Wawancara Eksklusif

EKSKLUSIF - PKS Balikpapan Bicara Koalisi Pendukung Anies Baswedan, Sonhaji: Ada Semangat Kemenangan

Kedekatan PKS dan Anies Baswedan sudah terjalin lima tahun lalu, sejak 2018 pada waktu Pilgub DKI Jakarta.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Adhinata Kusuma
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE TRIBUNKALTIM OFFICIAL
Ketua DPD PKS Balikpapan, H Sonhaji dalam bincang di Tribun Kaltim Series 'PKS Merapat ke Anies?’ pada 25 Oktober 2022 lalu. 

Kemudian transportasi, itu contoh yang mudah saja. Beliau membangun JIS, juga pembangunan lainnya. Tidak dipungkiri wajah DKI Jakarta sekarang juga berbeda dengan 5 tahun yang lalu begitu.

PKS tak bisa mengusung calon sendiri di pilpres 2024. Lalu apakah Nasdem dan Demokrat saja yang bergabung di koalisi ini?

Saya melihatnya, di nasional sebenarnya PKS mengusung pilar-pilar kemenangan itu dengan melakukan silaturahmi kebangsaan.

Itu sudah kita komunikasikan di awal 2020 bahkan masih dalam situasi Covid, Gerakan silaturahmi kebangsaan ke semua partai dan ormas yang ada di Indonesia.

Dari Munas, disamping jadi pelayan rakyat, ada dua yang dihasilkan, yakni semangat transformasi dan kolaborasi. Ini kita dalam rangka membangun negara Indoensia ini tidak bisa dengan hanya satu kekuatan saja, makanya perlu kolaborasi.

PKS juga menyadari untuk Pilpres itu syaratnya memenuhi Presidential Threshold 20 % . Kita juga selaku partai politik sudah berusaha mengajukan yudisial review, kemarin kita ajukan ideal antara 7 sampai 15 % , tapi keputusannya masih belum bisa terealisasi. Jadi secara realistis PKS menyadari tak bisa megusung capres sendiri.

Makanya perlu koalisi, dan koalisi yang hasil dari silaturahmi kebangsaan dengan partai-partai yang lain ya itu mengerucutnya saat ini dengan Nasdem dan Demokrat. Bukan berarti tidak melakukan komunikasi dan silaturahmi ke partai-partai lain.

Komunikasi tetap berjalan, bahkan di nasional kita lihat di berita kemarin ada PKB yang kemudian berharap PKS merapat di koalisi Gerindra dan PKB dan seterusnya. Dalam artian saat ini PKS membangun koalisi dengan Nasdem dan Demokrat.

Sementara Anies Baswedan tidak bergabung dengan 3 partai ini, berarti ada posisi wapres yang diperebutkan. Bagaimana PKS melihat ini?

Ini cukup menarik ya. Sebenarnya berdirinya satu partai politik itu adalah melahirkan kader-kadernya untuk menjadi alternatif pemimpin skala nasional maupun ke daerah, ini fungsi partai politik.

Dalam hal ini kemudian tadi disampaikan sudah terbentuk tim kecil ya, baik dari Nasdem, PKS, dan Demokrat saat ini sedang terus intens dalam melakukan komunikasi dalam hal salah satunya adalah persiapan calon wapresnya.

Tapi tidak hanya itu, peluang koalisi inikan perlu dikokohkan jadi bicaranya tidak hanya wapres saja, tapi kemudian membangun Indonesia seperti apa dengan koalisi ini.

Penting memang wapresnya ini siapa dan harapannya siapapun wapres yang menjadi pasangan Pak Anies itu bisa jadi faktor pendongkrak suara untuk di 2024.

Tidak bisa dipungkiri kekuatan suara terbesar itu ada di pulau Jawa kan. Dari PKS itu sudah mengkerucut 3 nama dari Internal. Ada Pak Ahmad Heriawan (Aher) Gubernur Jawa Barat 2 periode, kemudian Pak Irwan Prayetno mantan Gubernur Sumatera Barat 2 Periode, kemudian ada Pak Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua MPR.

Dari Demokrat kita paham ada pak AHY yang disorongkan, Tapi sesungguhnya apapun hasil keputusan nanti, tapi membangun koalisi ini, efek koalisi ini bisa dirasakan ada semangat kemenangan di 2024. (Tribun Kaltim/Wahyudha Ramadani/Bagian 1)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved