Berita Balikpapan Terkini
Hatenemy, Grup Musik Trash Metal yang Solid di Balikpapan
Peralihan nama tersebut bisa dibilang cukup unik. Menggabungkan dua kata antara "Hate" dan 'Enemy"
Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Grup Musik Hatenemy lahir tahun 2011, setelah sebelumnya bernama Sangkakala Bising di tahun 2011, Sabtu (29/10/2022).
Peralihan nama tersebut bisa dibilang cukup unik. Menggabungkan dua kata antara "Hate" dan 'Enemy".
Bagi mereka, Hatenemy adalah simbol penolakan atas permusuhan. Sehingga grup musik tersebut mengaku sebagai band yang punya solidaritas pertemanan cukup erat.
Grup band bergenre Thrash Metal dengan sentuhan punk dan death metal ini punya personil yang sefrekuensi.
Baca juga: Ajang Musik Kukar Land Festival 2022 Digelar di Tenggarong, Hadirkan Slank, Jamrud dan Shaggy Dog
Diantaranya Adon (gitar dan vocal), Nopri (gitar), Chris (Bass), dan Jimmy (drum). Mereka berkiblat pada sederet musisi ternama seperti Metalica, Slayer, Exodus dan lain-lain untuk berkarya.
Meski begitu, sebelumnya Grup Musik Balikpapan tersebut telah beberapa kali mengalami pergantian personil. Namun tak menghentikan mereka untuk terus mewarnai blantika musik Balikpapan, bahkan tanah air.
Mereka telah memiliki beberapa album, single, dan EP yang tersebar di platform digital, bahkan rilisan fisik seperti Kaset.
EP mereka telah rilis di tahun 2014 berjudul She Went Hell, dengan 4 track. Yaitu "Agresi Kapitalis", "Borneo", "Why" dan "See You In Hell".
Baca juga: FOTO-FOTO Duet Bunga Citra Lestari dan Ariel NOAH, Malam Minggu di Stadion Batakan Balikpapan
Uniknya lagu berjudul "Borneo" punya unsur etnis Kalimantan Timur. Sang gitaris, Nopri mengaku terinspirasi dari guru BP SMA-nya untuk memasukkan ciri khas Borneo ke dalam karyanya.
"Jadi pas aku SMA, aku pernah main gitar terus diliat sama guru BP-ku. Di tegur, "kamu kalau bisa itu, coba dimasukin ke lagu. Kalau bisa sesuatu kenapa gak ditumpahkan di karya?". Jadi idenya muncul dari situ,"ceritanya.
Selain itu, mereka punya kesan masing-masing selama manggung. Seperti Adon yang tak akan pernah lupa crowd dan animo penonton di Tanjung meski moment itu adalah moment pertama mereka ke daerah tersebut.
Juga Jimmy yang mengaku sangat bangga dengan panggung pertama mereka di Samarinda tahun 2019.
Baca juga: Balikpapan Fest 2022 Dibuka dengan Petikan Alat Musik Sapek, Berharap Dongkrak Ekonomi
Meski hanya tampil di lapangan parkir, namun antusias penonton sangat bagus meski mereka hanya latihan 2 kali.
Atau Nopri dan Chris yang menurut mereka panggung di Bandung adalah penampilan yang mengesankan.
Bagaimana tidak? Mereka bisa join dan berkontribusi di event nasional dengan membawakan 5 lagu origin Hatenemy sendiri.
Kenangan-kenangan itu gak bakal mereka lupain sampai kapanpun. Perjuangan dan wara Wiri mereka di dunia musik.
Baca juga: Aksi Arsila Anak Zaskia Gotik Saat Nonton Konser Dangdut di TV, Bakat Nurun dari Istri Sirajuddin
Hal itu pula yang menjadikan Formasi mereka adalah formasi yang paling solid dari sebelumnya.
"Gak pernah ribut sih kita. Formasi paling solid. Karena memang satu frekuensi. Saling ngerti. Udah kayak keluarga,"ucap Adon. (*)