Video Viral
IDAI Beber Dugaan Penyebab Gagal Ginjal Akut, Kemungkinan Post Covid atau Obat Sirup
IDAI beber dugaan penyebab gagal ginjal akut, kemungkinan Post Covid atau obat sirup
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur
TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menjelaskan, hingga kini masih belum ada kesimpulan atas terjadinya gangguan atau gagal ginjal akut pada anak.
"Penyebab gangguan ginjal akut progresif pada anak yang kasusnya sudah 192, bukan ada kesimpulan penyebab tunggal.
Ada dugaan post Covid-19, ada juga diobati tak kunjung membaik, dan ada dugaan EG di komponen obat sirup.
Tapi belum ada kesimpulan mengenai penyebab ini," katanya saat melakukan live Instagram IDAI, dilansir dari Kontan.
Piprin menceriterakan ada kasus anak 7 bulan dengan gangguan ginjal akut lalu meninggal dunia. Gejalanya kasus batuk pilek, ketiga kakaknya mengkonsumsi Paracetamol generik dari puskesmas.
Sementara yang meninggal dunia tidak meminnum obat apa-apa, tapi justru meninggal dunia," katanya.
Pelajaran dari kasus Gambia, DEG di komponen pelarut obat batuk sirup menyebabkan kejadian gangguan ginjal akut, setelah disetop penggunaan obat mengandung DEG. kasus turun drastis.
"Di Indonesia belum ada sebab tunggal yang jadi kesimpulan," katanya.
IDAI meminta masyarakat agar lebih rasional menggunakan obat-obatan bagi anak, dan berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan mengenai apa saja obat yang boleh dikonsumsi.
"Jangan membeli obat sembarangan saat terjadi batuk pilek karena banyak mudarat. Kalau ada hasil temuan BPOM baru ikuti imbauan," katanya.
Piprim mengatakan, jika di Indonesia belum diketahui penyebab tunggal yang menyebabkan gangguan ginjal akut pada anak.
Sehingga menurutnya, masyarakat perlu menunggu hasil temuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
IDAI juga meminta kepada masyarakat untuk tidak panik.
""Jadi gausah panik, monggo silahkan aja, karena belum konklusif, menunggu hasil temuan dari BPOM," jelasnya.
Namun IDAI juga menjelaskan cara lain sebelum memberikan parasetamol ketika anak mengalami demam.
"Jadi kalau anak demam sebenarnya sedang ada proses peperangan dalam tubuhnya untuk mengusir virusnya. Mungkin bisa kita upayakan dengan kompres hangat dulu, jangan buru-buru kasih obat, begitu lho," kata Piprim.
Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan, kasus-kasus itu ditemukan di 20 provinsi di Indonesia, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Aceh.
Namun, Piprim mengklarifikasi, banyaknya penderita gangguan ginjal akut misterius ini bukan berarti karena adanya lonjakan kasus.
Melainkan data dari cabang IDAI di beberapa provinsi yang baru diterima belakangan.
"Yang sudah terkumpul di kami adalah 192 kasus, dari 20 provinsi," kata Piprim dalam konferensi pers secara daring, Selasa (18/10/2022).
Piprim menjelaskan, data tersebut merupakan data kumulatif sejak Januari 2022.
Rinciannya, 2 kasus di Januari, 2 kasus di bulan Maret, 6 kasus pada bulan Mei, 3 kasus pada Juni, 9 kasus di bulan Juli, 37 kasus di bulan Agustus, dan 81 kasus di bulan September.
Sementara itu, penderita masih didominasi oleh bayi di bawah usia lima tahun (balita).
"Jadi totalnya 192 (kasus). Tapi ini datanya dari anggota, jadi bukan real time yang bisa kita ikuti secara saksama," ucap dia.
Berdasarkan sebarannya, kasus gangguan ginjal akut (acute kidney injury atau AKI) paling banyak tersebar di DKI Jakarta dengan total mencapai 50 kasus. (*)