Berita Nasional Terkini

Twibbon Hari Pers Nasional 2023, Lengkap dengan Sejarah, Tema dan Logo HPN

9 Februari tak hanya menjadi tanggal peringatan Hari Pers Nasional (HPN), namun juga sebagai Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

hpn.sumutprov.go.id
HPN 2023. Peringatan Hari Pers Nasional 2023 akan digelar di Medan, Sumatra Utara. 

Surat kabar buatan Tirto menjadi surat kabar pertama yang dibiayai, dikelola, disunting, dan diterbitkan oleh pribumi.

Tidak berhenti di Soenda Berita, Tirto kembali mendirikan koran mingguan yang diberi nama Medan Prijaji pada 1909.

Surat kabar ini merupakan yang pertama diterbitkan menggunakan bahasa Melayu atau Indonesia dan seluruh pekerja di dalamnya merupakan orang-orang pribumi.

Tak hanya Medan Prijaji, pada 1909 Tirto juga mendirikan perusahaan penerbitan pertama di Indonesia yang diberi nama N.V Javaansche Boekhandelen Drukkerij “Medan Priyayi”.

Baca juga: Astra Motor Kaltim 1 Berikan Apresiasi untuk Insan Pers di Hari Pers Nasional 2021

Ini dilakukannya bersama dengan Haji Mohammad Arsjad dan Pangeran Oesman.

Selain Soenda Berita dan Medan Prijaji, Tirto juga berperan aktif di berbagai media lain, baik menjadi penulis maupun pemimpin.

Misalnya di Pembrita Betawi, Soeloeh Keadilan, Poetri Hindia, Sarotomo, Soeara B.O.W, Soeara Spoor dan Tram, dan Soeraaurna.

Menurut Tirto, pers memiliki tugas yang mulia.

Pers harus memajukan dan memahami hak-hak juga martabat rakyat.

Ia juga menganggap pers bisa menjadi sarana menyadarkan masyarakat dalam menjawab beragam persoalan yang muncul di masyarakat.

Namun sayangnya Medan Prijaji yang berkantor di Bandung ini tak bertahan lama.

Baca juga: Pesan Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah di Hari Pers Nasional, Ajak Wartawan dan Pemerintah Sinergi

Pada 1912 mingguan ini berhenti diterbitkan.

Tirto merupakan orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum.

Dia berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu.

Kritik atau kecaman kepada pemerintah kolonial Belana itu ia kemas dalam bentuk cerita pendek.

Tak hanya menjadi jurnalis, Tirto juga merupakan seorang perumus gagasan dan pengarang karya-karya nonfiksi.

Atas hasil karya dan perjuangannya dalam dunia jurnalistik Indonesia, ia pun kemudian ditetapkan sebagai Bapak Pers Nasional oleh Dewan Pers RI pada tahun 1973.

Tak hanya sebagai Bapak Pers Nasional, Tirto juga dikenal sebagai Tokoh Kebangkitan Nasional Indonesia, dan perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia.

Kisah perjuangan dan kehidupan Tirto diangkat oleh Pramoedya Ananta Toer dalam Tetralogi Buru dan Sang Pemula.

Pramoedya membentuk tokoh rekaan historis dalam novel tetraloginya yang diberi nama Minke.

Minke banyak diartikan sebagai perwujudan R.M. Tirto Adhi Soerjo, bapak kewartawanan berbahasa Melayu di Jawa dan perintis pergerakan.

Namun, ada juga watak dari Minke yang tidak identik dengan Tirto, karena memang Pramoedya tidak menciptakan Minke untuk merepresentasikan Tirto.

Pramoedya pernah mengatakan Tirto bukan dimaksudkan ditampilkan sebagai pahlawan, tapi sebagai individu yang telah berhasil melepaskan diri dari kebersamaan tradisional yang berabad lamanya jadi penghambat progres.

Inilah nilai kultural yang telah dicapai oleh RM. Tirto dan dianggap sebagai poin penting bagi Pramoedya. (*)

Berita Nasional Terkini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved