IKN Nusantara

Kerajaan Tertua di Indonesia, Kehadiran IKN Nusantara Angkat Seni dan Budaya Kutai

Kerajaan tertua di Indonesia, kehadiran IKN Nusantara angkat seni dan budaya Kutai

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Sandrio

TRIBUNKALTIM.CO - Pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara membawa berkah bagi dunia seni dan budaya Kalimantan Timur.

Termasuk budaya Kutai.

Diketahui, Kutai merupakan kerjaan tertua di Indonesia.

Wakil Ketua Lembaga Budaya Adat Kutai (LBAK), Misra Budiarto AX mengungkapkan sejumlah keuntungan tersebut.

Pertama, pembangunan IKN Nusantara dipercaya mampu mengangkat kearifan lokal budaya kutai.

Apalagi Kutai Kartanegara sebagai lokasi pembangunan IKN Nusantara punya narasi sejarah yang kuat dengan kerajaan tertua di Nusantara.

Kedua, budaya kutai juga bisa mendunia dengan kehadiran IKN. Hal ini karena, Badan Otorita bisa memperkenalkan budaya Kutai melalui jamuan kenegaraan.

Menurut Misra, kebudayaan Kutai pun harus lebih terbuka untuk bisa dipelajari semua orang yang akan datang ke Benua Etam.

"Setidaknya dalam jamuan kenegaraan nanti 60 persen bisa menggunakan budaya kutai dan budaya lain bisa dikembangkan bersama," ujarnya, Rabu (22/3/2023).

Ketiga, komunitas seni dan budaya kutai bisa mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, khususnya Kemetrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.

Baca juga: Daftar Titik-Titik Banjir di Kecamatan Sepaku yang Jadi Lokasi KIPP IKN Nusantara

Baca juga: Anggaran IKN Nusantara Membengkak bisa Tembus Rp 30 T, Presiden Jokowi Minta Pembangunan Tambahan

Oleh sebab itu, lanjut Misra, para seniman Kutai bisa merapatkan barisan untuk mengangkat seni dan budaya kutai di Kalimantan Timur.

"Kami sangat mendukung, dengan adanya IKN di Kalimantan Timur kehidupan para seniman dan budayawan bisa sangat terbantu," kata Misra.

Ketua Komunitas Seraong itu pun berharap, pemerintah bisa kembali membangkitkan Lembaga Pembinaan Kebudayaan Kutai (LPKK).

Lembaga yang vakum sejak 2008 lalu ini dinilai mampu mengkordinir para seniman yang tergabung dalam kelompok, geruk, paguyuban, dan sanggar untuk berkarya bersama.

Bila dihitung ada ribuan seniman yang pernah tergabung dalam LPKK, dimulai dari penyanyi, pemusik, penari, teater, tarsul, dan sastrawan.

"Lembaga ini dulu menjadi pilot project. Jika ada orang yang hendak belajar kebudayaan Kutai, maka direkomendasikan untuk datang ke lembaga ini," jelasnya.

Misra yang pernah mendatangi belasan negara untuk mempromosikan budaya Kutai sejatinya merasa terbantu dengan pembangunan IKN.

Ia ingin Kabupaten Kutai Kartanegara bisa memiliki banyak festival kebudayaan layaknya Bali. Sehingga, banyak wisatawan maupun turis asing yang banyak bertandang.

"Jika Kukar dikenal dengan kebudayaannya, maka wisatawan akan banyak yang datang. Kehidupan seniman bisa lebih maju dan pemerintah bisa meraup pendapatan," bebernya.

Sebagai Tokoh Pemerhati Budaya Kutai, Misra pun telah mengusulkan agar bahasa Kutai digunakan di sejumlah fasilitas layanan publik.

Bahasa Kutai bisa digunakan untuk memberi tahukan informasi kedatangan dan keberangkatan di bandara APT Pranoto, Samarinda.

"Beberapa waktu lalu, Angkasa Pura ll telah menyetujui, tinggal menunggu tanggal dan bulan launching resmi bersama Gubernur Kaltim, Isran Noor," pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved