Google Doodle

Sejarah dan Asal Mula Angklung yang Jadi Google Doodle Hari Ini, Bakal Menggema di Piala Dunia 2022

Angklung berasal dari provinsi? Simak sejarah dan asal mula angklung yang jadi Google Doodle hari ini. Angklung bakal menggema di Piala Dunia 2022

Editor: Amalia Husnul A
Google
Google tampilkan ilustrasi angklung hari ini, Rabu 16 November 2022. Angklung berasal dari provinsi? Simak sejarah dan asal mula angklung yang jadi Google Doodle hari ini. Angklung bakal menggema di Piala Dunia 2022 

Sejarah angklung

Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, Angklung adalah salah satu alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu.

Alat musik tradisional ini dikenal sebagai alat musik yang berasal dari tanah Sunda yaitu Jawa Barat.

Berbeda dengan alat musik tradisional lainnya yang cara memainkannya dipukul atau ditiup.

Cara memainkan angklung terbilang sangat unik, karena dilakukan dengan cara digetarkan atau digoyangkan.

Baca juga: Seni Angklung di Puncak Gunung Boga Paser, Foribasipa Menjaring Minat Bakat Anak Siswa

Alat musik tradisional angklung ini terdiri dari dua, tiga, atau empat bambu yang memiliki susunan dua, tiga, dan empat nada.

Adapun alat musik bernada ganda ini sudah dikenal di Indonesia sejak ratusan tahun lalu.

Kala itu, bunyi angklung digunakan sebagai pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci, yang merupakan lambang dari Dewi Sri atau biasa disebut dewi kesuburan atau dewi padi.

Selain untuk pemujaan, kisah yang tercatat dalam Kidung Sunda mengatakan bahwa alat musik ini juga dimainkan untuk memacu semangat para prajurit saat berperang.

Seiring perkembangan zaman, angklung masih digunakan sebagai alat musik untuk berbagai pertunjukan.

Setelah Proklamasi, pertunjukan angklung ini dilakukan oleh tokoh angklung nasional, yaitu Daeng Soetigna dalam Perundingan Linggarjati 1946.

Daeng Soetigna juga dikenal dengan julukan Bapak Angklung Indonesia.

Sebab, ia berhasil menciptakan angklung dengan tangga nada diatonik, sehingga alat musik tersebut dapat dimainkan secara harmonis bersamaan dengan alat musik lainnya.

Usaha dalam melestarikan angklung sebagai alat musik tradisional ini dilanjutkan oleh sang murid, yaitu Udjo Ngalagena.

Seiring dengan kepopulerannya di mancanegara, maka akhirnya di tahun 2010, UNESCO menetapkan bahwa angklung sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan.

Baca juga: Google Doodle Hari Ini 10 November, Ismail Marzuki, Maestro Musik Indonesia yang tak Terlupakan

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved