Ibu Kota Negara
Ikatan Arsitek Indonesia Kaltim Dorong Pembangunan sekitar Beranda IKN Nusantara
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalimantan Timur mendorong para anggotanya agar mulai berfokus pada pembangunan sekitar beranda IKN Nusantara.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalimantan Timur mendorong para anggotanya agar mulai berfokus pada pembangunan sekitar beranda Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.
Maksudnya, beranda IKN Nusantara yakni sekitar kawasan tersebut dan beberapa Kota serta wilayah sekitarnya.
Ketua IAI Kaltim, Wahyullah Bandung mengungkapkan para arsitek tentu melihat sejumlah potensi tak hanya didalam IKN Nusantara saja.
"Kalau arsitek Kaltim memang berfokus ke beranda IKN Nusantara, melihat potensi adanya gelontoran dana dari pusat ke Kaltim kan," sebutnya, Minggu (12/2/2023).
Baca juga: Perekonomian Kaltim Tumbuh Didorong Berlanjutnya Pembangunan IKN Nusantara
Secara organisasi pihaknya tentu mematuhi kode etik agar tidak menerima sesuatu dari proyek.
Meski di lapangan, secara segi personil, banyak anggota IAI terlibat langsung dalam pembangunan Ibu Kota baru ini.
Seperti menjadi tim leader, bukan tim ahli pada IKN Nusantara.
"Ada dari IAI, project managernya misalnya, ada dari IAI pusat maupun Kaltim," terangnya.
Baca juga: Bupati Hamdam Sebut RPD Bisa Sejalan Misi PPU Jadi Serambi IKN Nusantara
Sementara ini, gelombang pertama desain besar yang dipergunakan masih menggunakan hasil sayembara.
Keterlibatan IAI Kaltim maupun pusat diakui belum langsung terlibat, apalagi mendesain beberapa kantor, gedung atau fasilitas di IKN Nusantara.
Meski terbilang kecil, peran IAI Kaltim maupun pusat juga tetap ada di IKN, setiap project dikatakannya ada personel IAI dari berbagai daerah.
"Kalau di film kami, ibaratnya belum aktor utama, rakerprov kemarin juga menjadi langkah awal kami untuk menuju kesana," ujar Wahyullah.
"Teman-teman yang tergabung di IAI, yang di IKN menjadi tim leader perencanaan, ada beberapa kegiatan yang memang membutuhkan kompetensi ahli bersertifikat utama dan itu bisa dihitung jari, KPI yang dibutuhkan tinggi sekali," sambungnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.