Berita Bontang Terkini

Banyak Digeluti Kalangan Muda, Tren Usaha Thrifting di Bontang Berkembang Pesat

Pasalnya, bisnis pakaian bekas brended yang digeluti banyak kalangan muda di Bontang, begitu cepat menjamur

Penulis: Ismail Usman | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN
Sederet booth pelaku usaha thrifting yang turut memeriahkan Urban Fest 2023 di Bontang.TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN 

TRIBUNKALTIM.CO,BONTANG- Usaha thrifting di Bontang, cukup menggiurkan.

Pasalnya, bisnis pakaian bekas brended yang digeluti banyak kalangan muda di Bontang, begitu cepat menjamur.

Bahkan pelaku usaha ini mulai banyak mendapat tempat khusus dalam event-event pemuda.

Para pelaku usaha biasanya mendapat beberapa booth khusus untuk Thrifting.

Perkembangan bisnis ini juga sejalan dengan tingkat peminat pakaian bekas meningkat pesat beberapa bulan terakhir.

Salah satu pelaku usaha pakaian bekas, Idul mengatakan, omset dari bisnis thrifting bisa menjadi pendapatan utama keluarga.

Baca juga: Dua Perempuan Curi Sandal Dihujat Netizen Bontang

Baca juga: Dua Perempuan Pelaku Maling Sandal Terekam CCTV, Ramai Dihujat Warga Net di Bontang

Tak heran, pertumbuhan pelaku usaha Thrifting di Bontang meningkat pesat.

Nyaris setiap bulan, selalu ada pelaku usaha baru yang terjun menggeluti bisnis pakaian bekas branded ini.

“Ramai, beberapa perempuan dan banyak juga laki-laki. Hampir setiap bulan ada pelaku usaha baru. Tapi tidak bisa dipungkiri ada juga yang gagal,” terang pemilik store blackdiamon ini, Minggu (12/3/2023).

Bukan cuman di Bontang, tren usaha pakaian bekas ini juga ramai digeluti di kota-kota lain.

“Ramai. Bisnis ini memang lagi naik daun. Ada juga sekedar ikut-ikutan saja,” terangnya.

Bahkan banyak peminat pakaian branded dikalangan masyarakat harus beralih ke Thrifting.

Selain harganya yang terjangkau, stok pakaian bekas yang tersedia juga banyak yang langka.

“Main pakaian bekas itu juga persoalan sensasi, karena kalau hunting kita merasa senang dapat barang bagus. Beda kalau beli baru,” bebernya.

Baca juga: Pawai Ogoh-Ogoh Warga Bali di Bontang Digelar Lagi Setelah Absen 3 Tahun Terakhir

Disinggung nominal pendapatan, Idhul mengaku tidka menentu. Sebab besaran omset menyesuaikan stok barang bagus.

“Tidak menentu. Karena kita tidak selalu dapat pakaian bagus kalau hunting barang. Jadi rejeki-rejekian juga. Kalau dapat harta karun maka otomatis omsetnya tinggi. Serunya itu disitu,” tandasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved