Berita Samarinda Terkini

Makam Bocah Santri di Samarinda Dibongkar, Diduga Dianiaya Seniornya

Dari klinik korban kembali di arahkan ke RSUD AW Sjahranie. Namun pihak dokter mengatakan korban sudah meninggal dunia.

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO
Santri pelaku penganiayaan menghilangkan nyawa santri di sebuah pondok pesantren Samarinda Utara diamankan polisi di Mapolsek Sungai Pinang Jalan D.I Panjaitan Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (23/2/2023). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Polisi membongkar kembali kuburan AR (13), salah satu santri di pondok pesantren kawasan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur yang jadi korban penganiayaan berujung maut oleh seniornya sendiri.

Tindakan itu diambil lantaran pihak kepolisian akan melakukan autopsi terhadap jasad AR setelah pihak keluarga resmi melakukan pelaporan ke Mapolsekta Sungai Pinang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur pada Senin (20/2/2023) lalu.

Wakapolresta Samarinda AKBP Eko Budiarto dalam rilisnya Kamis (23/2) sore ini menjelaskan bahwa jasad korban memang sudah dikebumikan pada Minggu (19/2) oleh pihak keluarga.

Hal itu lantaran pihak keluarga mengira korban hanya terjatuh pada Sabtu (18/2) atau malam penganiayaan tersebut.

Baca juga: Santri Senior di Ponpes Samarinda Utara tak Menyangka Juniornya Tewas Ditangannya

Namun lanjutnya, terkuaknya fakta penganiayaan itu justru dari hasil investigasi pihak pondok pesantren yang merasa curiga dengan kematian tak wajar korban.

Alhasil sejumlah santri mengungkap bahwa korban sempat dipukuli oleh seniornya yakni Abid Farisi (20) karena dituduh melakukan tindakan pencurian.

"Jadi dari itu pihak ponpes menghubungi keluarga korban dan memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Karena tidak terima, pihak keluarga akhirnya melapor," jelas AKBP EKo Budiarto di Polsek Sungai Pinang.

Orang nomor dua di Mapolresta Samarinda ini menjelaskan terkait kronologis penganiayaan berujung maut tersebut.

Baca juga: Akhirnya Predator 13 Santri Herry Wirawan Divonis Hukuman Mati, Kasasi Ditolak MA

Dimana di hari itu pelaku mengaku kehilangan uang senilai Rp 200 ribu yang disimpan di dalam lemari.

Santri senior itu pun meyakini bahwa AR merupakan pelakunya.

Karena tak punya bukti kuat, akhirnya pada Pukul 17.30 WITA pelaku memanggil korban bersama 4 junior lainnya.

Di sana pelaku langsung melayangkan pukulan dan tendangan secara bertubi-tubi ke tubuh korban di hadapan 4 santri lainnya yang juga tidak dapat berbuat banyak selain menyaksikan dengan penuh ketakutan.

Mendapat pukulan itu AR jatuh pingsan. Pelaku lantas menyiram wajah korban dengan dua gelas air mineral dengan tujuan menyadarkannya.

"Tapi justru keluar lendir dan busa dari mulut dan hidung korban," bebernya.

Menyadari terjadi hal serius para santri yang ada langsung memboyong korban ke UKS lalu klinik Ponpes itu.

Ilustrasi pencarian pelaku pembunuhan di lokasi kejadian dan ditandai dengan police line atau garis polisi.
Ilustrasi pencarian pelaku pembunuhan di lokasi kejadian dan ditandai dengan police line atau garis polisi. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO)
Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved