Idul Adha 2023

Tahukah Anda Mengapa Idul Adha Bisa Disebut Hari Raya Kurban dan Lebaran Haji? Ini Penjelasannya

Tahukah anda Mengapa Idul Adha Bisa Disebut Hari Raya Kurban dan Lebaran Haji? Ini Penjelasannya

Editor: Nur Pratama
Freepik designed by Creative_hat
Ilustrasi Idul Adha 2023. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sebentar lagi Hari Raya Idul Adha 1444 H.

Idul Adha merupakan hari raya Islam yang identik dengan penyembelihan hewan kurban.

Oleh sebab itu banyak yang menyebut hari raya Idul Adha adalah hari raya kurban.

Tak cuma itu istilah Idul Adha juga kerap kali disebut dengan Lebaran Haji.

Idul Adha memang menandai dua perayaan rutin umat Islam, yaitu ibadah kurban dan penyelenggaraan ibadah haji dan ibadah kurban.

Itulah sebabnya, Idul Adha sering disebut dengan lebaran haji karena perayaannya bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.

Baca juga: Perbedaan Puasa Arafah dan Puasa Tarwiyah Jelang Hari Raya Idul Adha 2023

Namun Anda tentu ingin mengetahui sejarah mengapa Idul Adha bisa disebut sebagai hari raya Kurban dan Lebaran Haji.

Berikut penjelasan sejarahnya.

Idul Adha bisa disebut sebagai hari raya kurban dan lebaran Haji bermula dari pengorbanan Nabi Ibrahim.

Dilansir dari laman Nahdlatul Ulama (NU), perintah berkurban bagi yang mampu bermula dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan anaknya, Nabi Ismail, dalam menunaikan perintah Allah.

Saat Nabi Ismail beranjak remaja, Nabi Ibrahim bermimpi mengorbankan putra kesayangannya untuk disembelih. Nabi Ismail sendiri merupakan anak pertama Nabi Ibrahim yang lahir setelah penantian panjang. Nabi Ibrahim pun bingung menyikapi mimpinya.

Namun, ia tak lantas mengingkari mimpi tersebut. Nabi justru memilih merenungi mimpi tersebut dan memohon petunjuk kepada Allah.

Malam selanjutnya, mimpi yang sama kembali mendatangi malam Nabi Ibrahim, begitu pula dengan malam ketiga.

Setelah mimpinya yang ketiga, barulah Nabi Ibrahim meyakini dan membenarkan bahwa mimpi itu benar-benar perintah dan harus dilaksanakan.

Nabi Ibrahim adalah orang yang patuh, dia menaati perintah Allah SWT meski harus mengorbankan anak yang telah lama dinantikannya. Allah SWT kemudian berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 120 yang artinya:

"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang Imam (yang dapat dijadikan teladan), qaanitan (patuh kepada Allah), dan hanif, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang menyekutukan Allah)."

Nabi yang mendapat julukan Abul Anbiya atau Bapak dari Para Nabi ini pun menyampaikan isi mimpi kepada anaknya, sebagaimana tertulis dalam Al-Quran Surat Ash-Shaffat ayat 102: "Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku sedang menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!',

Ismail menjawab: 'Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Melihat ketakwaan Nabi Ibrahim dan putranya, Allah SWT kemudian mengganti Nabi Ismail dengan seekor kambing.

Itulah asal mula ibadah kurban yang dilaksanakan umat Islam setiap hari raya Kurban atau hari raya Idul Adha.

Lantas, mengapa Idul Adha juga disebut sebagai Lebaran Haji? Bertepatan dengan puncak ibadah haji Lihat Foto Rombongan jemaah haji Indonesia usai menjalankan ibadah wukuf di Arafah, Arab Saudi.(Jurnalis Kompas TV Nita Anisa)

Penyebutan Lebaran Haji untuk hari raya Idul Adha tak lepas dari pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci pada bulan Zulhijah.

Dilansir dari Kompas.com, pada 9 Zulhijah, umat Islam yang menunaikan ibadah haji tengah melaksanakan puncak ibadah, yakni wukuf di Padang Arafah.

Wukuf merupakan ritual haji yang mengajarkan umat Islam untuk meninggalkan aktivitasnya sejenak.

Tujuannya, agar jemaah dapat merenungkan diri, seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim setelah menerima perintah Allah untuk mengorbankan Nabi Ismail.

Sementara itu, bertepatan dengan wukuf di Arafah atau hari Arafah, bagi umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji, disunahkan untuk menjalankan puasa.

Adapun ganjarannya, sebagaimana terdapat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, adalah menghapus dosa selama dua tahun.

"Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun akan datang."

 

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Mengapa Idul Adha Bisa Disebut Hari Raya Kurban dan Lebaran Haji? Ini Penjelasannya, 

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved