IDI Paser Mulai Salurkan Bantuan ke Warga Terdampak Banjir di Kecamatan Long Kali dan Muara Komam

TRIBUNKALTIM.CO,TANA PASER - Guna membantu warga terdampak banjir di dua kecamatan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Paser lakukan penggalangan dana dan assessment kesehatan.

IDI Paser sudah mulai mendistribusikan bantuan kepada warga terdampak banjir di Kecamatan Muara Komam dan Long Kali.

Ketua IDI Kabupaten Paser Hadiwijaya mengatakan, pendistribusian bantuan tersebut disalurkan pada 4 titik lokasi.

"Empat titik lokasi itu di Muara Komam, Long Kali, Mendik dan Sebakung, jadi anggota kami sudah sepakat untuk mendistribusikan bantuan kesana," kata Hadi saat ditemui di RSUD Panglima Sebaya, Jumat (17/3/2023).

Baca juga: Lanal Balikpapan Beri Bantuan Makanan untuk Korban Banjir di Kabupaten Paser

Baca juga: Sebagian Banjir di Kutim Berangsur Surut Kasus DBD Capai 68 Orang per Maret

Selain mendistribusikan bantuan, IDI Paser juga melakukan pemetaan kasus-kasus kesehatan yang diperkirakan akan muncul pasca banjir.

"Tugas IDI akan berlanjut untuk menangani masalah kesehatan yang muncul pasca banjir, sekarang masih penyerahan bantuan kemudian tim medis IDI akan turun beberapa hari setelah ini," bebernya.

Assessment kesehatan, kata Hadi dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat sebelum diberikan bantuan medis.

Pada umumnya, masyarakat terdampak banjir rentan terhadap penyakit diare, penyakit kulit, dan infeksi saluran pernapasan.

"Kita assessment awal dulu, setelah itu bantuan medis turun," terangnya.

Lebih lanjut disampaikan, saat ini IDI Paser masih melakukan penggalangan dana bagi warga terdampak banjir di Muara Komam dan Long Kali.

Sementara untuk posko kesehatan, IDI Paser belum membangun posko pelayanan kesehatan bagi korban terdampak banjir, yang diharapkan untuk posko kesehatan bisa di tanganai oleh pihak puskesmas.

Baca juga: Nasib Terkini di 5 Kecamatan Kutai Timur yang Direndam Air Banjir

"Kami nanti bergeraknya ke wilayah yang jangkauan kesehatannya agak sulit, wilayah yang tidak bisa di cover puskesmas atau masyarakat yang tidak bisa ke puskesmas karena aksesnya tertutup, jadi kami yang datangi kesana, rencananya seperti itu," tutup Hadi. (*)