Berita Samarinda Terkini

WhatsApp Guru dan Orangtua Soal Anak Didik Tetap Harus Santun

“Bu, anak saya botol minumnya ketinggalan di sekolah. Warna Ungu. Minta tolong dicarikan ya, Bu. Kalau ada minta tolong disimpankan dulu.

Penulis: Nevrianto | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Guru SDIT Madina Samarinda, Nuuri Hanifah.TRIBUNKALTIM.CO/HO 

Disinilah tugas orang tua memberi pemahaman kepada anak bahwa botol yang tertinggal, bisa hilang dan anak tidak bisa membawa botol minum ke sekolah.

Anak akan merasa haus di sekolah jika tidak membawa botol minum. Maka anak diberi pengertian untuk menjaga botol minumnya. Besok saat turun ke sekolah, silahkan dicari botol minumnya.

Anak akan belajar bertanggung jawab. Ia akan menelusuri sekolah, bertanya kepada temannya, menelusuri kemana saja si anak kemarin di sekolah. Jika anak kemudian mendapatkan botol minumnya, maka Ia merasa senang.

Dari sini anak telah belajar memahami bahwa Ia tidak boleh lagi meninggalkan botol minumnya di sekolah atau Ia akan sibuk mencari keesokan hari saat di sekolah," jelasnya.

Baca juga: Sambut Hari Guru Nasional di Kutim, Murid SDN 003 Sangatta Utara Gelar Pawai

Tapi jika orang tua yang sibuk menghubungi gurunya melalui chat, kemudian guru sibuk mencarikan botol si anak di sekolah karena tuntutan orang tua, maka anak tidak akan belajar bertanggung jawab.

Bisa dipastikan, anak akan mengulangi sikap tersebut.

Botol minum tersebut akan sering ketinggalan di sekolah atau dimanapun anak pergi membawa botol minumnya.

"Maka kita sebagai orang tua yang ingin anak-anak kita kebutuhan pendidikannya terpenuhi, biarlah Ia belajar bertanggung jawab pada dirinya.

Biarkan Ia belajar sebab akibat, selama tidak membahayakan dirinya dan orang lain tentunya.

Selanjutnya tujuan adanya forum wali murid/orang tua kelas baik itu di aplikasi Whatsapp, Telegram, dan masih banyak lagi.

Tujuan utama adanya forum berisi orang tua murid ini adalah memudahkan pihak sekolah dan guru dalam berkomunikasi dengan orang tua murid.

Baik itu mengenai kegiatan sekolah, pelajaran, dan perkembangan anak-anak di kelas secara umum.

Tidak layak jika menegur guru atau anak lain di dalam grup kelas. Misal,

“Bu, tadi anak saya pulang ke rumah dalam keadaan tangannya biru. Katanya dipukul si ini di kelas. Anaknya sekarang kesakitan”.

Hal tersebut di sampaikan di dalam grup kelas dan membuat orang tua lainnya menjadi tahu kejadian nama anak yang bersangkutan yang belum dikonfirmasi kebenarannya oleh guru.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved