IKN Nusantara

Cegah Malaria Saat Jokowi Kemah di IKN Nusantara, Pakai Larvasida dan Fogging 1 Km

Cegah malaria saat Jokowi kemah di IKN Nusantara, pakai briket larvasida dan fogging 1 km

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Sandrio

TRIBUNKALTIM.CO - Baru-baru ini beredar informasi bahwa lokasi pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur merupakan kawasan endemis malaria.

Namun, informasi ini langsung ditepis Kementrian Kesehatan.

Dilansir dari Kompas.com, Tim Kesehatan Kemah Presiden Jokowi di IKN Nusantara dr Jansje Grace Makisurat menjelaskan, pada H-5 atau lima hari sebelum kedatangan Presiden di Ibu Kota Nusantara, pada tahun lalu, pihaknya melepas briket larvasida di kolam-kolam atau lokasi genangan air yang ada di seputar lokasi kegiatan presiden.

Kemudian dilakukan fogging pada radius 50 meter hingga 1 kilometer dari lokasi kegiatan presiden dan rombongan.

Pemda juga telah melakukan rapid diagnostic test (RDT) malaria, yakni pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit malaria.

Sementara itu, Tim Kerja Malaria Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Helen Dewi Prameswari memastikan tidak menemukan malaria di Ibu Kota Nusantara.

"Temuan yang dilakukan oleh Kemenkes menunjukkan bahwa di kawasan IKN khususnya KIPP tidak ditemukan adanya malaria," ucapnya dikutip dari siaran pers Otorita IKN, Senin (8/5/2023).

Menurut dia, permasalahan malaria di wilayah IKN sebenarnya berasal dari wilayah lintas batas yang berbatasan dengan Kabupaten PPU, Kabupaten Paser, dan Kabupaten Kutai Barat.

Baca juga: Transformasi Jakarta Saat Ibu Kota Dipindahkan ke IKN Nusantara, Jadi Kota Global

Baca juga: Perusahaan Logistik Incar Bagian di Proyek IKN Nusantara, Siapkan Puluhan Miliar

Tingginya angka kasus malaria di Kabupaten PPU merupakan muara kasus dari wilayah lintas batas kabupaten tersebut, di mana terdapat satu puskesmas rawat inap yang menjadi rujukan di sana.

Hal tersebut disebabkan akses jalan yang bisa dilewati dari perbatasan hanya ke Kabupaten PPU.

Sementara itu, Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara (PPU) Ponco Waluyo menjelaskan, kasus terakhir malaria yang ditemukan wilayah yang sekarang menjadi IKN terjadi pada November 2018.

"Itu kita temukan kasus indigenous terakhir yang di situ dan sampai sekarang tahun 2023 tidak pernah lagi kita temukan kasus indigenous,” kata Ponco.

Lebih lanjut Ponco menjelaskan, bebeberapa kasus malaria yang ditemukan di wilayah IKN merupakan kasus impor dari tempat lain.

"Misalnya kasus di Persemaian Semoi kemarin, itu ternyata bukan kasus asli dari yang digarap IKN saat ini.

Itu kasus dari luar yaitu beberapa kasus yang positif dari pekerja daerah aliran sungai yang menanam sepanjang jalur yang ada di IKN,” ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved