Berita Nasional Terkini
BJ Habibie Tak Ditampilkan di Lini Masa IPTEK RI, Rocky Gerung: BRIN Sudah Jadi Lembaga Politik
Pengamat politik Rocky Gerung soroti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berupaya menghapus jejak Habibie dalam lini masa IPTEK.
Penulis: Amilia Lusintha | Editor: Amilia Lusintha
TRIBUNKALTIM.CO - Pengamat politik Rocky Gerung soroti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berupaya menghapus jejak Habibie dalam lini masa IPTEK.
Dalam tayangan Rocky Gerung, disebutkan tidak ditampilkannya nama BJ Habibie pada lini masa IPTEK RI.
Padahal, Mantan Presiden ke-3 Indonesia yakni BJ Habibie dianggap sebagai tokoh paling berpengaruh dalam memajukan teknologi di Tanah Air.
Mengomentari itu, Rocky Gerung mengatakan, "Orang tahu bahwa sejarah teknologi Indonesia bahkan di luar negeri, orang hanya tau BJ Habibie".
"Meskipun kita tahu pak Habibie datang dari kapasitas pengetahuan dari negeri barat," lanjut Rocky Gerung.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyampaikan populernya BJ Habibie juga tak luput dari segi penerbangan.
Untuk diketahui, BJ Habibie merupakan sosok utama di balik pembuatan pesawat terbang N250 Gatot Kaca.
Terkait pesawat terbang, Rocky Gerung menyebutkan pada saat itu BJ Habibie dihajar oleh persoalan ekonomi, dianggap sebagai pemborosan keuangan negara.
Rocky Gerung mengatakan duel antara perguruan ITB dan UI yang selalu ingin efisiensi, "Kalau bisa beli ngapain harus di produksi sendiri".
Baca juga: Baliho Erick Thohir di Harlah 1 Abad NU, Rocky Gerung: NU Tidak di Desain untuk Persaingan Politik
"Bagi Habibie, bukan itu yang dia lihat, beliau ingin Indonesia punya basis tradisi riset," kata Rocky Gerung.
Lebih lanjut, Rocky Gerung mengatakan hal yang paling penting yakni tradisi riset, bukan produksinya.
Atas dasar itu, Rocky Gerung memperjelas bahwa riset teknologi di Indonesia dimulai dari BJ Habibie.
Mengomentari atas tindakan BRIN yang tak menampilkan sejarah BJ Habibie, Rocky Gerung memberikan komentarnya.
"Kalau BRIN berupaya menghapus jejak Habibie, artinya dia menghapus jejak tradisi riset," komentar Rocky Gerung.
Rocky Gerung sebut jika menghapus jejak BJ Habibie, justru mengingatkan publik bahwa adanya dendam.
"Ada semacam rasa iri politik terhadap orde baru misalnya," kata Rocky Gerung.
Baca juga: Daftar Tokoh yang Dukung Anies Baswedan: Mantan Menteri, Eks Pimpinan KPK hingga Rocky Gerung
Selanjutnya, Rocky Gerung mengatakan bahwa tradisi riset di Indonesia berhenti karena aspek politik yang tinggi sekali.
"Buat saya, riset harus betul-betul tidak dikaitkan 1 senti pun dengan politik," ujar Rocky Gerung.
Karena menurut Rocky Gerung hal ini tidak ada hubungannya dengan elektabilitas.
Sementara itu, Rocky Gerung menyoroti adanya video viral tahun lalu dari Kepala BRIN, Tri Handoko.
Waktu itu, Tri Handoko sempat meminta peneliti untuk lebih realistis dan tak mengulangi praktek era BJ Habibie.
"Kita harus realistis lah, jangan diulangi lagi praktek kita yang sudah sejak zaman, mohon maaf nih ya, eyang kita ya, eyang Habibie," ujar Tri Handoko, dalam kutipan video yang beredar.
Dikaitkan Rocky Gerung dengan persoalan lini masa IPTEK yang tak memunculkan sosok BJ Habibie.
"Perubahan paradigma Habibie diganti dengan paradigma Jokowi, bukan itu maksudnya,"
"Itu kan paradigma politik, paradigma kebijakan" kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengatakan istilah-istilah yang digunakan oleh BRIN kacau.
"BRIN bilang mau merubah paradigma, apa yang mau dirubah?"
"Sistem berfikirnya? cara memandang alam semesta?" tanya Rocky Gerung.
Lebih lanjut, Rocky Gerung mengatakan hal ini telah menjadi tradisi di dalam filsafat ilmu pengetahuan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.