Berita Internasional Terkini

Ukraina Tolak Proposal Damai dengan Rusia yang Disampaikan Prabowo, Uni Eropa Singgung Keadilan

Ukraina tolak proposal damai dengan Rusia yang disampaikan Prabowo. Sementara itu Uni Eropa kritik usulan yang disampaikan Menhan di Dialog Shangri-La

Penulis: Aro | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
Dok Kementerian Pertahanan RI
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto jadi pembicara di forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2023 di Singapura, Sabtu (3/6/2023). Proposal perdamaian dengan Rusia yang disampaikan Menhan Prabowo ditolak Ukraina. Tanggapan Uni Eropa terkait proposal damai dari Prabowo. 

TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan proposal perdamaian Rusia - Ukraina di International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit di Singapura.

Proposal perdamaian dengan Rusia yang disampaikan Menhan Prabowo tersebut ditolak untuk Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov.

Sementara itu, Uni Eropa juga menyampaikan kritik terhadap proposal perdamaian Rusia - Ukraina yang disampaikan Menhan Prabowo tersebut.

Namun menurut Mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI Dino Patti Djalal usulan resolusi konflik Rusia - Ukraina yang disampaikan Prabowo spesifik.

Ada sejumlah langkah konkret seperti genjatan senjata dan menarik mundur pasukan disebut sangat berani. 

Dalam Dialog Shangri-La, Prabowo Subianto mengusulkan gencatan senjata yang diikuti dengan demiliterisasi dan sejumlah poin lainnya.

“Itu menarik perhatian karena sangat spesifik plannya,” kata Dino Patti Djalal seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel berjudul Dino Patti Djalal: Saran Prabowo untuk Resolusi Konflik Rusia-Ukraina Spesifik.

"Seperti usulan gencatan senjata, ini menarik karena sekarang orang-orang bersiap untuk meningkatkan perang, bukan untuk gencatan senjata," sambungnya.

Lebih lanjut, diplomat sekaligus mantan duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu juga mangatakan rekomendasi Prabowo tentang referendum menjadi upaya detail yang turut menyita perhatian dalam forum internasional itu.

"Kemudian terkait pasukan PBB, dan paling jadi perhatian adalah referendum yang perlu dilaksanakan di wilayah yang dicaplok oleh Rusia," ucap Dino.

Baca juga: Soroti Negara yang Dukung Ukraina, Megawati: Saya Lihat Pak Putin Ajeg Aja, Nggak Kelihatan Bingung

Ditolak Menteri Ukraina

Proposal Prabowo ini kemudian ditolak dengan halus oleh Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov.

Menurut, isi proposal itu aneh dan terkesan pro-Rusia.

Sabtu (3/6/2023), Oleksii Reznikov mengatakan, "Saya akan berusaha bersikap sopan, (proposal itu) kedengarannya seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia.

Dilansir dari Financial Times, Oleksii Reznikov megatakan, "Kami tidak membutuhkan mediator ini untuk menyarankan rencana aneh seperti itu sebelum Rusia diusir dari Ukraina." 

Komentar Menhan Ukraina ini menyusul penolakan serupa dari juru bicara kementerian luar negeri Ukraina, Oleg Nikolenko.

Nikolenko mengatakan, Rusia telah melakukan tindakan agresi dan menduduki wilayah Ukraina.

Menurutnya, proposal gencatan senjata apa pun hanya akan memberi waktu pada Rusia untuk memperkuat militernya.

"Tidak ada wilayah yang disengketakan antara Ukraina dan Federasi Rusia untuk mengadakan referendum di sana," katanya seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel berjudul Ukraina Tolak Usulan Perdamaian dari Indonesia: Proposal Aneh dan Pro Rusia.

"Di wilayah pendudukan, tentara Rusia melakukan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida. Rusia sekarang berusaha dengan segala cara untuk mengganggu serangan balik Ukraina," lanjutnya.

Baca juga: AS Panas Dingin Cuma Punya 200 Nuklir Taktis Sedangkan Rusia 2.000, Ukraina Terancam

Meski menolak rencana perdamaian dari Indonesia, Oleg Nikolenko mengatakan negaranya menghargai perhatian Indonesia.

"Kami menghargai perhatian Indonesia terhadap masalah pemulihan perdamaian.

Indonesia harus menandatangani formula perdamaian Presiden Volodymyr Zelensky," katanya.

Pidato Prabowo soal Proposal Perdamaian Rusia dan Ukraina

Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto menyampaikan rencana perdamaian untuk Ukraina dan Rusia melalui pidato di acara Dialog Shangri-La, konferensi pertahanan tahunan di Singapura.

"Saya mengusulkan agar Dialog Shangri-La menemukan cara ... deklarasi sukarela yang mendesak Ukraina dan Rusia untuk segera memulai negosiasi perdamaian," kata Prabowo, Sabtu (3/6/2023), dikutip dari Finansial Times.

Prabowo membagikan rencana multi-poinnya.

Ia mengusulkan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.

Kemudian, diikuti dengan pembentukan zona demiliterisasi antara garis depan saat ini, misi PBB, dan referendum wilayah yang disengketakan.

Komentar Uni Eropa

Selain Ukraina, Uni Eropa juga mengkritik proposal perdamaian yang diajukan Indonesia itu.

Mereka menilai, proposal yang diajukan Indonesia sama seperti penyerahan wilayah Ukraina pada Rusia.

Baca juga: Terungkap, NATO Paksa Ukraina Terus Lawan Rusia, Beri Bantuan Hampir Rp 1.000 T

Perwakilan tinggi UE untuk kebijakan luar negeri, Josep Borrell, berbicara langsung setelah Menteri Pertahanan Indonesia berpidato.

Ia mengatakan harus ada kedamaian yang adil, bukan kedamaian penyerahan diri, dikutip dari Reuters.

“Kita perlu membawa perdamaian ke Ukraina, tetapi itu harus menjadi perdamaian yang adil, bukan perdamaian penyerahan,” kata Borrell, mengomentari usulan Indonesia.

Prabowo: Indonesia Bersikap Netral

Prabowo mengatakan Indonesia tidak berusaha memihak siapa yang benar atau salah dalam perang itu.

Dia menegaskan kembali, bangsa Indonesia memilih di PBB untuk menentang invasi Rusia, dikutip dari AFR.

Namun dia mengatakan penghentian permusuhan dalam konflik itu penting, menyebutkan daftar negara-negara Asia dan Afrika yang telah menderita akibat perang dalam beberapa dekade terakhir.

“Tanyakan kepada teman-teman Vietnam kami, saudara-saudara Vietnam kami, tanyakan kepada saudara-saudara Kamboja kami, tanyakan kepada mereka berapa kali mereka telah diserbu,” kata Prabowo.

“Tanyakan kepada orang Indonesia sudah berapa kali mereka diserbu. Kami tahu perang.

Kami ingin menyelesaikan, kami ingin membantu, tapi sekali lagi terserah kedua belah pihak. Untuk apa Perserikatan Bangsa-Bangsa jika bukan penyelesaian konflik,” lanjutnya.

Sorotan Prabowo di Dialog Shangri-La

Menhan Prabowo dalam Dialog Shangri-La di Singapura, menyoroti sejumlah isu internasional. 

Selain memaparkan upaya resolusi konflik Rusia - Ukraina, ia juga menjelaskan langkah nyata mencapai perdamaian di semua kawasan. 

Prabowo berpendapat, kompromi antar negara menjadi satu-satunya solusi yang dapat ditempuh untuk mencapai kemakmuran dunia. 

"Sangat penting bagi kita untuk mengatasi persaingan geopolitik, sengketa wilayah, melalui dialog, negosiasi, dan solusi yang saling menguntungkan," kata Prabowo.

Baca juga: Ukraina Bisa Rata dengan Tanah, Rusia Mulai Pindahkan Senjata Nuklir ke Belarusia

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Update Berita Internasional Terkini

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved