Amalan dan Doa
Isra Miraj 1444 H Diperingati Sabtu 18 Februari 2023, Ini Penjelasan Lengkap Sejarah Isra Miraj
Isra Miraj 1444 H Diperingati Sabtu 18 Februari 2023, Ini Penjelasan Lengkap Sejarah Isra Miraj
TRIBUNKALTIM.CO - Isra Miraj 1444 H diperingati Sabtu 18 Februari 2023.
Isra Miraj adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang mengisahkan perjalanan Nabi Muhammad SAW.
Memperingati Isra Miraj 1444 H, tidak ada salahnya mengetahui sejarah Isra Miraj yang dilalui Nabi.
Isra Miraj mengisahkan Nabi Muhammad SAW yang melakukan perjalanan hanya dalam waktu satu malam.
Dari sana Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah Allah SWT untuk melaksanakan Salat lima waktu.
Isra Miraj terdiri dari pengertian dua kata, yakni Isra dan Miraj.
Isra Miraj dalam bahasa Arab الإسراء والمعراج, latin Isra wal Mi’raj.
Isra dan Miraj merupakan peristiwa yang berbeda namun tetap berkaitan.
Baca juga: Bacaan Doa yang Dianjurkan Dibaca pada Malam Isra Miraj 27 Rajab, Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan
Lantas, bagaimana sejarah Isra Miraj itu terjadi?
Isra
Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem.
Untuk menempuh perjalanan Isra, Nabi Muhammad SAW mengendarai Burak.
Burak dalam bahasa Arab البراق, al-burāq, artinya cahaya atau kilat.
Dijelaskan dalam hadis, penggambaran Burak sesosok makhluk tunggangan yang cepat secepat kilat.
Makhluk tersebut tentu saja ciptaan Allah SAWT yang terbuat dari cahaya.
Setelah Nabi Muhammad SAW sampai di Masjidil Aqsa, ia memimpin para nabi lainnya untuk ibadah.
Miraj
Miraj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari bumi menuju langit ke tujuh kemudian ke Sidratul Muntaha.
Dari perjalanannya itu kemudian Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan salat lima waktu.
Nabi Muhamamd SAW naik ke surga bersama Jibril
Dalam pernjalanannya naik ke Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad bertemu dengan para nabi yang berada di masing-masing tujuh tingkat surga.
Di antarnaya, Nabi Adam AS, Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Idris AS, Nabi Harun AS, Nabi Musa AS dan Nabi Ibrahim AS.
Allah SWT mengintruksikan umat Islam melaksanakan ibadah salat tersebut awalnya 50 kali sehari semalam.
Kemudian, Nabi mendapatkan saran dari para Nabi lainnya untuk mempertimbangkan jumlah salat tersebut.
Satu di antaranya yang menyarankan pengurangan itu adalah Nabi Musa AS.
Nabi Musa AS memberikan saran agar Nabi Muhammad meminta keringanan kepada Allah SWT.
Nabi Musa berpendapat umat Islam dipimpin Muhammad tak akan sanggung menjalankan salat 50 kali dalam sehari semalam.
Dari peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW mengalami bimbang dan sedih karena melihat umatnya.
Nabi Muhammad SAW merasa malu untuk meminta keringanan kepada Allah SWT.
Meski begitu, dengan keteguhannya dan kebaikan umatnya, dengan kerendahannya Nabi Muhammad SAW rela kembali memohon kepada Allah SWT.
Sebagaimana hal ini pernah diceritakan Rasulullah SAW dalam riwayat hadis Al Bukhari dari Malik bin Sha’sha’ah radhiallahu’anhu, Rasulullah SAW bersabda,
“ثُمَّ فُرِضَتْ عَلَيَّ الصَّلَوَاتُ خَمْسِينَ صَلاَةً كُلَّ يَوْمٍ، فَرَجَعْتُ فَمَرَرْتُ عَلَى مُوسَى، فَقَالَ: بِمَ أُمِرْتَ؟ قَالَ: أُمِرْتُ بِخَمْسِينَ صَلاَةً كُلَّ يَوْمٍ. قَالَ: إِنَّ أُمَّتَكَ لاَ تَسْتَطِيعُ خَمْسِينَ صَلاَةً كُلَّ يَوْمٍ، وَإِنِّي وَاللَّهِ قَدْ جَرَّبْتُ النَّاسَ قَبْلَكَ، وَعَالَجْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَشَدَّ المُعَالَجَةِ، فَارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ التَّخْفِيفَ لأُمَّتِكَ. فَرَجَعْتُ فَوَضَعَ عَنِّي عَشْرًا، فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى فَقَالَ مِثْلَهُ، فَرَجَعْتُ فَوَضَعَ عَنِّي عَشْرًا، فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى فَقَالَ مِثْلَهُ، فَرَجَعْتُ فَوَضَعَ عَنِّي عَشْرًا، فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى فَقَالَ مِثْلَهُ، فَرَجَعْتُ فَأُمِرْتُ بِعَشْرِ صَلَوَاتٍ كُلَّ يَوْمٍ، فَرَجَعْتُ فَقَالَ مِثْلَهُ، فَرَجَعْتُ فَأُمِرْتُ بِخَمْسِ صَلَوَاتٍ كُلَّ يَوْمٍ، فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: بِمَ أُمِرْتَ؟ قُلْتُ: أُمِرْتُ بِخَمْسِ صَلَوَاتٍ كُلَّ يَوْمٍ. قَالَ: إِنَّ أُمَّتَكَ لاَ تَسْتَطِيعُ خَمْسَ صَلَوَاتٍ كُلَّ يَوْمٍ، وَإِنِّي قَدْ جَرَّبْتُ النَّاسَ قَبْلَكَ وَعَالَجْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَشَدَّ المُعَالَجَةِ، فَارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ التَّخْفِيفَ لأُمَّتِكَ. قَالَ: سَأَلْتُ رَبِّي حَتَّى اسْتَحْيَيْتُ، وَلَكِنِّي أَرْضَى وَأُسَلِّمُ. قَالَ: فَلَمَّا جَاوَزْتُ نَادَى مُنَادٍ: أَمْضَيْتُ فَرِيضَتِي، وَخَفَّفْتُ عَنْ عِبَادِي”.
“Kemudian diwajibkan padaku salat lima puluh kali setiap hari. Aku kembali, dan lewat di hadapan Musa. Musa bertanya, ‘Apa yang telah diperintahkan padamu?’ Kujawab, ‘Aku diperintahkan salat lima puluh kali setiap hari’. Musa berkata, “Sungguh ummatmu tak akan sanggup melaksanakan lima puluh kali salat dalam sehari. Dan aku -demi Allah-, telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelummu, aku telah berusaha keras membenahi Bani Israil dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu’. Aku pun kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh salat. Lalu aku kembali bertemu Musa. Musa bertanya seperti pertanyaan sebelumnya. Lalu aku kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh salat.
Aku kembali bertemu Musa. Ia berkata sebagaimana perkataan sebelumnya. Aku kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh salat. Aku kembali bertemu Musa. Musa berkata sebagaimana yang dikatakan sebelunya. Aku pun kembali, dan aku di perintah dengan sepuluh kali salat setiap hari. Aku kembali dan Musa kembali berkata seperti sebelumnya. Aku pun kembali, dan akhirnya aku diperintahkan dengan lima kali salat dalam sehari.
Aku kembali kepada Musa dan dia berkata, ‘Apa yang diperintahkan kepadamu?’ Kujawab, ‘Aku diperintahkan dengan lima kali salat dalam sehari’. Musa berkata, “Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup melaksanakan lima kali salat dalam sehari. Sungguh aku telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelum kamu. Aku juga telah berusaha keras membenahi Bani Isra’il dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu’. Beliau berkata, ‘Aku telah banyak memohon (keringanan) kepada Rabbku hingga aku malu. Tetapi aku telah ridha dan menerimanya’. Ketika aku telah selesai, terdengar suara orang yang berseru, ‘Sungguh Aku telah memberikan keputusan dan Aku telah mewajibkan. Aku telah ringankan untuk hamba-hamba-Ku’.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah, 3674).
Setelah beberapa kali bulak-balik mendapatkan saran dari Nabi Musa, akhirnya diputuskan umat Islam cukup melaksanakan salat lima waktu sehari semalam.
Allah SWT mengabulkan permintaan keringanan Nabi Muhammad SAW tersebut.
Dijelaskan dalam riwayat , Allah Ta’ala berfirman,
هِيَ خَمْسٌ، وَهِيَ خَمْسُونَ، لاَ يُبَدَّلُ القَوْلُ لَدَيَّ”. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: رَاجِعْ رَبَّكَ. فَقُلْتُ: اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي
“Lima waktu itu setara dengan lima puluh waktu. Tak akan lagi berubah keputusan-Ku.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku kembali bertemu dengan Musa. Ia menyarankan, ‘Kembalilah menemui Rabbmu’. Kujawab, ‘Aku malu pada Rabbku’.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab ash-Shalah 342 dan Muslim dalam Kitab al-Iman 163).
Perintah salat lima waktu inilah kini menjadi rukun Islam yang wajib dilaksanakan umat Islam.
Sebelumnya, perintah salat diwajibkan bagi Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya sejak awal kenabiannya.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surat Al Muzzammil.
Rasulullah dan para pengikutnya yang baru berjumlah sedikit kala itu memiliki kewajiban untuk bangun pada tengah malam untuk menjalankan kewajiban. Menurut Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid, al-Hasan, Qatadah, dan ulama salaf lainnya, kewajiban salat malam dihapuskan setelah ayat ke 20 atau ayat terakhir dari surat al-Muzammil ini diturunkan oleh Allah SWT.
إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِن ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِّنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَن لَّن تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَؤُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ عَلِمَ أَن سَيَكُونُ مِنكُم مَّرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ اللَّهِ
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah…
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Kisah Perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam Satu Malam, Inilah yang Terjadi pada Peristiwa Isra Miraj,
Kapan Puasa Ayyamul Bidh Juli 2025? Simak Jadwalnya, Lengkap Niat dan Tata Cara Melaksanakan |
![]() |
---|
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Juli 2025, Sampai Kapan? Lengkap Bacaan Niat dan Tata Cara Menunaikannya |
![]() |
---|
Kapan Malam 1 Suro 2025? Cek Tanggal Satu Suro Jatuh pada Tanggal Berapa di Bulan Juni Ini |
![]() |
---|
Teks Khutbah Jumat 20 Juni 2025, Ingatkan Soal Janji Umat Manusia pada Allah sebelum Lahir ke Dunia |
![]() |
---|
Bacaan Niat Puasa Arafah sebelum Idul Adha, Hukum Puasa Arafah Jika Masih Punya Utang Puasa Ramadhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.