IKN Nusantara

Tak Hanya Jaring Investasi Kakap, IKN Nusantara Juga Akomodir Investor Pecel Lele

Tak hanya jaring investasi kakap, IKN Nusantara juga akomodir investor pecel lele

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Faizal Amir

TRIBUNKALTIM.CO - Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susanto menekankan bahwa pihaknya tidak hanya memburu investor kelas kakap.

Diketahui, selain gencar membangun infrastruktur dasar, Pemerintah juga getol menjaring investor untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Kalimantan Timur.

Investor kecil pun juga disasar.

Karena IKN kata dia, tidak hanya milik investor dengan pendanaan yang besar namun merata.

"Masalah Softbank dan sebagainya kita tahu bahwa bagi kami di sini yang sustainable itu bukan yang investor yang besar saja.

Kami inginkan bahwa IKN ini menjadi punya semua orang.

Kalau ada 1.000 investor nanti misalnya, ada investor untuk pecel lele, investor untuk coffee shop yang ala Indonesia, investor untuk misalnya rumah makan segala macam gitu ya, saya kira justru itu yang akan menjaga kelangsungan dari IKN ke depan," ucapnya, dilansir dari Kompas.com.

Intinya kata dia, pemerintah berupaya mencari investor yang pasti dan mau mendanai dari segi sarana maupun prasarana.

Sehingga dengan begitu, pembangunan IKN bisa cepat rampung pada 2024 untuk tahap pertama.

"Jadi jangan kita fokus untuk investor yang besar saja tapi ngawang.

Tapi justru mereka yang sekarang juga mulai menghubungi kami untuk menjadi bagian dari UMKM-nya, kemudian kelas-kelas menengahnya, ada hospital dari rumah sakit Indonesia yang mau masuk, ada PAUD sampai SD, SMP, SMA bakal universitas yang mau masuk.

Itu semua merupakan bagian dari nanti yang memiliki dan bagian dari kita semua yang akan menjaga kelangsungan di tahun 2024 kedepannya," tuturnya.

Dia pun menambahkan, pembangunan ibu kota negara baru ini tentunya membutuhkan waktu yang lama.

Bahkan, untuk pembangunan Washington saja memerlukan waktu hingga 50 tahun.

Terpenting menurutnya, IKN secara keseluruhan bisa tuntas pembangunannya pada 2045.

"Kita tidak bisa hanya melihat ini sebagai sebagai proses pembangunan sampai 2024, karena membangun ibu kota baru itu seperti halnya semua kasus di dunia ini butuh waktu yang cukup lama.

Misalnya Washington di situ 50 tahun sampai majority ya 50 tahun.

Kita sendiri kan sebetulnya kalau dari undang-undang sampai 2045," ucap Bambang.

Sebelumnya, Bambang Susantono mengatakan, makin banya investor yang telah menyatakan minatnya berinvestasi untuk proyek pembangunan IKN terletak di Kalimantan Timur (Kaltim).

Karena pemerintah terus berupaya agar pembangunan IKN itu sebagian besar menggunakan dana investor dan 20 persennya disokong oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

"Kami menerima cukup banyak pernyataan minat atau Letter of Interest (LoI) yang hingga kemarin, saya kira minggu lalu jumlahnya 142.

Dari 142 itu sekitar 90 itu agak kami mengkategorikan sebagai pihak yang serius.

Dan dari 90 persen ini nanti yang akan kami lanjutkan dengan berbagai macam proses-proses bisnis.

Apakah itu KPBU ataupun yang lain," sebut Bambang saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI, Senin (6/2/2023).

Lebih lanjut kata Bambang, soal lokasi dan target rehabilitasi hutan telah diidentifikasi oleh Tim Otorita IKN.

Karena terdapat 82.891 hektar luas lahan yang disasar. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved