Ekonomi dan Bisnis

PLTA Mentarang Dibangun, Terkoneksi ke Industri Hijau KIPI Bulungan Kaltara

Perusahaan ini merupakan proyek kemitraan perusahaan dalam negeri KPP Group dan perusahaan asal Malaysia, Sarawak Energy

Editor: Budi Susilo
Twitter @jokowi
Kalimantan Industrial Park Indonesia di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara atau KIPI Bulungan. 

TRIBUNKALTIM.CO, MALINAU - PLTA Mentarang mulai dibangun yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Keberadaan PLTA Mentara ini terkoneksi ke Industri Hijau KIPI Bulungan, Kalimantan Utara

Kegiatan prosesi groundbreaking PLTA Mentarang pada Rabu (1/3/2023).

Pembangunan PLTA kolaborasi Indonesia-Malaysia tersebut akan menjadi sumber energi kebutuhan daya listrik Kawasan Industri Hijau Indonesia di Kaltara.

Baca juga: Jokowi Groundbreaking PLTA Mentarang Rabu Besok, Kali Kedua Datangi Malinau Setelah 2019

Presiden RI Joko Widodo mengatakan kebutuhan listrik industri hijau terbesar di dunia tersebut akan didukung suplai daya listrik dari PLTA di Sungai Kayan dan Sungai Mentarang.

Pengerjaan megaproyek hydropower tersebut merupakan konsorsium Indonesia-Malaysia. Menunjukkan kolaborasi antarrumpun negara tetangga.

"Ini adalah PLTA yang terintegrasi dengan kawasan industri hijau, KIPI di Kabupaten Bulungan.

Karena energinya hijau, produk-produk yang dihasilkan nanti juga produk-produk hijau," ujarnya mengutip dari Kanal Sekretariat Presiden, Rabu (1/3/2023).

Baca juga: Jokowi Berkunjung ke Kaltara, Wagub Yansen Cerita Awal Mula Tercetus PLTA Mentarang

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meresmikan pembangunan bendungan PLTA Mentarang di Kecamatan Mentarang, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Rabu (1/3/2023)

Hydropower di Sungai Mentarang ditarget dapat menghasilkan daya listrik hingga 1.375 Megawatt.

Sebelumnya diberitakan TribunKaltara.com, pengerjaan bemdungan dengan tipe urugan batu (Concrete Faced Rockfill Dam) ini memakan waktu sekira 6-7 tahun.

Ditarget dapat menghasilkan daya pertamanya pada akhir 2029 mendatang.

Sebaran Permukiman dan Wilayah Terdampak

Luas keseluruhan wilayah yang terdapak tutupan air maksimal PLTA Mentarang diperkirakan mencapai sekira 22.800 hektare pada kondisi puncak debit air.

Dalam konsultasi publik warga terdampak bersama PT KHN dan Pemkab Malinau pada 2021 lalu dipaparkan mengenai hasil pendataan bersama penduduk terdampak PLTA Mentarang.

Berdasarkan data yang dihimpun TribunKaltara dari Sekretariat Daerah Kabupaten Malinau, total ada 3 kecamatan dan 11 permukiman penduduk yang terdampak.

Rincian keseluruhan 11 wilayah permukiman yang terdampak megaproyek tersebut mencakup 3 wilayah kecamatan sebagai berikut:

1. Kecamatan Mentarang

- RT 5 Desa Harapan Maju (Kampung Seboyo)

- Desa Harapan Maju

- Desa Paking

- Desa Temalang

2. Kecamatan Mentarang Hulu

- Desa Long Berang

- Desa Long Sulit

- Desa Long Simau

3. Kecamatan Sungai Tubu

- Desa Long Pada

- RT 1 dan RT 2 Desa Rian Tubu

- RT 3 Desa Rian Tubu

- Desa Long Titi

Saat ini, proses relokasi warga terdampak langsung pembangunan bendungan telah rampung dipindahkan ke permukiman warga.

Sebanyak 28 KK warga Seboyo atau sebutan permukiman warga di RT 5 Desa Harapan Maju telah direlokasi ke permukiman baru.

Permukiman lama warga yang dihuni sekira 73 jiwa tersebut berada tepat di lokasi pembangunan bendungan.

Kontribusi bagi Daerah dan Relokasi Masyarakat Adat Perlu Pertimbangkan Dampak Jangka Panjang

Total 11 permukiman di 3 wilayah kecamatan terdampak rata-rata dihuni masyarakat adat pesisir sungai.

Sebagian besar daerah terdampak merupakan tanah ulayat, kepemilikan kolektif sejumlah etnis dan sub-etnis di Malinau.

Perwakilan Masyarakat terdampak, Kepala Adat Punan Malinau, Libun Ayu memaparkan permintaan warga terdampak cukup sederhana.

Investasi diharapkan dapat memberi kabar baik bagi mulai dari aspek pendidikan hingga serapan tenaga kerja.

"Bagaimana anak-anak cucu kami bisa sekolah, ada dukungan pendidikanlah.

Akses jalan sampai peninggalan sejarah itu direlokasi sesuai permintaan.

Paling penting bagaimana PLTA bisa berdampak bagi masyarakat banyak dan tenaga kerja lokal dari kami masyarakat dapat diserap," katanya.

Bupati Malinau, Wempi W Mawa meneruskan sejumlah permintaan masyarakat, khususnya berkaitan masa depan warga terdampak.

"Mulai dari kami bahasakan ganti untung ya, bagaimana permukiman warga yang direlokasi, pra sarana, sampai kontribusinya untuk masyarakat, seperti pendidikan kesehatan hingga serapan tenaga kerjanya," ungkapnya dalam ramah tamah malam sebelum Groundbreaking PLTA Mentarang.

Spesifikasi dan skedul Pembangunan Bendungan

PLTA Mentarang Induk diprakarsai oleh Kayan Hydropower Nusantara (KHN).

Perusahaan ini merupakan proyek kemitraan perusahaan dalam negeri KPP Group dan perusahaan asal Malaysia, Sarawak Energy.

Dikutip dari laman resmi PT KHN, PLTA ini rencananya akan dibangun dengan tipe bendungan Concrete Faced Rockfill Dam (CFRD) atau bendungan tipe urugan batu.

Spesifikasi pembangunan bendungan direncanakan dengan ketinggian puncak 220 meter. Dan panjang maksimal bendungan 770 meter.

Hydropower tersebut direncanakan dapat menyediakan daya maksimal 1.375 Megawatt (MW).

Pembangunan bendungan PLTA pertama di Malinau Kaltara ini ditarget memakan waktu 6-7 tahun setelah diresmikan. Direncanakan dapat menyuplai daya pertamanya pada akhir 2029 mendatang.

Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul Jokowi Hadiri Groundbreaking PLTA Mentarang, Intip Spesifikasi hingga Kecamatan Terdampak di Malinau

Sumber: Tribun kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved