Breaking News

IKN Nusantara

Pusat Pertahanan di IKN Nusantara 30 Km dari Istana Negara, Diisi 1,147 Prajurit

Pusat pertahanan di IKN Nusantara 30 km dari Istana Negara, diisi 1,147 prajurit

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Sandrio

TRIBUNKALTIM.CO - TNI akan membangun markas baru di kawasan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Kalimantan Timur di atas lahan seluar 4.500 hektare.

Markas baru ini akan terintegrasi dengan tiga matra.

Rinciannya mencapai 800 hektare untuk TNI AD, 1.000 hektare untuk TNI AL, dan 2.700 hektare untuk TNI AU.

Dilansir dari Kompas.com, adapun di dalam rencana besar Mabes TNI, lanud baru yang akan dibangun di kawasan IKN itu akan dilengkapi dengan prasarana Wing Udara, Batalyon Komando (Yonko) Pasukan Khas (Paskhas), Satuan Rudal (Satrudal) Pam Ibu Kota, Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud), hingga Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU).

Bahkan, dalam peta pada 2025-2029, TNI AU juga akan membangun sarpras satuan baru seperti Skadron Udara Tempur, Skadron Udara Angkut, Skadron Udara Helikopter, Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional, Resimen Hanud, dan Satuan Radar.

Tak kurang dari 1.147 prajurit akan ditempatkan di satuan-satuan tersebut.

Untuk lokasi, lanud itu akan berjarak sekitar 25-30 kilometer dari Istana Negara dan berjarak sekitar 10 kilometer dari Mabes TNI.

Namun, selain desain, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI juga mewanti-wanti terkait ancaman udara menuju IKN.

Ancaman itu terbagi menjadi tiga: Five Power Defence Arrangements (FPDA) atau aliansi militer Britania Raya, Australia, Selandia Baru, Malaysia, dan Singapura, serta AUKUS atau aliansi militer Australia, Inggris, dan Amerika Serikat; negara tertentu; dan terakhir non-state actor.

Baca juga: Tak Hanya Canggih dan Lestari, Pembangunan IKN Nusantara Perhatikan Aspek Spiritual

Baca juga: Saingan Polandia, Perusahaan China Tawarkan Smart Lighting Canggih ke IKN Nusantara

Ancaman-ancaman itu berupa jatuhnya misil atau bom, pengintaian oleh pesawat nirawak (UCAV), ancaman Chemical, Biological, Radiological, Nuclear, and Exlposive (CBRNE), hingga kejahatan berkadar tinggi.

Terlebih, IKN sebagai center of gravity, juga berdekatan dengan Flight Information Region (FIR) negara tetangga seperti Singapura FIR, Kinabalu FIR, dan Manila FIR.

Data dari Kementerian PPN/Bappenas juga menyebutkan bahwa IKN masih dalam radius intercontinental ballistic missile (ICBM) dan Rudal Hypersonic negara tertentu.

"Terkait IKN dan ancaman yang berasal dari luar, memang ada tantangan tersendiri karena lokasi IKN jika dibanding dengan Jakarta, lebih dekat dengan titik-titik persaingan geopolitik yang di masa depan bisa berubah menjadi konflik bersenjata," kata analis militer dari Semar Sentinel, Fauzan Malutfi, Sabtu (6/5/2023).

Titik-titik persaingan geopolitik itu antara lain Laut China Selatan, Selat Taiwan, Laut China Timur, dan Semenanjung Korea.

Fauzan menyebutkan, salah satu konsekuensinya membangun IKN di Kaltim adalah dengan meningkatkan kemampuan TNI untuk mendeteksi, mencegah, dan menghancurkan ancaman di luar wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE).

Itu semua, kata Lutfi, sebenarnya sudah disebut dalam doktrin TNI dan konsep atau prinsip defensif aktif, pertahanan berlapis, dan anti-access/area denial (A2/AD).

Fauzan menyarankan agar satuan dan alat utama sistem persenjataan (alutsita) tiga matra dapat terintegrasi, saling mendukung dan melengkapi.

"Harus terintegrasi dengan baik, karena ketiga matra juga memiliki satuan dan kemampuan pertahanannya masing-masing," ujar Fauzan. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved