Berita Kukar Terkini

Kasus Kematian Serda Herdi tak Kunjung Terungkap, Keluarga Kirim Surat Terbuka ke Presiden Jokowi

Sebab, sampai saat ini belum diketahui penyebab tewasnya korban yang bertugas di satuan Yon Arhanud/16 Makassar, Sulawesi Selatan.

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA
M Sahrani saat membacakan surat kepada Presiden Joko Widodo di Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Kasus kematian seorang anggota TNI Sersan Dua (Serda) Muhammad Herdi Fitriansyah (22) pada 14 April 2023 silam, masih menjadi tanda tanya.

Sebab, sampai saat ini belum diketahui penyebab tewasnya korban yang bertugas di satuan Yon Arhanud/16 Makassar, Sulawesi Selatan tersebut. 

Berdasarkan informasi yang diterima pihak keluarga dari pengantar jenazah almarhum, korban melakukan bunuh diri atau gantung diri.

Namun, setelah peti jenazah dibuka terdapat sejumlah luka lebam di tubuh Serda Fitriansyah.

Baca juga: Nasib Terkini Oknum Pegawai Pemkot Bontang yang Diduga Lecehkan Anak Tirinya

Dari hasil pemeriksaan Denpom Kostrad Makassar, dari 16 orang saksi yang diperiksa, mengerucut menjadi 3 nama.

Hingga kini, kasus yang dilakukan oleh 3 nama tersebut belum jelas terkait apa.

Tak ingin menunggu terlalu lama, keluarga Serda Muhammad Herdi Fitriansyah menyampaikan surat terbuka.

Surat tersebut ditujukan kepada Presiden RI, Panglima TNI dan Kapolri, Ketua DPR RI dan Kepala Staf Angkatan Darat.

Baca juga: Diduga Alami Kekerasan Senior, Keluarga Temukan Lebam Tak Biasa di Tubuh Serda Herdi Fitriansyah

"Mulai tanggal 14 April 2023 sampai saat ini, kami tidak mendapatkan kejelasan terkait meninggalnya almarhum Serda Muhammad Herdi Fitriansyah di tempat tugasnya," kata Kakek Almarhum, Muhammad Syahrani, Selasa (2/5/2023).

Syahrani menyampaikan, ketika jenazah dikabarkan kepada pihak keluarga karena bunuh diri atau gantung diri pada tanggal 14 April dan tiba pada 15 April, keluarga merasa banyak kejanggalan.

Bahkan, saat proses penjemputan jenazah di Bandara Balikpapan, pihak keluarga diminta untuk menjemput menggunakan ambulan desa.

Menurut Syahrani, ketika ada anggota TNI meninggal dunia, seharusnya ada pengawalan dan akan disediakan ambulan dari kesatuan TNI.

"Namun faktanya tidak. Kemudian ketika kami mengeluarkan jenazah almarhum dari petinya, kami menemukan banyak luka lebam dan kami rasa ada dugaan penganiayaan," lanjut sang kakek.

Hingga saat ini, pihak keluarga tidak mendapat kejelasan fakta atau data penyebab meninggalnya Serda Muhammad Herdi Fitriansyah.

Perkembangan hasil outopsi dari RS Bhayakara Makassar juga belum ada. Kemudian, barang dan alat benda almarhum seperti handphone, laptop, buku rekening dan lainnya belum diterima keluarga.

Sampai detik ini, keluarga sangat kebingungan dan tidak tau hendak mengadu kemana terkait perkembangan informasi penyebab meninggalnya ananda Fitriansyah. 

"Kami keluarga besar almarhum, bermohon dengan sangat kepada Bapak Presiden," ujarnya.

"Para pimpinan aparat penegak hukum untuk membantu dan menolong keluarga kami agar mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya," tandas Syahrani. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved