Wawancara Eksklusif

Beber Kepribadian Ketum Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad: Prabowo Bukan Galak, tapi Tegas dan Humanis

Kedekatan antara Jokowi dan Prabowo patut disyukuri, karena menunjukkan keakraban kedua tokoh bangsa yang sebelumnya pernah bertarung di Pilpres.

Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
DIWAWANCARAI - Ketua Harian DPP Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, diwawancarai News Director Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Tribun Network, Jakarta, Selasa (21/3/2023). 

TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, merespons soal dinamika politik terkini yang menyebut-nyebut sosok Ketua Umum (Ketum) Gerindra Prabowo Subianto.

Pria yang akrab disapa Dasco menjawab soal kabar endorsmen politik yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Prabowo Subianto.

Tentu, hal tersebut merujuk pada sejumlah kunjungan kerja Presiden Jokowi yang kerap 'menggandeng' Prabowo.

Menurut Dasco, kedekatan antara Presiden Jokowi dan Prabowo patut disyukuri. Hal itu menunjukkan keakraban kedua tokoh bangsa yang sebelumnya pernah bertarung di Pilpres 2019.

Antara Presiden Jokowi dan Prabowo yang sempat rival dan bersatu, menjadi hal positif dalam membangun bangsa.

"Nah, antara rival ini kemudian menjadi kompak lalu kemudian sama-sama memikirkan untuk membangun nengeri ini. Saya pikir itu yang membuat kedua yang beda ini menjadi lebih mengenal satu sama lain dan lebih akrab dan lebih banyak memang dalam kesempatan-kesempatan yang saya tau itu bertemu untuk mendiskusikan bagaimana kelangsungan hidup dan keberlangsungan di negara kita," ungkap Dasco saat wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Redaksi Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana pendapat Bapak melihat semakin akrabnya Prabowo dan Presiden Jokowi. Bahkan di beberapa kesempatan kerap diendorsmen bahwa Pak Prabowo tiba gilirannya menjadi pemimpin nasional di 2024?

Ya, pertama-tama kami mensyukuri saja bahwa budaya kearbkraban para pemimpin baik Pak Presiden dan Pak Prabowo yang pernah rivalitas di 2019, bisa terjalin dengan baik. Termasuk plus dan minusnya berjalin dengan baik.

Beberapa pihak yang tidak sependapat, tapi saya pikir hal ini adalah hal yang bagus dalam budaya dan sebenarnya cocok dalam kepribadian bangsa Indonesia, yaitu gotong royong.

Nah, antara rival ini kemudian menjadi kompak lalu kemudian sama-sama memikirkan untuk membangun negeri ini.

Saya pikir yang membuat kedua yang beda ini menjadi lebih mengenal satu sama lain dan lebih akrab, dan dalam kesempatan-kesempatan yang saya tahu itu bertemu untuk mendiskusikan bagaimana kelangsungan hidup dan keberlangsungan di negara kita.

Saya nggak heran kalau kedua orang ini menjadi akrab kemudian melihat bahwa Pak Jokowi kerap mengajak. Mungkin apa yang sekarang ini dilakukan adalah emplementasi dari diskusi-diskusi panjang tentang bagaimana membangun bangsa ini.

Jadi mungkin dalam kunjungan-kunjungan di Kebumen, melihat panen kemudian di beberapa tempat di Papua, daerah Jateng, Jatim, saya pikir itu bagian dari kemudian Pak Jokowi memberikan bahan dan informasi tentang apa yang sudah didiskusikan dan kemudian evaluasi dari hasil diskusi.

Saya pikir itu saja, dan kalau kita tidak melihat lebih jauh misalnya sial endorsmen mengendors, kemudian kita bicara Pilpres.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved