Berita Kukar Terkini
Diguyur Anggaran Rp29 Miliar, Kukar Berhasil Turunkan Stunting
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mengalokasi anggaran Rp 29 miliar untuk mengatasi masalah stunting
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,TENGGARONG- Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mengalokasi anggaran Rp 29 miliar untuk mengatasi masalah stunting.
Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara, Sunggono mengatakan, penanganan stunting atau masalah kekurangan gizi terhadap anak-anak di Kukar telah berjalan maksimal.
“Kami mengevaluasi penanganan stunting sejak tiga tahun lalu dan mempersiapkan langkah ke depannya hingga 2023,” ujarnya, Minggu (20/11/2022).
Berdasarkan catatan pemerintah daerah, sebut Sunggono, kasus stunting pada tahun 2022 di Kutai Kartanegara turun 14 persen.
Tahun depan angkanya diharapkan turun lagi 1,09 persen. Pemkab menargetkan, Kukar bebas stunting pada 2024 mendatang.
Baca juga: Data Stunting Belum Pasti, DPRD Samarinda: Minimal 80 Persen Balita Tercatat di Posyandu
Baca juga: Memasyarakatkan Makan Ikan Diharapkan jadi Senjata Melawan Stunting di Samarinda
Atas dasar itu, Sunggono mengklaim Kukar berhasil mengatasi masah stunting. Hal ini berkat kerja keras lintas sektor.
Mulai dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dinas Kesehatan, hingga Dinas Pertanian Kukar.
“Melalui kolaborasi seluruh pihak, hasil penanganan stunting positif. Terjadi penurunan yang signifikan terhadap angka stunting di Kukar,” imbuhnya.
Sunggono menjelaskan, ada 8 poin upaya penurunan angka stunting. Di mana rembuk stunting merupakan poin kelima yang berjalan saat ini.
“Seperti yang sudah saya sampaikan, seperti apa evaluasi terhadap capaian kita selama penanganan stunting 3 tahun yang lalu, sampai target kita ke depan," jelas Sunggono.
"Termasuk sudah kita tetapkan untuk lokus (tempat ditemukannya kasus) stunting,” sambungnya.
Baca juga: Pemkab Mahulu Berdayakan Kampung KB untuk Tekan Stunting
Sebagaimana diketahui, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.
Imbasnya mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. (*)