Berita Berau Terkini

Kabag Ekonomi Pemkab Berau Akui LPG 3 Kg Sempat Langka Karena Truk Pengangkut Tabung Terlambat

Keberadaan tabung liquefied petroleum gas (LPG) 3 Kg diakui Kabag Ekonomi Setkab Berau, Kamaruddin, sepekan kemarin sempat langka

TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI
Keberadaan tabung liquefied petroleum gas (LPG) 3 Kg diakui Kabag Ekonomi Setkab Berau, Kamaruddin, sepekan kemarin sempat langka.TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI 

TRIBUNKALTIM.CO,TANJUNG REDEB– Keberadaan tabung liquefied petroleum gas (LPG) 3 Kg diakui Kabag Ekonomi Setkab Berau, Kamaruddin, sepekan kemarin sempat langka.

Hal ini disebabkan karena truk pengangkut LPG tersebut, mengalami kendala, sehingga pengantaran tertunda. Namun saat ini sudah normal.

“Memang sempat ada kosong, tapi sekarang tidak ada masalah,” katanya kepada Tribunkaltim.co, Minggu (11/12/2022).

Adapun sesuai data mereka, terdapat sebanyak 1120 tabung untuk wilayah Tanjung Redeb.

Dia menilai, dengan jumlah tersebut, sudah cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Meskipun diakuinya, untuk wilayah lainnya juga mendapat pasokan dengan jumlah yang berbeda.

Baca juga: 2.800 Tabung LPG 3 Kg Didistribusikan ke 3 Kecamatan Terdampak Banjir di Kukar

Baca juga: 65 Tahun Eksistensi Pertamina di Kaltim, Salurkan BBM dan LPG hingga Pelosok Negeri

“Sudah normal, sampai akhir tahun jika tidak ada kendala aman,” bebernya.

Ia mengatakan, pihaknya hingga kini memang masih mendatangkan LPG dari Samarinda dan Sangatta.

Karena kebutuhan LPG di Berau cukup banyak yakni mencapai 6.433 ribu metrik ton, atau setara dengan 2 juta 144 ribu tabung.

“Iya cukup besar,” katanya.

Sedangkan keberadaan jobber di Berau, baru memenuhi sekitar 25 persen kebutuhan LPG saja. Tentu jumlah ini masih sangat kurang.

Jika dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat Berau.

“Nah penyebabnya saya tidak tahu, bisa ditanyakan ke jobbernya,” pungkasnya.

Sementara, menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Berau, Madri Pani menilai bahwa sebenarnya Berau tidak harus kelangkaan LPG mengingat sudah ada jobber pengisian LPG di Kampung Samburakat, Gunung Tabur.

Madri mengatakan, keterlangkangan LPG ini sempat membuat harganya melambung cukup tinggi yakni menyentuh angka Rp 45 ribu. Tentu saja, hal ini memberatkan masyarakat, namun mau tidak mau harus tetap dibeli.

“Itukan kebutuhan, namanya perlu ya teta dibeli,” katanya.

Baca juga: Wali Kota Samarinda Tolak Naikan Harga LPG 3 Kg Meski Makin Langka, Andi Harun: Itu Bukan Alasan

Menurut Madri Pani dengan keberadaan jobber tersebut, seharusnya harga juga lebih murah. Pasalnya, ongkos operasional tentu berkurang, karena jarak tempuh yang dilalui tidak jauh.

Tapi harga eceran tertinggi (HET) saat ini masih belum berubah.

“Ya kasihan masyarakat, prioritaskan lah masyarakat Berau,” tuturnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved