak strategis, IKN Nusantara lebih mudah dijangkau dari seluruh pulau di Indonesia
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Sandrio
TRIBUNKALTIM.CO - Kementerian Dalam Negeri atau Kemendagri menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) bersama Masyarakat Adat Dayak Nasional (MADN) 1 Tahun 2020 di Hotel Novotel, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (13/10/2022).
Dilansir dari Kompas.com, dalam acara pembuka, Menteri Dalam Negeri atau Mendagri Muhammad Tito Karnavian mengatakan bahwa pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat adat Dayak di Pulau Kalimantan saja.
Tetapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia.
"Selama ini, fokus pembangunan banyak dilakukan di Pulau Jawa.
Namun, sejak (kepemimpinan) Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ( Jokowi), sudah banyak pembangunan dan investasi yang dilakukan luar Pulau Jawa.
Bahkan, jumlahnya lebih banyak ketimbang di Pulau Jawa,” kata Tito dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (14/10/2022).
Baca juga: Beri Peluang Warga Balikpapan, Kementerian PUPR Buka Pelatihan Pembangunan Konstruksi IKN Nusantara
Baca juga: Kala Perguruan Tinggi Indonesia Berlomba Berkontribusi di Pembangunan IKN Nusantara
Tito menambahkan, hal itu sesuai dengan keinginan Presiden Jokowi agar paradigma negeri ini menjadi Indonesia sentris, tidak Jawa sentris.
Menurutnya, orientasi Indonesia sentris juga merupakan bagian dari perjuangan dalam mewujudkan Indonesia yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Selain itu, Tito menilai bahwa IKN Nusantara akan lebih mudah diakses masyarakat dari berbagai pulau.
Sebab, posisinya berada di tengah-tengah Indonesia.
"Jarak penerbangan (ke IKN baru) akan semakin singkat. (Waktu tempuh) cukup 3,5 jam saja dari (wilayah Indonesia) timur.
Hal ini akan memberikan keuntungan, bukan hanya bagi masyarakat Kalimantan, melainkan juga seluruh masyarakat di Indonesia karena (IKN baru) karena letaknya di tengah-tengah (Indonesia)," jelas Tito.
Lebih lanjut, Tito menjelaskan bahwa keputusan pemindahan IKN ke Kaltim merupakan keputusan strategis.
Tito berpendapat, ketika seseorang berbicara soal pemindahan IKN, keputusan itu telah mempertimbangkan kepentingan seluruh masyarakat Indonesia.
"(Pemindahan IKN) dampaknya bukan hanya dua, 10, atau 20 tahun.
Kita bicara soal Ibu Kota yang dipindahkan ke sini (Kaltim).