Ramadhan 2023

Naskah Khutbah Idul Fitri 2023 M/ 1443 H Oleh Buya Yahya, Lengkap Link Download PDF Gratis di Sini

Berikut naskah Khutbah Idul Fitri 2023 M/ 1443 H Buya Yahya, lengkap link download PDF gratis di sini.

Editor: Ikbal Nurkarim
Instagram @buyayahya_aljabah
Buya Yahya: Berikut naskah Khutbah Idul Fitri 2023 M/ 1443 H Buya Yahya, lengkap link download PDF gratis di sini. 

TRIBUNKALTIM.CO - Berikut naskah Khutbah Idul Fitri 2023 M/ 1443 H Buya Yahya, lengkap link download PDF gratis di sini.

Berikut ini contoh khutbah Idul Fitri 1444 H atau Lebaran 2023 beserta link download PDF nya.

Idul Fitri 2023 segera tiba. Hari kemenangan itu diprediksi dirayakan secara serempak pada Jumat (22/4/2023).

Jelang Idul Fitri 2023, sebagian umat Islam mulai mempersiapkan diri menyambut hari kemenangan.

Salah satunya untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri alias Sholat Ied.

Dalam melaksanakan sholat ied seringkali diselingi khutbah di bagian akhir.

Khutbah Idul Fitri hukumnya sunnah, apabila dilakukan mendapat pahala dan jika tidak dikerjakan tidak berdosa.

Apabila tidak ada khutbah, maka shalat Id tetap sah.

Baca juga: Lengkap Daftar Tanggal Libur Idul Fitri 2023 Anak Sekolah SD SMP SMA dan Jadwal Libur Semester Genap

Berikut bisa jadi referensi Khutbah Idul Fitri 2023 M/ 1443 H Buya Yahya

Link Download Gratis PDF klik di sini

Khutbah Idul Fitri yang bisa di contoh, dikutip dari berbagai sumber

1. Khutbah Pertama

Khutbah di bawah ini adalah ringkasan dari khutbah berjudul “Idul Fitri dan Semangat Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan” yang disampaikan Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) KH M. Quraish Shihab, dikutip dari Kemenag:

Allah Akbar, Allah Akbar, Wa Lillahil Hamd.

Dengan takbir dan tahmid, kita melepas Ramadan yang insya Allah telah menempa hati, mengasuh jiwa serta mengasah nalar kita.

Dengan takbir dan tahmid, kita melepas bulan suci itu dengan hati harus penuh harap, dengan jiwa kuat penuh optimisme, betapa pun beratnya tantangan dan sulitnya situasi.

Ini karena kita menyadari bahwa Allah Maha Besar. Allahu Akbar, Allahu Akbar! Semua kecil dan ringan selama kita bersama dengan Allah.

Kita bersama sebagai umat Islam dan sebagai bangsa, kendati mazhab, agama atau pandangan politik kita berbeda, karena kita semua ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kita semua satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air dan kita semua telah sepakat ber-Bhineka Tunggal Ika, dan menyadari bahwa Islam, bahkan agama-agama tidak melarang kita berkelompok dan berbeda. Yang dilarangnya adalah berkelompok dan berselisih.

Maksudnya: Janganlah menjadi serupa dengan orang-orang yang berkelompok-kelompok dan berselisih dalam tujuan setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan. Mereka itulah yang mendapatkan siksa yang pedih. Demikian QS. Ali ‘Imran [3]: 105.

Saudara. Keragaman dan perbedaan adalah keniscayaan yang dikehendaki Allah untuk seluruh makhluk, termasuk manusia.

Seandainya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikannya satu umat saja, tetapi (tidak demikian kehendak-Nya). Itu untuk menguji kamu menyangkut apa yang dianugerahkan-Nya kepada kamu. Karena itu berlomba-lombalah dalam kebajikan (QS. Al-Maidah [5]: 48).

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillahil Hamd!

Saudara. Kini kita beridul fitri. Kata fithri atau fithrah berarti asal kejadian, bawaan sejak lahir. Ia adalah naluri.

Fitri juga berarti suci, karena kita dilahirkan dalam keadaan suci bebas dari dosa. Fithrah juga berarti agama karena keberagamaan mengantar manusia mempertahankan kesuciannya.

Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama (Islam) dalam keadaan lurus. Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atasnya. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Rum [30]: 30).

Baca juga: Profil Ustaz Ebit Lew: Pendakwah Malaysia yang Ceramahi Wanita Berpakaian Mini, Hasilnya Bikin Haru

Dengan beridul fitri, kita harus sadar bahwa asal kejadian kita adalah tanah:

Allah Yang membuat sebaik-baiknya segala sesuatu yang Dia ciptakan dan Dia telah memulai penciptaan manusia dari tanah. (QS. As-Sajadah [32]: 7)

Kita semua lahir, hidup dan akan kembali dikebumikan ke tanah.

Dari bumi Kami menciptakan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu untuk dikuburkan dan darinya Kami akan membangkitkan kamu pada kali yang lain. (QS. Thaha [20]: 55).

Kesadaran bahwa asal kejadian manusia dari tanah, harus mampu mengantar manusia memahami jati dirinya. Tanah berbeda dengan api yang merupakan asal kejadian iblis. Sifat tanah stabil, tidak bergejolak seperti api. Tanah menumbuhkan, tidak membakar. Tanah dibutuhkan oleh manusia, binatang dan tumbuhan -- tapi api tidak dibutuhkan oleh binatang, tidak juga oleh tumbuhan. Jika demikian, manusia mestinya stabil dan konsisten, tidak bergejolak, serta selalu memberi manfaat dan menjadi andalan yang dibutuhkan oleh selainnya.

Saudara. Bumi di mana tanah berada, beredar dan stabil. Allah menancapkan gunung-gunung di perut bumi agar penghuni bumi tidak oleng – begitu firman-Nya (QS. An-Nahl [16]: 15).

Peredaran bumi pun mengelilingi matahari sedemikian konsisten! Kehidupan manusia di dunia ini pun terus beredar, berputar, sekali naik dan sekali turun, sekali senang di kali lain susah.

Saudara. Jika tidak tertancap dalam hati manusia pasak yang berfungsi seperti fungsinya gunung pada bumi, maka hidup manusia akan oleng, kacau berantakan. Pasak yang harus ditancapkan ke lubuk hati itu adalah keyakinan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa. Itulah salah satu sebab mengapa idul fitri disambut dengan takbir.

Kesadaran akan kehadiran dan keesaan Tuhan adalah inti keberagamaan. Itulah fithrah atau fitri manusia yang atas dasarnya Allah menciptakan manusia (QS. Ar-Rum [30]: 30).

Selanjutnya karena manusia diciptakan Allah dari tanah, maka tidak heran jika nasionalisme, patriotisme, cinta tanah air, merupakan fithrah yakni naluri manusia.

Tanah air adalah ibu pertiwi yang sangat mencintai kita sehingga mempersembahkan segala buat kita, kita pun secara naluriah mencintainya. Itulah fithrah -naluri manusiawi- karena itu, hubbu al-wathan minal iman, cinta tanah air adalah manfestasi dan dampak keimanan. Tidak heran jika Allah menyandingkan iman dengan tanah air (QS Al-Hasyr [59]: 9).

Sebagaimana menyejajarkan agama dengan tanah air, Allah berfirman: Allah tidak melarang kamu berlaku adil (memberi sebagian hartamu) kepada siapapun - walau bukan muslim-- selama mereka tidak memerangi kamu dalam agama atau mengusir kamu dari negeri kamu (QS. Al-Mumtahanah [60]: 8). Demikian pembelaan agama dan pembelaan tanah air disejajarkan Allah.

Allahu Akbar, Allah Akbar, Wa Lillahil Hamd.

Saudara-saudara sekalian. Allah berpesan bahwa bila Hari Raya Fithrah tiba, maka hendaklah kita bertakbir.

Kalimat Takbir merupakan satu prinsip lengkap menembus semua dimensi yang mengatur seluruh khazanah fundamental keimanan dan aktivitas manusia. Dia adalah pusat yang beredar, di sekelilingnya sejumlah orbit unisentris serupa dengan matahari yang beredar di sekelilingnya planet-planet tata surya.

Baca juga: Bertambah 1 Hari dan Dimajukam, Inilah Daftar Tanggal Libur dan Cuti Bersama Lebaran 2023 untuk ASN

Mari kita jadikan ‘Idul Fithri, sebagai momentum untuk membina dan memperkukuh ikatan kesatuan dan persatuan kita, menyatupadukan hubungan kasih sayang antara kita semua, sebangsa dan setanah air.

Marilah dengan hati terbuka, dengan dada yang lapang, dan dengan muka yang jernih, serta dengan tangan terulurkan, kita saling memaafkan, sambil mengibarkan bendera as-Salam, bendera kedamaian di tanah air tercinta, bahkan di seluruh penjuru dunia.

“Ya Allah, Engkaulah as-Salam (kedamaian), dari-Mu bersumber as-Salam, dan kepada-Mu pula kembalinya. Hidupkanlah kami, Ya Allah, di dunia ini dengan as-Salam, dengan aman dan damai, dan masukkanlah kami kelak di negeri as-Salam (surga) yang penuh kedamaian. Maha Suci Engkau, Maha Mulia Engkau, Ya Dzal Jalali wal Ikram.

(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved