Tenggelam di Sungai Mahakam

Saldi Ditemukan Tewas Pada Jarak 3,1 Kilometer Dari Tempat Terjatuh di Sungai Mahakam Samarinda

Sebelumnya Saldi dinyatakan tenggelam usai menceburkan diri sendiri ke sungai pada Jumat (24/2), Pukul 02.30 WITA lalu

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Proses evakuasi jasad Saldi oleh Basarnas pada Sabtu (25/2/2023) kemarin. Sebelumnya korban dikabarkan menceburkan diri da tenggelam pada Jumat (23/2) dini hari.TRIBUNKALTIM.CO/HO/Basarnas 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Dua hari pencarian, Saldi (29) warga Jalan Ampera, yang tenggelam di Sungai Mahakam Kawasan Balik Buaya, Kecamatan Palaran Kota Samarinda, Kalimantan Timur ditemukan dalam keadaan meninggal dunia Sabtu (25/2/2023) siang.

Sebelumnya Saldi dinyatakan tenggelam usai menceburkan diri sendiri ke sungai pada Jumat (24/2), Pukul 02.30 WITA lalu.

Kepala Basarnas Kaltim Melkianus Kotta melalui Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda Riqi Efendi menjelaskan korban ditemukan pada Pukul 14.15 WITA.

Tubuh korban pertama kali terlihat oleh crew dari sebuah kapal Tugboat (TB) yang tengah berlabuh di sekitaran Pulau Balik Buaya.

Baca juga: Basarnas Sisir Sejauh 500 Meter Cari Pemuda yang Tenggelam di Pulau Balik Buaya Samarinda

Baca juga: Breaking News: Pemuda Tenggelam di Sungai Mahakam Samarinda, Saksi Lihat Korban Lari dan Melompat

"Posisi korban sejauh 3,1 kilometer dari titik awal terjatuh," jelas Riqi Efendi kepada Tribunkaltim.co, Minggu (26/2) sore ini.

Basarnas bersama Tim SAR gabungan langsung merespon laporan tersebut dan melakukan evakuasi melalui Pos TNI AL Anggana, Kutai Kartanegara.

"Jasadnya langsung dibawa ke RSUD AW Sjahranie dan operasi pencarian resmi ditutup," kata Riqi lagi.

Sementara itu, Wakapolresta Samarinda AKBP Eko Budiarto menjelaskan bahwa dari hasil keterangan rekan sekerja korban, di malam itu korban terlihat linglung.

Baca juga: Kronologis Korban Tenggelam saat Berenang di Pantai Banua Patra Balikpapan

Selain itu, masih menurut keterangan saksi, Saldi terlihat berhalusinasi atau bersugesti ketakutan hendak dipukuli orang lain.

"Apa yang membuat korban ketakutan ini yang masih kita dalami melalui pemeriksaan para saksi," singkat AKBP Eko Budiarto. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved