Berita Internasional Terkini
Terungkap 2 Alasan Utama Presiden Rusia, Vladimir Putin Tak Hadiri KTT G20, Inilah Alasannya
Terungkap dua alasan utama Presiden Rusia, Vladimir Putin, tak hadiri KTT G20, simak alasannya.
TRIBUNKALTIM.CO - Terungkap dua alasan utama Presiden Rusia, Vladimir Putin, tak hadiri KTT G20, simak alasannya.
Pada 15-16 November 2022, KTT G20 akan dilaksanakan di Bali namun dalam forum tersebut, Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan ketidakhadirannya sehingga Rusia diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.
Namun di balik ketidakhadiran Vladimir Putin, muncul pertanyaan mengapa Putin tak bisa menghadiri KTT G20 tersebut, cek dua alasan utama Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang tak bisa menghadiri KTT G20.
Pada Minggu (13/11/2022), Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, telah tiba di Bali untuk menghadiri forum KTT G20.
Baca juga: Rusia Absen KTT G20 Bali, Apa Tujuan G20 di Bali? Cek Ulasannya
Sebelumnya, Vladimir Putin telah melaporkan bahwa dirinya tidak bisa menghadiri KTT G20 di Bali dan akan diwakilkan oleh Sergei Lavrov.
Dan apa sebenarnya alasan Putin tak bisa menghadiri KTT G20?
Yuk, intip ulasan soal dua alasan utama Putin tak bisa menghadiri KTT G20.
Sebagaimana dilansir dari theguardian, pada Kamis (10/11/2022), Vladimir Putin melaporkan bahwa dirinya tidak bisa menghadiri KTT G20 di Bali.
Dan ia akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.
Perihal alasan Putin tidak bisa mengahdiri KTT G20, hal itu disampaikan oleh Kepala Protokol Kedutaan Rusia, Yulia Tomskaya.
Baca juga: Apa Mayoritas Agama di Rusia? Terungkap Rusia Miliki Populasi Islam Terbesar di Eropa
"Program Presiden Putin masih dikerjakan tetapi Putin bisa berpartisipasi secara virtual," ungkap Yulia Tomskaya dilansir dari theguardian, Kamis (10/11/2022).
Selanjutnya, para analis memberikan tanggapan soal alasan Putin tak bisa menghadiri KTT G20 di Bali.
Para analis memberikan dua alasan utamanya.
Aalasan pertama yaitu Putin mungkin ingin menghindari pertikaian yang berpotensi meledak dengan para pemimpin barat termasuk Biden, peristiwa yang mungkin tidak dapat disajikan oleh media Rusia untuk keuntungannya.
Baca juga: Rusia Jadi Negara Berpenduduk Muslim Terbesar di Eropa, Terungkap Pemicu Ledakan Populasi Muslim
Sebelumnya, Biden dan Putin hanya bertemu sekali selama kepresidenan Biden, pada pertemuan puncak di Jenewa pada musim panas 2021.
Ketika Rusia kemudian mengancam akan menyerang Ukraina, kedua pria itu berbicara beberapa kali yang terakhir pada Februari, hanya beberapa hari sebelum perang dimulai.
Alasan kedua yaitu kemungkinan besar Putin tidak menyukai prospek dua sekutu utamanya di kawasan itu.
Di mana presiden China, Xi Jinping, dan perdana menteri India, Narendra Modi mendesaknya untuk merundingkan perdamaian yang mungkin tidak menguntungkan bagi mereka.
Baca juga: Orang Rusia Jarang Tersenyum, Apakah Ilegal Senyum di Rusia? Cek Ulasannya
Tidak ada orang yang ingin berpihak pada Amerika Serikat, tetapi Xi Jinping telah mengiriminya peringatan agar tidak mengancam perang nuklir.
Sementara itu, Biden telah mengatakan dia akan mencoba menggunakan KTT untuk membahas garis merah dengan China, merujuk pada permintaan Amerika agar Xi membatalkan rencana apa pun untuk menyerang Taiwan.
Di pihak lain, Ukraina, Zelenskyy kemungkinan akan menggunakan pidato di KTT tersebut untuk menyoroti cara Rusia menyandera puluhan ribu warga Ukraina dengan mengangkut mereka ke Rusia.
Dan perihal absennya Putin tidak mengurangi kemungkinan pertarungan yang spektakuler.