IKN Nusantara

Skema Pemenuhan Energi Terbarukan di IKN Nusantara, Ada Wind Farm Hingga PLTA

Skema pemenuhan energi terbarukan di IKN Nusantara, ada wind farm hingga PLTA

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Sandrio

TRIBUNKALTIM.CO - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono memaparkan rencana penerapan energi terbarukan di IKN Nusantara, Kalimantan Timur.

Sistem tenaga listrik yang dirancang dengan sumber energi hijau dikembangkan dalam tiga tahap.

Dilansir dari Kompas.com, rinciannya adalah untuk jangka pendek dalam periode 2022-2023 PV Rooftop, EV Support di tempat umum dan komersial, perumahan, industri, dan stasiun pengisian daya.

Pada jangka menengah, Wind Farm kapasitas 70 MW pada 2024 dan Solar Farm kapasitas 50 MW pada 2025.

Dalam jangka panjang yakni tahun 2026-2045 akan dibangun pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 910 MW pada 2028.

"IKN didesain menjadi kota yang hijau, inklusif, cerdas, tangguh, dan kota hutan yang berkelanjutan," papar Bambang, seperti dikutip dari rilis OIKN.

Sementara itu, Pemerintah memastikan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang tentu rendah karbon.

"Untuk perencanaan pengembangan energi baru energi terbarukan itu menjadi concern," jelas Direktur Panas Bumi Harris Yahya dalam Sarasehan Geothermal oleh Ikatan Alumni Mesin ITB di Sekretariat IA-ITB, Rabu (29/3/2023).

Baca juga: IKN Nusantara Rebutan Investor dengan Negara Lain, Otorita Beri Tawaran Menarik

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM mendapatkan kesempatan untuk pindah ke IKN pada tahap pertama tahun 2024 mendatang.

"Karena IKN ini salah satu semangatnya adalah green energy," imbuh Harris.

Lanjut Harris pembangunan pasokan listrik EBT akan dilakukan secara bertahap seiring dengan pembangunan IKN.

Sebelumnya, Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana berpendapat bahwa Indonesia memiliki potensi EBT melimpah.

Ini mencakup energi surya, bayu, hidro, bioenergi, panas bumi, dan juga laut yang total potensinya 3.686 GW.

Indonesia punya EBT, mulai dari matahari, energi bayu atau angin, bioenergi, hidro atau air, hingga panas bumi yang tidak akan habis.

"Kita identifikasi kira-kira berapa potensinya kalau diubah menjadi listrik, dan tercatat sampai ini hampir 3.700 GW," tutur Rida dalam keterangan resminya.

Deputi Transformasi Hijau dan Transformasi Digital Otorita IKN M Ali Berawi mengatakan pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur dilakukan untuk mencapai target carbon neutral city pada 2045.

Dilansir dari Kompas.com, caranya dengan mewujudkan target 100 persen produksi listrik yang berasal dari energi baru terbarukan.

Transisi menuju energi terbarukan dalam sistem ketenagalistrikan IKN dapat membantu mengurangi emisi karbon, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas, serta mendorong keberlanjutan dan pengurangan dampak lingkungan negatif.

Kebutuhan listrik di IKN hingga tahun 2045 diperkirakan sebesar 4MWh/kapita/tahun.

Sistem ketenagalistrikan IKN akan dipasok dari berbagai pembangkit listrik terbarukan.

Salah satunya adalah tenaga surya baik dalam bentuk ladang panel surya (solar farm) ataupun panel surya atap (solar rooftop).

Secara umum, potensi tenaga surya di Indonesia dan di wilayah pengembangan IKN memiliki potensi yang tinggi.

Dalam upaya untuk memanfaatkan potensi yang ada, maka dalam waktu dekat akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas sedikitnya 50 megawatt (MW) yang terletak di Wilayah Perencanaan 3 (WP 3) IKN.

Guna mengadopsi energi terbarukan sebagai bagian dari transformasi kota menjadi berkelanjutan dan ramah lingkungan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved