Berita Samarinda Terkini
Disdikbud Samarinda Launching 12 Buku Muatan Lokal Karya Guru TK Hingga SMP di Samarinda
Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda launching 12 buku muatan lokal karya guru di Kota Samarinda Kalimantan Timur
Penulis: Sarikatunnisa | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA- Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda launching 12 buku muatan lokal karya guru di Kota Samarinda Kalimantan Timur.
Seluruh buku muatan lokal mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu, mencoba itu memberikan sebuah pengetahuan terkait dengan kebudayaan lokal kepada para murid.
Kepala Disdikbud Kota Samarinda, Asli Nuryadin menilai selama ini daerah tidak mengambil kesempatan, untuk menjadikan muatan lokal sebagai sarana memperkenalkan budaya kepada peserta didik.
Padahal ia katakan daerah sesungguhnya diberi kewenangan untuk memutuskan mata pelajaran muatan lokal.
Sehingga Disdikbud Samarinda memutuskan untuk bergeser dari gaya klasik dimana dulu muatan lokal umumnya adalah pelajaran bahasa inggris atau bahasa arab.
Baca juga: Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Kutim, Batik jadi Muatan Lokal SDN 001 Sangatta Utara
Baca juga: Disdikbud Paser Bakal Wajibkan Tiap Sekolah Ada Mata Pelajaran Muatan Lokal
"Dari konsep berpikir-pikir kita rombak setahun yg lalu, guru-guru seni buat 12 buku kita bangga sama teman-teman guru pintar-pintar menulis," ujar Asli saat ditemui di ruangannya di Kantor Disdikbud Samarinda, Senin (5/12/2022).
Ia juga mengungkapkan bahwa launching buku ini masih dalam rangkaian Hari Guru Nasional.
Dimana menurutnya dengan menghasilkan sebuah karya 12 buku, Hari Guru Nasional tidak hanya menjadi sebuah seremonial belaka.
Ia juga mengungkapkan harapannya agar budaya lokal semakin kuat dan dikenal dalam rangka menyambut pindahnya Ibu Kota Negara (IKN).
Baca juga: KPHL Bahas Muatan Lokal, Soroti Pendidikan Lingkungan Hidup Jadi Mata Pelajaran di Balikpapan
"Seiring dengan merdeka belajar kearifan lokal, seiring juga dengan kita ditunjuk sebagai IKN kita harus memperkuat budaya lokal," pungkasnya. (*)