Ibu Kota Negara

Cerita Warga di IKN Nusantara, Khawatir Tersingkir setelah Tetangga Terpaksa Tinggalkan Kampung

Cerita warga di IKN Nusantara, semakin khawatir tersingkir setelah tetangga terpaksa tinggalkan kampungnya.

Editor: Amalia Husnul A
Kompas.com/Zakarias Demon Daton
Pembangunan istana wakil presiden di IKN, Sepaku, PPU, Kaltim, Minggu (19/3/2023). Cerita warga di IKN Nusantara, semakin khawatir tersingkir setelah tetangga terpaksa tinggalkan kampungnya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pembangunan di IKN Nusantara, Kalimantan Timur (Kaltim) yang terus digiatkan Pemerintah menyisakan cerita pilu warga.

Warga setempat yang rumah atau lahannya masuk kawasan IKN Nusantara harus merelakannya untuk proyek pembangunan Ibu Kota Negara yang baru tersebut.

Sayangnya, warga di kawasan IKN Nusantara ini merasa khawatir bakalan tersingkir dari kampungnya sendiri lantaran mereka tidak mampu lagi membeli lahan di sekitarnya.

Kekhawatiran warga di kawasan IKN Nusantara ini diungkapkan warga Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Salah satunya adalah Thomy Thomas.

Ia merasa semakin khawatir setelah tetangganya, Hamidah terpaksa meninggalkan kampung.

Rumah dan kebun Hamidah masuk Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN Nusantara.

Uang ganti rugi yang diterima Hamidah tak cukup untuk membeli lahan baru hingga kemudian memutuskan pindah.

Hamidah tak punya pilihan lain selain meninggalkan kampungnya sendiri. 

Pada Desember tahun lalu, pemerintah sudah membayar ganti rugi kebun.

“Sekarang tunggu (rumah) dibayar kami mau pindah. Di sini sudah enggak punya apa-apa lagi.

Kebun enggak ada, rumah enggak ada, mau beli tanah di sini mahal," keluh Hamidah.

Baca juga: 2 Kekhususan Jakarta di RUU yang Baru, Songsong Hadirnya IKN Nusantara di Kaltim

Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) menilai, rumah Hamidah yang berdiri di atas lahan 155 meter persegi tepat pinggir jalan poros menuju titik nol IKN itu dihargai senilai Rp 56 juta termasuk tanaman di atasnya.

Bersama anak dan dua cucunya, Hamidah berencana menetap di Tanah Grogot, ibu kota Kabupaten Paser berbatasan dengan PPU.

Di sana, kata Hamidah, ada lahan orangtua yang bakal ia garap dan memulai hidup baru.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved