Berita Nasional Terkini

Laksamana Yudo Margono akan Jabat Panglima TNI Hanya dalam Waktu Singkat, Komisi I DPR RI Buka Suara

Jika terpilih menjadi Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono akan menjabat jabatan tersebut dalam waktu yang cukup singkat.

Dokumentasi Dinas Penerangan Angkatan Laut
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono. Jika terpilih menjadi Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono akan menjabat jabatan tersebut dalam waktu yang cukup singkat. 

TRIBUNKALTIM.CO - Jika terpilih menjadi Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono akan menjabat jabatan tersebut dalam waktu yang cukup singkat.

Tak sampai setahun, Yudo Margono akan memasuki masa pensiun.

Saat ini, KSAL Yudo Margono sudah berusia 57 tahun. Genap 58 tahun pada 26 November 2023 mendatang.

Anggota Komisi I DPR RI, Hillary Brigitta Lasut, menilai tak masalah jika Calon Panglima TNI Laksamana Yudo Margono hanya akan menjabat dalan waktu singkat, seperti halnya Jenderal Andika Perkasa.

Baca juga: Terbaru! Terjawab Sudah Kenapa Andika Perkasa Diganti Sebenarnya, Ini Sosok Calon Panglima TNI Baru

Berdasarkan Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, disebutkan bahwa usia anggota TNI untuk pensiun paling tinggi adalah 58 tahun bagi perwira.

"Enggak masalah sebenarnya karena masih ada selang waktu sedikit, karena begini yang namanya prajurit TNI itu mereka tidak mendapatkan gaji yang tinggi, kebahagiaan dan kebanggaan mereka itu bukan gaji dan bukan materi, tentunya penghargaan dan pengakuan pelayanannya kepada masyarakat dan negara," kata Hillary saat dihubungi, Rabu (30/11/2022).

Politisi Partai NasDem itu mengatakan dengan dipilihnya Matra Angkatan Laut untuk menjadi Panglima TNI, itu berarti negara memberi pengakuan dan itu penting bagi seorang prajurit.

"Tapi kalau sampai pengakuan saja tidak kita berikan, lalu apa yang bakal kita berikan kepada mereka sebagai ganti pengorbanan selama ini? sehingga kalau menurut saya ya kita harus melihat kembali Indonesia sebagai negara maritim," kata dia

"Kita jangan pernah lupa itu, sehingga Laksamana Yudo tentu pantas dan layak walaupun hanya beberapa bulan tapi beberapa hal bisa terjadi," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengajukan nama KSAL Laksamana Yudo Margono sebagai calon tunggal Panglima TNI untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang segera memasuki masa pensiun.

Baca juga: KSAL Yudo Margono Calon Kuat Panglima TNI, Prabowo Yakin: Beliau Mampu, Semuanya Baik-baik Semua

Hal itu disampaikan Ketua DPR RI Puan Maharani saat menerima surat presiden (surpres) tentang calon Panglima TNI yang diserahkan pemerintah melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.

"Dan pada kesempatan ini saya akan mengumumkan bahwa nama yang diusulkan oleh presiden untuk menggantikan Panglima TNI Andika Perkasa adalah, ini sesuai yang ada di dalam surat, adalah Laksamana TNI Yudo Margono," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/11/2022).

Profil, Harta Kekayaan dan Jejak Karier KSAL Laksamana Yudo Margono, Calon Tunggal Panglima TNI

Berikut ini profil Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono, calon tunggal Panglima TNI yang diusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke DPR RI.

Kepastian nama KSAL Laksamana Yudo Margono sebagai calon tunggal Panglima TNI yang akan menggantikan Jenderal Andika Perkasa ini diketahui setelah diumumkan oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani, Senin (28/11/2022).

Simak juga jejak karier dan harta kekayaan Laksamana Yudo Margono, calon tunggal Panglima TNI yang akan gantikan Jenderal Andika Perkasa. 

Ketua DPR RI, Puan Maharani mengumumkan Laksamana Yudo Margono sebagai calon tunggal Panglima TNI ini dalam jumpa pers di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Senin (28/11/2022). 

"Saya akan mengumumkan bahwa nama yang diusulkan oleh presiden untuk menggantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa adalah Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Laut, yang menjabat KSAL saat ini," ujar Puan dalam jumpa pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (28/11/2022).

Puan Maharani mengatakan, Yudo Margono diterima oleh DPR untuk mengikuti mekanisme pemilihan panglima TNI yang berlaku.

Selanjutnya, Yudo Margono segera menjalani fit and proper test di Komisi I DPR.

Profil dan Jejak Karier Yudo Margono

Besar di kapal perang

Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, selama karier militernya, Yudo Margono dapat dikatakan dibesarkan sebagai prajurit TNI AL di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).

Baca juga: Istana Benarkan KSAL Yudo Margono Dipilih Jokowi jadi Panglima TNI, Tak Ada Nama KSAD Dudung

Hal ini terlihat dari penugasan awalnya selepas lulus dari Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1988, Yudo langsung mendapat kepercayaan dengan mengemban posisi sebagai Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI Wilhelmus Zakaria Johannes-332.

Setelah itu, pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, 26 November 1965 ini ditunjuk menjadi Kepala Departemen Operasi KRI Ki Hajar Dewantara-364 dan Perwira Pelaksana (Palaksa) KRI Fatahillah-361.

Usai menjadi palaksa, perlahan karier militer Yudo beranjak naik dengan dipercaya menjadi Komandan KRI Pandrong-801, Komandan KRI Sutanto-877, dan Komandan KRI Ahmad Yani-351.

Setelah berpetualang bersama kapal perang, Yudo pun mendapat kesempatan untuk memegang tongkat komando di beberapa satuan.

Pada 2004-2008, Yudo mengemban Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Tual dan Komandan Lanal Sorong pada 2008-2010.

Setelahnya, ia kembali ke urusan kapal dengan menjadi Komandan Satuan Kapal Cepat (Satkat) Komando Armada Timur (Koarmatim) yang kini bernama Komando Armada II (Koarmada II) pada 2010-2011 dan Komandan Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim pada 2011-2012.

Yudo Margono kemudian dipercaya menjadi Komandan Komando Latihan (Kolat) Komando Armada Barat (Koarmabar) yang kini bernama Koarmada I pada 2012-2014 dan Perwira Pembantu (Paban) II Operasi Latihan Staf Operasi TNI AL pada 2014-2015.

Selanjutnya, ia ditunjuk menjadi Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan pada 2015-2016, Kepala Staf Komando Armada Republik Indonesia Wilayah Barat (Koarmabar) pada 2016-2017, dan Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) pada 2017-2018.

Karier militer Yudo pun terus meroket dengan menduduki beberapa jabatan strategis di lingkungan TNI AL lainnya, antara lain Panglima Komando Armada I 2018-2019 dan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) pada 2019-2020.

Baca juga: Tinggal Hitungan Hari Jenderal Andika Perkasa Pensiun, KSAL Yudo atau KSAD Dudung Jadi Panglima TNI?

Saat menjabat Pangkogabwilhan I inilah nama Yudo kian akrab di telinga masyarakat dengan keterlibatannya secara langsung memantau kehadiran kapal-kapal nelayan China yang melanggar karena memasuki wilayah Natuna, Kepulauan Riau, pada 2020.

Tak lama setelah permasalahan kapal China di Natuna, Yudo yang kala itu masih menyandang bintang tiga juga terlibat aktif dalam penanganan warga terkait Covid-19, terutama dalam pemulangan warga negeri Indonesia (WNI) yang ada di luar negeri.

Usai menjadi Pangkogabwilhan I, Yudo kemudian dilantik Presiden menjadi KSAL pada 2020 hingga saat ini.

Anak petani

Di balik moncernya karier militer Yudo, ternyata ia lahir dari keluarga petani.

Latar belakang keluarga inilah yang membuatnya memahami arti penting perjuangan dalam hidup.

Perjuangan ini pula ia tunjukkan untuk bisa menggapai impiannya menjadi seorang tentara. Ketika mendaftar menjadi tentara di AAL, Surabaya, Jawa Timur, Yudo muda harus menempuh perjalanan jauh dari Madiun ke Surabaya menggunakan bus.

Bahkan, karena tak punya sanak saudara, ia rela menumpang tidur di masjid untuk merebahkan tubuhnya setelah berjuang mengikuti proses seleksi AAL.

"Kayak saya, rumah Madiun daftarnya pas itu di Surabaya.

Akhirnya saya ngeluarin duit buat naik bus pulang pergi untuk makan," kata Yudo, dikutip dari Tribunnews dalam acara serbuan vaksinasi TNI AL di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (2/11/2021).

"Terus saya waktu itu tidur di masjid karena kan memang enggak ada saudara. Mungkin ya seperti itu," sambungnya.

Baca juga: Terjawab Peluang Yudo Margono jadi Panglima TNI? Pengamat Sorot Kemesraan KSAL Dengan Andika Perkasa

Harta Kekayaan

Calon tunggal panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, diketahui memiliki harta kekayaan sebesar Rp 17.970.088.086 atau Rp 17,9 miliar.

Hal itu tercatat pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diunggah di situs resmi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

LHKPN tersebut dilaporkan pada 22 Maret 2022 dalam kapasitasnya sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).

Dalam laporan, disebutkan Yudo memiliki kekayaan berupa tanah dan bangunan senilai Rp 10.450.959.000 atau Rp 10,4 miliar.

Adapun kekayaan itu meliputi 51 bidang, yang tersebar di sejumlah wilayah.

Rinciannya, 38 bidang di Bogor, 1 bidang di Sidoarjo, 5 bidang tanah di Surabaya, 2 bidang di Bekasi, 2 bidang di Sorong, 1 bidang di Madiun, dan 1 bidang di Tangerang.

Seluruh tanah itu merupakan hasil sendiri.

Kemudian, Yudo Margono juga tercatat memiliki lima buah kendaraan dengan nilai total Rp 1.630.000.000.

Kendaraan tersebut antara lain, terdiri dari mobil mewah Alphard 2.5G AT Tahun 2021 senilai Rp 1 miliar, mobil Fortuner Jeep Tahun 2012 Rp 300 juta, Mobil Pajero Sport Jeep Tahun 2010 Rp 310 juta, dan dua sepeda motor seharga Rp 10 juta.

Dalam LHKPN itu, Yudo juga melaporkan memiliki harta bergerak lain senilai Rp 365.000.000, serta kas dan setara kas Rp 5.524.129.086.

Yudo Margono tidak tercatat memiliki surat berharga dan utang.

Dengan demikian, harta kekayaan Yudo Rp 17.970.088.086. (*)

Berita Nasional Terkini Lainnya

Berita Yudo Margono Lainnya

Berita Panglima TNI Lainnya

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Komisi I DPR Tak Masalah Laksamana Yudo Margono Jabat Panglima TNI Hanya dalam Waktu Singkat

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved