Berita MHU

Lahan Pascatambang Jadi Ladang Gembala, MHU Bangun Mini Ranch Jayatama di Loa Kulu

MHU terus menunjukkan komitmennya pada pemulihan maupun pemanfaatan lahan pascatambang, salah satunya membangun Mini Ranch Jayatama.

Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Diah Anggraeni
HO/PT Multi Harapan Utama
MHU terus menunjukkan komitmennya pada pemulihan maupun pemanfaatan lahan pascatambang, salah satunya dengan membangun Mini Ranch Jayatama di Desa Margahayu dan Desa Jonggon Jaya, Loa Kulu, Kutai Kartanegara. 

TRIBUNKALTIM.CO - PT Multi Harapan Utama (MHU) terus menunjukkan komitmennya pada pemulihan maupun pemanfaatan lahan pascatambang.

Satu bukti nyata bisa dilihat dari hadirnya Mini Ranch Jayatama di Desa Margahayu dan Desa Jonggon Jaya, Loa Kulu, Kutai Kartanegara.

Lahan Mini Ranch Jayatama ini merupakan lokasi bekas penambangan batu bara MHU yang sukses dijadikan pusat peternakan.

Baca juga: Women in Mining, PT MHU Tak Pandang Kesetaraan Gender dalam Penyerapan Tenaga Karyawan

Keberadaan Mini Ranch Jayatama yang dibangun dan dapat menampung hingga lebih seribu ekor sapi ini sangat membantu peternak di sekitar area tambang.

Masyarakat lingkar tambang yang memiliki hewan ternak berupa sapi juga dibina agar ternaknya lebih gemuk dan sehat melalui program Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).

Guna mewujudkan ladang gembala sapi ini, MHU berkolaborasi dengan Bramasta Sakti (Bramasta) yang juga menggandeng Yayasan Life After Mine (YLAM).

Hasilnya, bekas wilayah penambangan yang sudah memasuki fase pascatambang pun disulap menjadi ladang gembala.

Mini Ranch Jayatama dibangun Bramasta di atas lahan pascatambang MHU seluas 200 hektare.

Kapasitasnya mampu menampung lebih dari 1.200 ekor sapi potong.

Baca juga: Tingkatkan Kepedulian Sektor Peternakan, Disnakkeswan Kaltim Kunjungi Mini Ranch MHU di Jonggon

Kompleks peternakan ini dilengkapi berbagai sarana, di antaranya resi kandang, sentra pelatihan, sarana edukasi peternak, hingga laboratorium lapangan.

Program pemanfaatan lahan bekas tambang itu tidak hanya diusung dengan kerja sama multi pihak, namun turut didukung oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Timur.

Kolaborasi para pihak ini juga melakukan pembinaan dan pendampingan dengan melibatkan ahli peternakan.

Harapannya, masyarakat setempat bisa mengikuti pola atau sistem beternak yang baru, sehingga kualitas dan kuantitas sapi meningkat.

Tim akademisi yang terlibat dalam proyek ini, meliputi Universitas Kutai Kartanegara, Universitas Mulawarman, dan Universitas Padjadjaran.

Saat sudah mapan, diharapkan dapat mendukung upaya Provinsi Kalimantan Timur sebagai daerah lumbung sapi nasional.

Baca juga: PT MHU Sumbang 130 Bibit Buah-buahan Unggul di Hari Bhakti RSUD AM Parikesit

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved