IKN Nusantara

Otorita Antisipasi Merebaknya Bisnis Prostitusi di Sekitar Proyek IKN Nusantara

Otorita antisipasi merebaknya bisnis prostitusi di sekitar proyek IKN Nusantara

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur

Cita-cita menjadikan IKN Nusantara sebagai peradaban dengan standar yang tinggi, menurutnya akan bersinggungan apabila hal tersebut dibiarkan dan tidak ditindak sejak dini.

“Jangan sampai kita bercerita tentang sebuah peradaban yang tinggi, kemudian ada yang seperti itu,” pungkasnya.

Sebelumnya, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) telah menyelesaikan pembangunan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK).

Proyek ini menjadi kawasan bangunan pertama yang berdiri di Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Kalimantan Timur.

Deputi Project Manager HPK IKN Wahyu Anggoro mengungkapkan, HPK memegang peranan penting sebagai tempat tinggal bagi para pekerja konstruksi yang akan membangun IKN Nusantara.

HPK memiliki total 22 tower dengan daya tampung sekitar 16.000 pekerja.

Bertindak sebagai leader dalam proyek ini, WEGE mendapat porsi membangun 12 tower HPK.

Adapun, pembangunan HPK IKN memiliki nilai proyek sebesar Rp 567 miliar.

Target pekerjaan dimulai sejak Agustus 2022 hingga Maret 2023. WEGE telah mulai menggarap proyek ini sejak 29 Agustus 2022 hingga 20 Januari 2023.

Nantinya HPK akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Otorita (BUMO) IKN, dengan target serah terima kepada Badan Otoritas IKN pada akhir Maret ini.

HPK akan dihuni secara bertahap sesuai dengan progres pembangunan IKN.

Wahyu bilang, saat ini sudah ada sekitar 800 pekerja yang menghuni HPK. Dia menerangkan HPK dilengkapi dengan fasilitas pendukung.

Meliputi ruang serbaguna (mess hall), toko, kantor, tempat ibadah dan klinik Kesehatan. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved