Ramadhan 2023

Sempat Turun Kala Pandemi, Tren Perang Sarung di Balikpapan pada Ramadhan Tahun Ini Meningkat

Tren perang sarung yang umumnya melibatkan remaja terbilang meningkat pada tahun 2023 ini.

Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Bhabinkamtibmas Graha Indah Balikpapan, Aiptu Wempi Antariksa. Dia menyebut adanya kenaikan tren perang sarung tahun ini pasca pandemi. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Tren perang sarung yang umumnya melibatkan remaja terbilang meningkat pada tahun 2023 ini.

Bhabinkamtibmas Graha Indah Balikpapan, Aiptu Wempi Antariksa mengamini masifnya tindakan perang sarung selepas solat tarawih.

"Sekarang agak ramai ya mungkin karena selepas covid, kemudian namanya anak remaja kemudian manggil teman sekolahnya jadi makin ramai," ujar Wempi.

Dia meneruskan, perang sarung ini bukan sekedar melayangkan sehelai kain ke lawan, namun sarung itu sudah diisi batu yang sengaja diambil dari sekitar mereka.

Baca juga: Pelaku Perang Sarung dan Balap Lari di Balikpapan Barat Didominasi Pelajar SMP

Bongkahan batu itu didapat dari lokasi sekitar mereka berkumpul dan sebelum memulai perang sarung.

"Jadi kalau sudah ramai anak-anak itu, batu dikumpulkan, dimasukkan baru dibundel itu, terus diputer-puter begitu," urai Wempi.

Kata dia, tindakan tersebut kerap berulang paling tidak hingga pukul 23.00 Wita sejak solat tarawih.

Pola itu merupakan kesimpulannya pasca mendatangi beberapa titik di kawasan Kecamatan Balikpapan Utara, tempat berkumpulnya pelaku perang sarung ini.

Tempat berkumpulnya pun tersebar. Mulai dari Kelurahan Graha Indah, Kelurahan Batu Ampar, kawasan Perumahan Bangun Reksa, hingga Taman Sari.

Wempi meneruskan, anak-anak itu melakukan perang sarung bukan pertikaian antar kampung atau sekolah, melainkan antar tongkrongan.

Baca juga: Fenomena Perang Sarung dan Balap Lari di Balikpapan, Wempi Antariksa Beber Diisi Batu

"Mereka sebenarnya antar teman gitu. Teman sendiri satu tongkrongan. Tapi nanti di satu jalur ada dua tongkrongan, dua tongkrongan ini yang nanti perang sarung biasanya," Wempi menerangkan.

Kalau sudah begitu, Wempi biasanya berkoordinasi dengan aparat RT dan Lurah setempat untuk memberikan pembinaan.

"Kita kumpulkan, kita kasihtau. Kasihan sama orangtuanya di rumah. Setelah itu kita suruh pulang, belajar. Sebagian besar mereka masih pelajar soalnya," pungkas Wempi. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved