Berita Nasional Terkini
Sederet Kejanggalan Kasus Subang dan Pembunuhan Noven yang Pelakunya Belum Bisa Diungkap Polda Jabar
Saat kasus Subang belum terungkap, pelaku pembunuhan Noven yang hingga kini belum ditangkap juga kembali menjadi sorotan.
Bahkan Polisi sampai meminta bantuan FBI untuk memperjelas kualitas gambar CCTV kasus Noven.
Rupanya Mata Najwa mendapat CCTV dengan kualitas gambar yang lebih baik.
Dalam rekaman CCTV yang ditayangkan Mata Najwa, wajah terduga pelaku penusukan siswi SMK Noven terlihat jelas.
Rekaman CCTV bisa dilihat di SINI
Janji Kapolda Jabar soal Kasus Subang
Pada Agustus 2022 lalu, Kapolda Jawa Barat Irjen Suntana mengungkap titik terang kasus yang merenggut nyawa Tuti dan Amalia.
Menurut Kapolda Jabar, pihaknya telah menemukan titik terang kasus Subang yang sudah hampir setahun belum terungkap ini.
Irjen Suntana juga membantah isu yang menyebut adanya keterlibatan BIN dan FBI dalam pengungkapan kasus Subang tersebut.
Awalnya, Irjen Suntana menyebut penanganan kasus pembunuhan yang menimpa Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ini, tidak melibatkan instansi atau lembaga lain diluar kepolisian.
"Saya tadi dapat hoax nih, katanya Kapolda menggunakan BIN, apa. Gak ada," kata Irjen Pol Suntana di Mako Polres Bogor, Selasa (2/8/2022).
Menurutnya, Polisi tidak melibatkan FBI dalam pengungkapan kasus kematian Tuti dan Amel tersebut.
"Jadi, hoax ya, gak ada tuh Polisi pakai FBI, Polisi Indonesia geus (udah) canggih ah," kata Irjen Pol Suntana.
Kapolda mengatakan bahwa sampai saat ini penyelidikan masih dilakukan.
"Sedang penyelidikan terus ya. Insya Allah, minta doanya," ungkap Irjen Pol Suntana.
Menurut Irjen Pol Suntana mengatakan bahwa penyelidikan kasus dugaan pembunuhan terhadap ibu dan anak di Subang sudah menemui titik terang.
Baca juga: Terbaru! Hukuman Bharada E Ringan Karena Justice Collaborator, JC di Kasus Subang juga Akan Muncul?
"Kita udah ada titik terang ya, mudah-mudahan dapet ya," kata Irjen Pol Suntana.
Irjen Pol Suntana menjelaskan, dalam proses pidana khususnya pembunuhan, membutuhkan waktu yang bervariasi.
"Tapi dalam kasus-kasus tertentu, Polisi harus mengumpulkan barang bukti yang diperlukan dengan berbagai cara supaya bisa mengarah kepada tersangkanya. Itukan artinya penyelidikan tuh itu," kata Irjen Pol Suntana.
Kapolda Jabar ungkap Kendala Pengungkapan Kasus Subang
Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana juga mengungkapkan kasus ini sangat minim bukti sehingga sulit bagi mereka untuk mengungkapnya.
"Sejauh ini kami belum bisa menetapkan tersangka, karena polisi terkendala pembuktian dalam menetapkan tersangka di kasus Subang ini," katanya saat ditemui sela-sela kunjungan kerja di Purwakarta, Senin (18/7/2022).
Suntana menastikan masih terus bekerja untuk bisa mengungkap kasus tersebut.
"Kami jajaran Polda Jabar dan Polres Subang terus bekerja secara maksimal untuk mengungkap kasus Subang ini," katanya.
Dia juga meminta doanya dari masyarakat agar kasus ini cepat terungkap.
"Kami dari Polda Jabar dan Polres Subang, akan terus bekerja dan meminta doanya dari seluruh masyarakat, agar kami bisa mengungkap kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang," ucapnya
Suntana mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas respons dan semangat masyarakat untuk memonitor kasus ini.
"Sangat berterima kasih begitu tingginya respons dan semangat untuk memonitor kasus ini," ucapnya.
Dikatakan Suntana, ia berulang kali menyampaikan kepada masyarakat dalam pengungkapan sebuah kasus ada yang cepat dan lambat
"Berulang kali saya sampaikan kepada masyarakat dalam mengungkap kasus itu ada yang cepat ada yang lambat tergantung bukti yang kita kumpulkan," katanya.
Seperti halnya pengungkapan kasus perampasanvnyawa Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu di Subang ini perlu pembuktian yang mendalam.
Baca juga: Kasus Subang Terbaru, Bocoran Dokter Hastry Soal Puntung Rokok Dinilai Bisa jadi Petunjuk Penting
"Pengungkapan kasus Subang tak mudah dan berbeda dengan kasus lain, mengingat dalam kasus ini sangat minim bukti," ucapnya.
"Jadi perlu pembuktian yang mendalam untuk mengungkap kasus Subang ini," ucapnya.
Kapolda Jabar meminta masyarakat bersabar, terkait belum terungkapnya kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang ini.
"Kami jajaran Polda Jabar belum bisa mengungkap Kasus Subang, akibat minimnya pembuktian," katanya.
Penyidikan kasus Subang hingga saat ini masih terus berlangsung baik oleh Jajaran Polda Jabar maupun Polres Subang, demi terungkapnya kasus yang menggemparkan publik tersebut.
"Masyarakat dimohon bersabar, terkait belum terungkapnya kasus perampasan nyawa Ibu dan anak di Subang, bukan berarti kita mendiamkan, penyidikan kasus Subang masih terus diproses," katanya.
"Percaya penyidik sedang melakukan berbagai cara untuk mengungkap kasus ini, dan kami tidak diam dan terus bekerja untuk mengungkap kasus Subang. Karena pengungkapan kasus Subang, berbeda dengan kasus pembunuhan lain, perlu pembuktian yang mendalam. Karena kasus Subang ini diketahui beberapa jam setelah kejadian dan minim alat bukti," ujarnya.
Sederet Kejanggalan Kasus Subang
Mbak Suci dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube-nya, Misteri Mbak Suci mengungkap sederet kejanggalan dalam meninggalnya Tuti dan Amel yang perlu menjadi perhatian.
Beberapa kejanggalan tersebut diantaranya sebagai beriku:
1. Tidak ada kerusakan pintu rumah TKP, diduga pelaku eksekusi orang terdekat atau orang terdekat berperan dalam membantu pelaksaan pembunuhan.
Misalnya, membantu dalam membukakan pintu atau datang di malam hari selayaknya anjangsana terhadap keluarga.
2. Tidak ada kehilangan uang dan barang di TKP, kecuali tiga ponsel milik Amel.
Ponsel milik Amel tersebut diduga sengaja dihilangkan oleh pelaku yang berkemungkinan berisi informasi rekaman kejadian dan lain-lain.
Sinyal BTS dari salah satu dari ponsel Amel sempat terdeteksi pada pukul 7.28 pagi di sekitar pertigaan Bandung menuju Polsek Jalancagak.
Baca juga: Yoris Sebenarnya Tahu Siapa Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak? Simak Kabar Kasus Subang Terbaru
3. Tidak terdeteksi sinyal BTS nomor pelaku di TKP
Pelaku diindikasikan mengetahui atau memahami ilmu digital forensik kepolisian atau kemungkinan ada pihak yang memberikan arahan serta petunjuk tentang ilmu digital forensik.
Sehingga dengan begitu pelaku tidak ada yang membawa alat komunikasi atau mematikan alat komunkasi mereka saat menuju TKP.
4. Tidak ada satupun bukti tangkapan kamera CCTV yang bisa dipakai sebagai petunjuk kuat bagi penyidik yang dapat mengarah pelakunya.
Namun, yang didapat hanyalah gambar keberadaan para saksi-saksi di saat berada di sekitar TKP.
5. Tidak ditemukan sidik jari di mobil Alphard atau tempat jenazah Tuti dan Amel disimpan yang dapat mengarah kepada pelaku.
Terindikasi sidik jari di mobil Alphard tersebut dibersihkan oleh pelaku, atau pelaku ini menggunakan sarung tangan.
Jika ada temuan sidik jari pada setir mobil sudah dipastikan bisa ditemukan siapa pelaku kejahatan tersebut.
6. Hasil otopsi kedua pada kedua jenazah oleh dr Sumy Hastry dan pengambilan sampel DNA atau sidik jari di TKP tidak menjadi petunjuk kuat dalam menentukan siapa pelakunya.
7. Keberadaan tim anjing pelacak tidak dapatkan hasil yang signifikan dan hanya dapatkan petunjuk adanya saksi yang digigit anjing pelacak.
Baca juga: Kasus Subang Terbaru, Begini Prediksi Nasib Yoris Bila Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak Tak Terungkap
Namun hal itu tdak bisa dijadikan sebagai petunjuk kuat dalam penetapan seseorang diduga sebagai pelaku.
8. Keterangan saksi dari keluarga korban atau keluarga inti tidak kuat mengarah kepada siapa pelaku dan banyak asumsi bahkan saling tuduh yang tanpa disertai bukti kuat.
9. Penyidik banyak mengalami kebuntuan karena tidak ada keterangan secara spesifik yang melihat kejadian pembunuhan dan hanya sebatas melihat pergerakan mobil Alphard dan hanya sekilas yang mengenali ciri-ciripengendara mobil Alphard di pagi itu.
Mbak Suci juga memberikan sejumlah saran untuk pihak Kepolisian untuk membantu pengungkapan kasus tersebut.
Polisi disarankan mendalami seperti apa sebenarnya hubungan kedua korban dengan keluarga besarnya dari warga atau tetangga di sekitar TKP, juga warga atau tetangga dari para saksi.
"Untuk menggali hubungan keluarga besar atau keluarga inti dengan korban dalam kurun waktu beberapa bulan sebelum kejadian. Harmoniskah mereka, atau sering terjadi percecokan, atau hubungannya baik-baik saja namun berlebihan," kata Mbak Suci.
Polisi juga disarankan menggali informasi kemungkinan adanya utang piutang, kerjasama bisnis, atau permasalahan keuangan dengan keluarga inti dalam menjalankan bisnis atau usaha.
"Dan yang lebih penting lagi, bisakah penyidik menemukan dan mendapatkan pintu masuk mengungkap kasus rajapati ini dimulai dari kasus lain yang dilakukan oleh saksi-saksi yang diduga terlihat. Seperti penggelapan, manipulasi atau pemalsuan data yang ada kaitannya dengan pekerjaan saksi-saksi saat itu,," kata Mbak Suci.
Mbak Suci berasumsi, jika memang pelaku saat ini sedang berupaya sekuat mungkin untuk menutupi kasusnya, maka tentunya dibutuhkan dana yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, Polisi juga bisa mencari pintu masuk lagi dengan mendalami salah satunya terkait aliran dana dari para saksi.
Dan yang tak kalah penting lagi, Polisi yang dalam hal ini dipimpin langsung Wadir Reskrimum Polda Jabar, AKBP indra Hermawan juga diharapkan punya keberanian untuk mengungkap kasus tersebut.
Bila memang ada 'tembok besar' yang ditemui dalam mengungkap kasus tersebut, polisi diharapkan bisa belajar dari kasus Ferdy Sambo.
Selengkapnya bisa dilihat di SINI
(*)
Berita Nasional Terkini Lainnya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.