Berita Nasional Terkini
Hasil Survei Populi Center, Mantan Gubernur Jakarta Anies Dinilai Didzolimin di Kasus Formula E
Kasus dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E yang melibatkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terus bergulir
TRIBUNKALTIM.CO- Kasus dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E yang melibatkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terus bergulir.
Namun demikian, dari hasil survei Populi Center ternyata 44 persen publik tak percaya keterlibatkan Anies Baswedan.
Bahkan Anies dinilai dizalimi dengan isu tersebut.
Direktur Eksekutif Populi Center, Afrimadona di diskusi Total Politik bertajuk '5 Tahun Anies Sudah Sampai Mana?', Minggu (23/10/2022), menyatakan survei ini survei terbaru, bahkan setelah Anies dipanggil KPK.
"Jadi secara umum perspektif publik melihat tidak ada unsur korupsi," kata Afrimadona.
Baca juga: Jawaban Anies Baswedan soal Isu Ditarget Jadi Tersangka Kasus Formula E oleh Ketua KPK
Baca juga: Mantan Anak Buah Anies Baswedan Tantang KPK Buka Hasil Espose Kasus Formula E
Baca juga: KPK Mulai Koordinasi BPK untuk Hitung Kerugian Negara di Kasus Formula E
"Saat ditanya apakah percaya atau tidak percaya Gubernur Anies terlibat korupsi di Formula E, maka yang tidak percaya ada 44,2 persen. Jadi memang secara umum publik menyatakan bahwa tidak ada korupsi, ini publik Jakarta. Kemudian pak Anies tidak terlibat disana," ujarnya.
Pada survei tersebut juga diketahui 28,7 % responden menyatakan tidak ada korupsi dalam Formula E, dan sekitar 22,8 % yang menyatakan ada unsur korupsi di Formula E.
Afri menyebut kondisi ini bisa menjadi pedang bermata dua. Isu ini bisa menjadi upaya yang dapat menjegal Anies Baswedan ke bursa Capres atau sebaliknya, menarik perhatian publik sehingga menaikan pamor Anies menuju 2024.
Namun menurutnya, secara umum publik bisa saja melihat, selama tidak ada bukti hukum yang menguatkan keterlibatan Anies pada isu tersebut, ini menjadi peluang bagi tim Anies Baswedan untuk menggaet banyak suara.
Bagi oposisi ini bisa menjadi upaya untuk menjegal Anies untuk mencapai Pemilu 2024, jika dapat mengarahkan isu tersebut hingga dapat mempengaruhi persepsi publik.
"Itu sebenarnya pada akhirnya tim ini memframe, dan bagaimana semua memframe, oponen memframe, tim anies memframe, bagaimana mereka berkompetisi untuk mempengaruhi pikiran publik.
Jika tim Anies kuat untuk mempengaruhi publik kalau Anies dizalimi dan sebagainya, bisa ini jadi akan menggaet suara, tapi sebaliknya.
Jika tim oponen yang bisa meyakini publik, maka bisa jadi ini akan berbeda.
Jadi secara umum kemampuan untuk mendominasi narasi di kepala publik itu yang pada akhirnya menentukan," ujarnya.
Baca juga: Jawab Isu Formula E Jakarta Diambil Alih Singapura, Anies Baswedan Beri Penjelasan
Afri mengatakan publik kemungkinan akan lebih banyak menaruh simpati kepada Anies Baswedan, selama tidak ada bukti yang legal bahwa Anies terlibat korupsi Formula E. (*)