Ibu Kota Negara

Strategi Mitigasi Bencana di IKN Nusantara dari Kementerian PUPR, Ada 3 Aspek yang Jadi Perhatian

Berikut ini strategi mitigasi bencana di IKN Nusantara dari Kementerian PUPR. Ada 3 aspek yang jadi perhatian dalam pembangunan infrastruktur

Editor: Amalia Husnul A
Dok Kementerian PUPR
Ilustrasi kawasan IKN Nusantara. Berikut ini strategi mitigasi bencana di IKN Nusantara dari Kementerian PUPR. Ada 3 aspek yang jadi perhatian dalam pembangunan infrastruktur di IKN Nusantara Kaltim. 

TRIBUNKALTIM.CO - Berikut ini strategi mitigasi bencana di IKN Nusantara Kaltim yang disiapkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kementerian PUPR memperhatikan 3 aspek dalam pembangunan infrastruktur IKN Nusantara Kaltim sebagai strategi mitigasi bencana.

Upaya untuk mitigasi bencana kawasan IKN Nusantara ini telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Ibu Kota Nusantara Tahun 2022-2042.

Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, sebagai upaya mitigasi struktural, Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan infrastruktur kawasan IKN dengan memperhatikan tiga aspek, yakni menjamin kualitas, menjaga kelestarian lingkungan, dan memperhatikan estetika.

Penjelasan dari tiga aspek untuk mitigasi bencana di IKN Nusantara adalah: 

- Pertama menjamin kualitas.

Misalnya dalam membangun jalan tol menuju Kawasan IKN harus lebih baik dari jalan tol di tempat lain.

"Kami juga meminta dukungan dari JICA Jepang (Japan International Cooperation Agency) untuk ikut mensupervisi pekerjaan ini.

Baca juga: Dibandingkan IKN, Investasi Transisi Energi Lebih Menarik, Ekonom Singgung Faktor Resesi Global

Jadi enggak main-main untuk kualitas," kata Basuki Hadimuljono dalam diskusi virtual, Sabtu (19/11/2022) seperti dikutip Tribunkaltim.co dari kompas.com. 

- Kedua, dalam menjaga kelestarian lingkungan, Kementerian PUPR melakukan mitigasi potensi bencana longsor.

Antara lain dengan mempertahankan ruang hijau lebih dari 75 persen dari 6.600 hektar luas area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

Lalu, memasang Sensor Monitoring Pergerakan Tanah, membangun dengan mengikuti topografi dan kontur berondulasi dengan memanfaatkan cekungan untuk embung.

Serta merancang jalan dengan kemiringan kurang dari 10 % .

Selanjutnya juga dilakukan mitigasi potensi bencana banjir dan Smart Water Management, yakni dengan menampung air hujan dalam tanki bawah tanah, yang diolah dan dimanfaatkan untuk penyiraman taman, pengurasan saluran dan pembersihan jalan.

"Semua kembali ke lingkungan, agar tidak semua dibetonisasi, itu idenya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved