Berita Kaltara Terkini
Empat Tahun Hilal Tidak Terlihat di Tarakan, Kemenag Usulkan Cari Tempat Tinggi
Lagi-lagi hasil rukyatul hilal di Taman Berlabuh Kota Tarakan tak bisa terlihat. Ini sudah terjadi dalam waktu empat tahun belakangan ini.
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN – Hasil rukyatul hilal di Taman Berlabuh Kota Tarakan tak bisa terlihat. Ini sudah terjadi dalam waktu empat tahun belakangan ini. Walaupun berdasarkan perhitungan BMKG Provinsi Kaltara, ketinggian hilal mencapai 7 derajat pada Rabu (22/3).
Kantor Kanwil Kemenag Provinsi Kaltara melakukan evaluasi sekaligus mengusulkan agar ada perpindahan lokasi pemantauan hilal untuk 1 Syawal mendatang.
Muhammad Saleh, Kabid Haji dan Bimas Islam Kanwil Kemenag Kaltara, dalam pertemuan Bersama Wali Kota Tarakan dan BMKG Tarakan mengatakan, kegiatan pemantauan hilal 1 Syawal disarankan berada di gedung-gedung tinggi. Swiss-Belhotel menjadi salah satu saran untuk memantau hilal.
Pihaknya sampai saat ini masih menelusuri lokasi yang cocok untuk melakukan pemantauan.
“Dan kami beri masukan, InsyaAllah awal Syawal penentuannnya jika bisa mengadakan di atas Swiss- Belhotel atau Paradise Hotel, ini kami coba jajaki karena memang keterbatasan dana,” urai Muhammad Saleh.
Untuk itu harus ada rekomendasi izin pemilik hotel. Sehingga dia berharap Pemkot Tarakan turut membantu dalam hal mengurus izin.
“Kita cari dulu, kalau memungkinkan di atas hotel ada rooftop, kita akan usahakan satu Syawal nanti mudahan bisa terlihat di sana,” terangnya.
Sementara itu Wali Kota Tarakan Khairul membenarkan pihaknya sudah sempat berbincang terkait perubahan lokasi rukyatul hilal 1 Syawal nanti.
“Akan ada beberapa alternatif disampaikan salah satunya Gedung Gadis di rooftop. Atau bisa juga di Mall Pelayanan Publik atau di Swisbel dan Paradise Hotel. Nanti dicari gedung tinggi dan disurvei semua mana yang memungkinkan,” jelasnya.
Hal ini dikarenakan menjadi salah satu pilihan tempat yang sudah ditawarkan untuk digunakan penentuan 1 Syawal mendatang. “Kemarin posisi hilal di 7 derajat mestinya sudah bisa melihat, tempat kita memang terhalang dengan Pulau Besar Kalimantan,” akunya.
Sehingga ia pada dasarnya menyetujui usulan dari pihak Kemenag dan sudah berbicara pula dengan BMKG Provinsi Kaltara. “Beberapa tempat alternatif sudah saya bicara dengan Kepala BMKG, seperti di Gedung Gadis, atau di MPP di atas ada rooftop, nanti disurvei Bersama BMKG mana kira-kira cocok. Kalaupun di Swisbel pun boleh,” terangnya.
Jika bisa, sebaiknya menggunakan fasilitas pemerintah. Sehingga tidak memerlukan perizinan.
Menurutnya Gedung Gadis dinilai jadi salah satu gedung pemerintahan tertinggi di Tarakan.
“Saya kira bisa digunakan melihat hilal,” paparnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Provinsi Kaltara Sulam Khilmi menuturkan, terkait opsi mencoba dari atas gedung itu menjadi diskusi pihaknya bersama Wali Kota Tarakan dan Kemenag. Ini adalah upaya dan dinilai diharapkan semoga bisa lebih baik daripada di Taman Berlabuh.
“Untuk mencari tempat sejajar dengan ufuknya. Itu yang kita upayakan. Kalau di Kaltara, seharusnya dengan usia bulan di atas 5 derajat idealnya bisa, tapi sekali lagi banyak faktor bisa menghambat, elevasi kita mengamati dan elevasi cakrawala ini kan berbeda, harusnya sejajar. Idealnya cakrawalanya itu laut, idealnya laut jadi lurus tidak ada halangannya,” terangnya.
Menurut Sulam Khilmi, area laut lepas menjadi salah satu pilihan untuk bisa melihat hilal secara langsung.
“Di Kalimantan itu misalnya di Kalimantan Barat, Pantai Barat,” tukasnya. (zia)
3 Kantor di Kaltara Digeledah, Bank Kaltimtara Hormati Proses Hukum, Tetap Jaga Kepercayaan Nasabah |
![]() |
---|
Tak Bisa Berenang, Terungkap Cara Rahmat Agar Tetap Terapung Selama 2 Hari 2 Malam di Tengah Lautan |
![]() |
---|
4 Fakta Kapal Pengangkut Sembako Terbalik di Perairan Sebatik, Nama Korban Selamat dan Masih Dicari |
![]() |
---|
4 Fakta Emas Palsu Rp1,2 Miliar di Pegadaian Nunukan Kaltara, Terungkap Setelah Nasabah Meninggal |
![]() |
---|
Daftar 5 Daerah di Kaltara Diusulkan Jadi DOB, Termasuk Tanjung Selor: Tunggu Syarat Administrasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.