Wawancara Eksklusif
Geliat Partai Ummat di Kaltim, Dwiyanto Purnomosidhi: Tak Muluk-muluk, Satu Fraksi di tiap Daerah
Untuk bersaing di Pemilu 2024, Partai Ummat membuka diri termasuk untuk para calegnya. Tak ada persyaratan khsusus yang diberikan.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Adhinata Kusuma
Kurang lebih sama, tetapi lebih ke lokal, di Kaltim kan kalau kita amati, kabinet dari Isran-Hadi juga belum banyak menyelesaikan visi misi pencalonan Gubernurnya. Kinerja DPRD Kaltim juga belum maksimal terhadap pengawasan.
Artinya apakah bersifat oposisi?
Kita mitra dan sejajar dengan pemerintah karena kita partai politik yang disiapkan untuk menduduki jabatan itu dan kemudian menjadi partner dengan pemerintah sekarang.
Kita juga akan memberikan masukan dan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Kita menjadi bagian dari upaya mensejahterakan masyarakat Kaltim dan menegakkan keadilan dan melawan kezaliman.
Sebagai partai baru, bagaimana menyuarakan visi misinya?
Sebelumya terimakasih kepada Tribun Kaltim, yang memberikan ruang untuk bersuara. Kami juga salah satunya membentuk infrastruktur hingga ke tingkat ranting dari Desa Kelurahan Kampung hingga ke RT.
Kami berharap bisa menyerap langsung aspirasi dari masyarakat, dan bisa menyuarakan visi misi melalui jaringan tersebut. Menjadi partner kepada pemerintah tersebut sesuai tingkatannya.
Contoh permasalahan di tingkat kecamatan, masih banyak proses seperti masalah tanah, misalkan menemukan ketidakadilan dalam pengurusan itu, hal itu menjadi bentuk melawan kezaliman dan menegangkan keadilan.
Partai Ummat identik dengan ketokohan Amien Rais, apakah ini menjadi "jualan" juga?
Ya itu menjadi modal juga karena Amien Rais ini menjadi tokoh yang memimpin ormas terbesar di Indonesia dan di Kaltim juga memiliki jaringan dan ketenaran dari peran Amien Rais itu sendiri.
Lalu apa beda Partai Ummat dengan Partai Amanat Nasional?
Pertama warna kita hitam, warna hitam sebagai warna Ka'bah. Ini menjadi pembeda kita dengan emas kuning. Berbeda dengan visinya, identitas islam juga kita tonjolkan namun kita bersifat terbuka.
Apa yang membedakan dengan partai Islam yang sudah eksis?
Menurut pendiri, partai yang ada, dianggap kurang kuat, partai terdahulu pak Amin Rais sudah berbalik arah, menurutnya dari cita-cita reformasi, sehingga pendiri partai Ummat, membentuk bagaimana reformasi kembali diluruskan.
Dalam pemilu pascareformasi, partai berbasis agama, tidak pernah menjadi pemenang, mengapa Partai Ummat berani mendeklarasi sebagai partai islam?
Penantang Baru di Pilkada Balikpapan 2024, Muhammad Sa'bani: Saya Tak Muluk-muluk, 5 Tahun Selesai |
![]() |
---|
Bincang Pembangunan Gedung di IKN Bersama Robby Dwikojuliari, 'Awalnya Saya juga Sempat Pesimistis' |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: PKN Sebut Isran Noor dan Rudy Mas'ud, Tokoh yang Cocok Pimpin Kaltim |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: PKN tak Hanya 'Menjual' Anas Urbaningrum di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Persiapan PKN Kaltim Hadapi Pemilu 2024, Ikhsan Hattu: Loyalis Anas Urbaningrum jadi Modal Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.