Video Viral

Konflik KKB vs TNI-Polri, Mahasiswa Papua Ungkap Ada Kriminalisasi Warga Sipil

Konflik KKB vs TNI-Polri, Mahasiswa Papua ungkap ada kriminalisasi warga sipil

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Faizal Amir

TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah Pusat diminta segera membuka dialog damai pasca-konflik bersenjata yang menewaskan 4 prajurit TNI di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Dilansir dari Tribun Papua, desakan ini disuarakan Himpunan Mahasiswa Papua di Jakarta, Depok, dan Bekasi (Jadebek) di depan Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (3/3/2023).

Diketahui, kontak tembak antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kontra aparat TNI maupun Polri kerap terjadi di wilayah pegunungan Papua.

Terbaru, empat prajurit TNI tewas dalam sebuah kontaktembak dengan KKB di Distri Mugi, Kabupaten Nduga, saat mereka hendak mencari keberadaan Pilot Susi Air yang disandera Egianus Kogoya dan pasukannya.

Empat prajurit yang ditemukan tersebut yaitu Pratu A, Pratu I, Pratu K dan Prada S.

"Negara segera melakukan dialog damai untuk menyelesaikan konflik Papua," ujar Koordinator Himpunan Mahasiswa Papua, Rudy Kogoya kepada Kompas.com, Kamis (20/4/2023).

Mereka mendesak agar pemerintah menghentikan pengiriman personel TNI ke tanah Papua agar konflik bersenjata bisa dihindari.

"Hentikan pendropan militer di tanah Papua, tarik militer organik dan non-organik dari wilayah konflik," ujar dia.

Rudy juga menyoroti isu terkait kriminalisasi yang dilakukan oleh militer kepada masyarakat sipil Papua.

Dia menyebut, dampak pembebasan sandera pilot Susi Air Philip Marthen berimbas pada kriminalisasi masyarakat sipil di Papua.

"Dampak daripada upaya pembebasan sandera oleh TPNPB itu kemudian berimbas kepada kriminalisasi dan penyiksaan yang dilakukan aparat terhadap masyarakat sipil yang disinyalir masih berusia pelajar kejadiannya berlokasi di distrik Kuyawage Lanny Jaya," kata dia.

Setidaknya, ada delapan warga sipil yang diketahui Rudy mengalami kriminalisasi. Lima di antaranya masih berusia belasan tahun.

Untuk itu, mereka mendesak agar Presiden Jokowi membentuk tim investigasi terkait isu kriminalisasi tersebut.

"Negara segera bentuk tim investigasi independen untuk mencari fakta lapangan terkait penyiksaan terhadap masyarakat sipil di Papua," ucap dia.

Konflik Papua memanas setelah empat prajurit TNI gugur dalam operasi penyelamatan Kapten Philip di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan.

Akibat peristiwa itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meningkatkan status operasi TNI di Nduga, Papua menjadi siaga tempur.

"Kita tetap melakukan operasi penegakan hukum dengan soft approach dari awal saya sudah dampaikan itu, tapi tentunya dengan kondisi seperti ini, di daerah tertentu kita ubah menjadi operasi siaga tempur," kata Panglima di Mimika, Papua Tengah melalui rekaman suara yang dibagikan, Selasa (18/4/2023).

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan mendesak agar operasi siaga tempur di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, segera dihentikan.

Koalisi juga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera penuhi janji untuk menggelar dialog.

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan terdiri dari KontraS, Imparsial, LBH Pers, ICW, LBH Masyarakat, ELSAM, HRWG, PBHI Nasional, ICJR, YLBHI, LBH Jakarta. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved