Berita Nasional Terkini
Pengakuan Ibu Bripka Arfan Saragih, Anaknya Tidak Bunuh Diri, Tapi Dipaksa Minum Air Keras
asus meninggalnya anggota Satlantas Polres Samosir, Bripka Arfan Saragih akibat minum racun sianida, menimbulkan sejumlah pertanyaan.
TRIBUNKALTIM.CO - Kasus meninggalnya anggota Satlantas Polres Samosir, Bripka Arfan Saragih akibat minum racun sianida, menimbulkan sejumlah pertanyaan.
Benarkah Bripka Arfan Saragih bunuh diri, atau ada tekanan dari pihak lain yang membuat dirinya harus minum racun sianida?
Belum lama ini ibu Bripka Arfan Saragih, Binneria Purba angkat bicara mengenai kondisi yang dialami anaknya.
Binneria Purba menjelaskan, apa yang disampaikan kepolisian tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Baginya, anaknya meninggal tidak seperti apa yang disampaikan oleh pihak kepolisian, karena bunuh diri dengan meminum racun sianida usai menggelapkan uang pajak kendaraan sepeda motor.
Sekedar informasi, Bripka Arfan Saragih ditemukan tewas di tebing curam Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir oleh sesama rekan polisinya pada 6 Februari lalu.
Menurut keterangan polisi, di dekat jenazah mayat Bripka Arfan, ditemukan botol minuman bersoda berwarna keruh yang diduga telah dicampur dengan racun sianida dan botol diduga berisi serbuk racun.
Kemudian, pada jarak 80 sentimeter dari tubuh korban ditemukan tas berwarna hitam merk Asus yang di dalamya terdapat 19 BPKB dan 25 STNK.
Baca juga: Detik-detik Anak Buah Kapolri Minum Racun Sianida, Bripka Arfan Tewas Gelapkan Pajak Rp 2,5 M
Di samping tas ditemukan plastik tulisan Indomaret yang berisikan 1 gulungan tali nilon berwarna biru.
Ditemui Tribun Medan di rumahnya, di Dusun Pagar Janji, Mariahbuttu, Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Benneria Purba terus menangis sambil memegang foto anaknya.
Bahkan dia pernah bermimpi didatangi oleh Bripka Arfan Saragih setelah ziarah ke makamnya.
Dalam mimpinya, Bripka Arfan terus menangis sambil meminta tolong.
"Itu yang ku minta sama dia, jadi kemarin itu ziarahlah aku, ku bilang di kuburnya, bilanglah nak, dibunuh atau bunuh diri," kata Binneria kepada Tribun, Kamis (16/3/2023).
Setelah kembali ke rumah, pada malam harinya Benneria Purba didatangi oleh Bripka Arfan dalam mimpi.
Saat itu putranya terlihat menangis dan meminta minta tolong.
"Malamnya aku mimpi, mak aku tidak bunuh diri, yang dijebaknya aku sama kawan kawan ku itu, katanya anak ini," ujarnya.
Baca juga: Perumda Intimung Dapat Suntikan Modal Rp10 Miliar, Petani Butuh Pupuk dan Racun Rumput
Dalam mimpinya, Arfan mengatakan, jika dirinya dijebak dan dipaksa oleh sejumlah orang untuk menegak air keras.
"Mak yang dijebaknya aku ini sama kawan kawanku, katanya tidak air keras, rupanya air kerasnya yang dikasih, karena sudah panas minta teh pun aku tidak dikasih sama orang itu. Bagaimana aku tidak sakit hati kalau anak ku disiksa begitu," tambahnya.
Saat mendatangi lokasi penemuan jenazah Bripka Arfan di Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Binneria juga merasa masih begitu dekat dengan anaknya.
Hingga saat ini dia tak percaya jika putra nomor duanya itu meninggal karena menenggak racun.
"Pas aku ke sana (lokasi penemuan mayat) aku juga begitu merinding, sampai sekarang aku tidak percaya anakku itu yang sangat baik itu meninggal karena bunuh diri," katanya.
Keluarga, kata Binneria, sudah ikhlas melepas kepergian Bripka Arfan.
Meski begitu dia mau kepolisian mengungkapkan penyebab pasti tewasnya Bripka Arfan secara adil tanpa ada hal yang ditutupi.
"Kalau keluarga sudah ikhlasnya kalau pun dia meninggal, namun kami mau penyebabnya dikatakan secara adil dan sebenarnya," tutupnya.
Baca juga: 3 Tersangka Racun Satu Keluarga di Bekasi, Motifnya Takut Pembunuhan di Garut dan Cianjur Terkuak
Keluarga almarhum Bripka Arfan tak yakin jika mendiang bunuh diri dengan meminum racun sianida.
Keluarga menduga Arfan meningal lantaran dibunuh.
"Waktu itu jenazahnya datang kemari, aku heran kenapa badannya kok buram. Wajahnya hitam sebelah, tanganya hitam, kakinya juga. Instingku ini bukan bunuh diri melainkan dibunuh, tapi siapa orangnya kami tidak tau," kata Fince Saragih ayah Bripka Arfan, saat ditemui Tribun, di rumahnya di Dusun Pagar Janji, Mariahbuttu, Silau Kahean, Simalungun, Kamis (16/3/2023).
Menurut keluarga, kematian Arfan Saragih sangat janggal terlebih polisi melalui konferensi pers menyebutkan Arfan meninggal bunuh diri.
Keluarga menyebutkan, wajah Arfan mengalami luka seperti tersiram air panas, selain itu kuping mengeluarkan darah dan kepala belakang ada luka seperti dipukul benda tumpul.
"Kalau sekarang dibilang bunuh diri sampai sekarang aku tidak percaya. Wajah anakku itu hitam sebelah kiri, mata juga terbuka satu, lalu tanganya diletakkan di dadanya, terus kepala belakangnya luka seperti dipukul, terus di tulang rusuk juga," tambahnya.
Menurut Fince anaknya tersebut adalah sosok yang baik dan rajin beribadah.
Dia sendiri sudah mengaku ikhlas dengan kepergian Bripka Arfan, meski begitu dia merasa sakit hati jika anaknya disebut meninggal lantaran bunuh diri.
Baca juga: Sepasang Kekasih Tewas di Kamar Hotel Berpegangan Tangan, Ada Racun dan 2 Surat
"Kalau aku tidak yakin, karena anak ku itu sangat baik, tidak mungkin dia bunuh diri. Kalau masalah pajak itu sudah kami bayarkan Rp 650 juta, sampai hutang hutang kami di sini dan tinggal hanya sedikit laginya utang itu," tambahnya.
Menggelapkan Pajak Ratusan Kendaraan Bermotor
Bripka Arfan Saragih, anggota Sat Lantas Polres Samosir minum racun sianida usai melakukan penggelapan pajak masyarakat senilai Rp 2,5 miliar.
Menurut laporan, Bripka Arfan Saragih dan komplotannya telah menipu 300 warga yang tengah mengurus pembayaran pajak kendaraan di UPT Samsat Pangururan.
Berdasarkan keterangan Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman, terbongkarnya aksi tipu-tipu anak buahnya itu bermula dari adanya keluhan wajib pajak, yang merasa janggal dengan pembayaran pajak kendaraannya.
Saat itu, wajib pajak merasa heran, lantaran uang yang sudah disetorkan pada Bripka Arfan Saragih tidak terdata dan menunggak hingga Rp. 6.222.674 pada tahun 2022.
Atas kejanggalan itu, wajib pajak kemudian komplain, hingga kasus ini diselidiki.
"Ratusan orang sudah kami data, dan kami melakukan pemeriksaan internal dipimpin Kasi Propam," kata AKBP Yogie, Selasa (14/3/2023).
Baca juga: Atasi Kasus Gagal Ginjal Akut, Kemenkes Impor Obat Penawar Racun Etilen Glikol
Ia mengatakan, berdasarkan hasil Propam dan Sat Reskrim Polres Samosir, didapati bahwa Bripka Arfan Saragih melakukan tindakan penggelapan pajak bersama rekannya bernama Acong.
Selain itu, ada juga diduga pelaku lain berinisial ET, RB, JM,dan BS.
Namun, keempat terduga lain ini belum dijadikan tersangka.
Polisi juga belum berhasil menangkap Acong, orang yang selama ini membantu Bripka Arfan Saragih melakukan penipuan dan penggelapan pajak.
Menurut AKBP Yogie, aksi tipu-tipu pelaku ini menggunakan modus dengan cara pelaku berpura-pura akan membantu korbannya membayar pajak.
Korban diminta mengisi data, tapi ternyata dokumen yang diserahkan semuanya palsu.
Dari hasil rangkaian penyelidikan, aksi penggelapan pajak ini sudah berjalan sejak tahun 2018.
Sayangnya, setelah Bripka Arfan Saragih tewas, barulah kasus ini terbongkar.
"Kompoltan ini mengisi data palsu. Dan total kerugian yang telah didata sebanyak Rp 2.523.586.797," katanya.
Berkaitan dengan Acong, polisi beralasan akan segera melakukan penangkapan setelah terbit surat daftar pencarian orang (DPO) terhadap pelaku. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Ibu Bripka Arfan Saragih Didatangi Almarhum dalam Mimpi: Aku Disuruh Minum Air Keras Mak
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.