IKN Nusantara

Cara Canggih IKN Nusantara Antisipasi Bencana, Sensor Hingga Pembangunan Hijau

Cara canggih IKN Nusantara antisipasi bencana, sensor hingga pembangunan hijau

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Robin Ono Saputra

TRIBUNKALTIM.CO - Salah satu pertimbangan pemerintah dalam menetapkan titik pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur yaitu karena lokasinya aman dan minim ancaman bencana.

Namun demikian, bukan berarti seluruh kawasan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara bebas dari bencana.

Melainkan risiko tersebut dapat diminimalisir dengan upaya struktural (pembangunan konstruksi fisik) maupun non-struktural sesuai kerentanan wilayah.

Upaya mitigasi bencana kawasan IKN Nusantara diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Ibu Kota Nusantara Tahun 2022-2042.

Baca juga: Bappenas Beber Nasib Jakarta Usai Digantikan IKN Nusantara Jadi Ibu Kota Indonesia

Dilansir dari Kompas.com, hal itu dijelaskan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam acara Webinar dengan tema “Aspek Penting Mitigasi Bencana Dalam Perencanaan Tata Ruang IKN” yang diselenggarakan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, pada Sabtu (19/11/2022).

Basuki menyampaikan, untuk upaya mitigasi struktural, Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan infrastruktur kawasan IKN dengan memperhatikan tiga aspek.

Yakni menjamin kualitas, menjaga kelestarian lingkungan, dan memperhatikan estetika.

"Pertama menjamin kualitas.

Misalnya dalam membangun jalan tol menuju Kawasan IKN harus lebih baik dari jalan tol di tempat lain.

Kami juga meminta dukungan dari JICA Jepang untuk ikut mensupervisi pekerjaan ini.

Jadi enggak main-main untuk kualitas," terangnya dikutip dari laman Kementerian PUPR.

Baca juga: Perintah Jokowi, Investor Luar Negeri di IKN Nusantara Wajib Berkantor di Indonesia

Kedua, dalam menjaga kelestarian lingkungan, Kementerian PUPR melakukan mitigasi potensi bencana longsor.

Antara lain dengan mempertahankan ruang hijau lebih dari 75 persen dari 6.600 hektar luas area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

Kemudian memasang Sensor Monitoring Pergerakan Tanah, membangun dengan mengikuti topografi dan kontur berondulasi dengan memanfaatkan cekungan untuk embung, serta merancang jalan dengan kemiringan kurang dari 10 persen .

Selanjutnya juga dilakukan mitigasi potensi bencana banjir dan Smart Water Management, dengan menampung air hujan dalam tanki bawah tanah, yang diolah dan dimanfaatkan untuk penyiraman taman, pengurasan saluran dan pembersihan jalan.

"Semua kembali ke lingkungan, agar tidak semua dibetonisasi, itu idenya. Oleh karenanya, didesain betul sejak awal untuk melestarikan lingkungan," ujarnya.

Ketiga, untuk menjamin estetika lingkungan, pembangunan infrastruktur IKN dilakukan dengan seminimal mungkin menebang pohon.

Sebaliknya menanam pohon dengan kanopi lebar/luas, menata lansekap dan taman. Hal ini merupakan upaya mewujudkan IKN sebagai kota dalam hutan (smart forest city).

"Kami menekankan betul kepada penyedia jasa, konsultan manajemen maupun konsultan supervisnya untuk memperhatikan kualitas, melestarikan lingkungan dan meningkatkan estetika.

Memang tidak gampang untuk mengubah itu. Jadi jangan dibiarkan operator alat berat berjalan sendiri, semua harus dipandu," bebernya.

Selanjutnya terkait mitigasi non-struktural, langkah-langkah yang telah dilakukan antara lain perencanaan dan desain pembangunan IKN dengan mengacu pada Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) infrastruktur tahan gempa, pengurangan emisi karbon, dan menjaga iklim mikro kawasan dengan menerapkan prinsip-prinsip bangunan gedung hijau.

"Saya ingin menyampaikan bahwa kita semua turut bertanggung jawab atas kualitas, kondisi lingkungan dan estetika di IKN," katanya.

"Oleh karena itu, saya mengajak para insinyur ITS untuk berperan aktif, baik sebagai perencana, pelaksana konstruksi maupun pengawas pekerjaan konstruksi secara profesional dengan menerapkan berbagai inovasi dan menjadi bagian dari sejarah pembangunan IKN," pungkas Basuki. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved