Arisan Online Bodong di Samarinda
Ratusan Korban Arisol Gigit Jari, Psikolog Samarinda Beri Tips Agar Tak Mudah Tertipu Arisan Bodong
Meski kasusnya telah berproses di meja penyidik, namun setiap harinya ada saja belasan orang yang mengaku sebagai korban Arisan Online (Arisol) bodong
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Meski kasusnya telah berproses di meja penyidik, namun setiap harinya ada saja belasan orang yang mengaku sebagai korban Arisan Online (Arisol) bodong yang dijalankan oleh tersangka Julia (24) datang ke Mapolresta Samarinda.
Sampai sekarang juga, banyak pihak yang menyayangkan banyaknya korban dalam kasus Arisol bodong tersebut.
Ayunda Ramadhani, salah seorang dari Psikolog Samarinda mengatakan jika dari awal sudah tahu berujung penipuan, pastinya para korban juga tidak akan mau.
Baca juga: Polisi Temukan Gudang Penimbunan BBM Bersubsidi di Samarinda, Amankan 645 Liter Solar dan 5 Pelaku
Di mana dalam teori konformitas, sekelompok ibu tersebut hanya ingin saling berkumpul kemudian mengajak arisan yang gunanya untuk mempererat silaturahmi.
Namun lanjutnya, yang menjadi masalah ada oknum yang memanfaatkan untuk melakukan penipuan terhadap perkumpulan sekelompok ibu-ibu tersebut yang akhirnya satu ikut, yang lain pun terjerat.
"Karena selain ajang silaturahmi, karakteristik ibu-ibu ini senang bersosialisasi, jadinya sangat mudah tergiur apalagi keuntungannya berlipat ganda dalam waktu singkat.
Baca juga: Polisi Temukan Gudang Penimbunan BBM Bersubsidi di Samarinda, Amankan 645 Liter Solar dan 5 Pelaku
"Jadi budaya kita ikut-ikutan itu kuat banget. Contoh saja, fenomena remaja tawuran, rata-rata ikut-ikutan saja," sambungnya.
Ia juga menerangkan kadang kala motif mengikuti arisan karena alasan ekonomi. Semisal tren arisan menggunakan dress code di tempat-tempat mewah yang tidak disadari meningkatkan strata sosial.
Di mana lanjutnya, banyak member yang ikut nyatanya tidak dapat membayar setoran, namun ingin diakui akhirnya rela berhutang demi dapat diterima kelompoknya.
Baca juga: Antisipasi PPDB 2023/2024, Komisi IV DPRD Samarinda Minta Pemkot Bangun Sekolah di Beberapa Kawasan
"Harusnya tidak memberatkan. Karena tujuan arisan sebenarnya untuk menabung,
Hanya saja dalam kasus ini ada oknum yang memanfaatkan jadinya justru tabungan digunakan dan tertipu," jelas Ayunda, sapaan akrabnya.
Ia juga menyampaikan kiat-kiatnya agar tidak ada lagi kasus penipuan berkedok arisan tersebut.
Baca juga: Hearing dengan Disdikbud Kota, Komisi IV DPRD Samarinda Soroti Gaji Guru Anak Berkebutuhan Khusus
Di mana setiap orang harus menanamkan dan menyadari bahwa tidak ada yang instan di dunia ini.
Juga harus cermat skema apa yang digunakan dan siapa yang menawarkan jika dijanjikan arisan dengan keuntungan berlipat ganda.
"Karena jika ingin mendapatkan penghasilan yang lebih dari kebutuhan harus bekerja dan semua perlu proses," pungkasnya. (*)