Idul Adha 2023

Muslim yang Belum Aqiqah Apakah Tidak Boleh Berkurban saat Idul Adha? Ini Penjelasan Buya Yahya

Muslim yang Belum Aqiqah Apakah Tidak Boleh Berkurban saat Idul Adha? Ini Penjelasan Buya Yahya

Editor: Nur Pratama
Youtube Al-Bahjah TV
Buya Yahya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Hari Raya Idul Adhan 1444 H Sebentar lagi.

Menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 H, pelaksanaan ibadah kurban mulai ramai dibicarakan mayarakat.

Satu di antaranya mengenai hukum berkurban bagi yang belum aqiqah.

Sejumlah orang berpendapat, orang yang belum aqiqah tidak boleh berkurban. Tapi sebagian lainnya berpendapat sebaliknya.

Melansir ceramah Buya Yahya dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV menjelaskan, terkait hukum aqiqah.

Buya Yahya mengatakan, aqiqah merupakan sunah yang dibebankan terhadap orangtua yang dikaruniai anak.

Baca juga: 3 Tanda Muslim Wajib Berkurban di Hari Raya Idul Adha 2023, Ini Penjelasan Lengkapnya

Pelaksanaan aqiqah bukanlah tanggung jawab anak melainkan tanggung jawab orangtua.

"Adapun masalah aqiqah itu disunahkan," kata Buya Yahya dikutip TribunJakata dari YouTube Al-Bahjah TV.

"Aqiqah itu disunahkan atas orangtua, jadi orangtua yang mempunyai anak dia disunahkan untuk mengaqiqahkan anaknya."

"Jadi aqiqah itu pada dasarnya, jika seorang bapak dikaruniai anak maka sunah bagi sang bapak bukan bagi anak," jelas Buya Yahya.

Aqiqah umunya dilaksanakan di hari ke-7 sejak anak lahir, dalam kegiatan aqiqah biasanya dibarengi dengan pemberian nama anak dari orangtua.

Namun apabila orangtua belum mampu mengaqiqahkan anak di hari ke-7, pelaksanaan aqiqah bisa ditunda.

Batas pelaksanaan aqiqah bagi sang anak yakni sampai sang anak akil baligh.

Lantas bagaimana jika seseorang belum aqiqah tapi memiliki keinginan berkurban pada Hari Raya Idul Adha?

Bolehkah orang yang belum aqiqah tetap kurban?

Perlu diingat, mengaqiqahkan anak adalah tugas seorang ayahnya, berbeda dengan kurban.

Banyak orang mengangap menyembelih hewan kurban merupakan ibadah seumur hidup sekali.

Padahal pada hakikatnya, ibadah kurban dilakukan setiap tahun saat Hari Raya Idul Adha tiba.

"Jadi apabila ada orang yang belum aqiqah dan ingin berkurban, berkurban saja. Kurban adalah sunah yang dikukuhkan," kata Buya Yahya.

"Adapun aqiqah merupakan tugas orangtua, bukan tugas kita sebagai pribadi."

"Kalau pun ada orangtua yang belum mengaqiqahkan anaknya karena tidak mampu maka tidak apa-apa," terangnya.

Aqiqah atau Kurban, Mana yang Harus Didahulukan?

Sejumlah masyarakat menganggap, bahwa aqiqah dinilai sebagai hal yang wajib.

Untuk itu, Buya Yahya menegaskan tentang hukum aqiqah dan kurban.

"Aqiqah itu sunah, dan kurban juga sunah," kata Buya Yahya dikutip TribunJakarta dari YouTube Al Bahjah Tv.

Buya Yahya menjelaskan, bahwa aqiqah itu disunahkan bagi orang tua yang memiliki anak.

"Sunahnya aqiqah itu adalah milik orangtua anak tersebut. Sang anak tidak disunahkan untuk melakukan aqiqah bagi dirinya," terang Buya.

"Aqiqah adalah sunah," tegasnya.

Dijelaskan Buya Yahya, hukum aqiqah orangtua terhadap anaknya tidak berlangsung seumur hidup.

Keutamaan aqiqah hanya ketika sang anak belum mencapai usia akil baligh.

Apabila sang anak sudah menginjak akil baligh, maka keharusan aqiqah itu telah luntur.

"Bahkan sebagian ulama, mahzab Imam Abu Hanifah mengatakan aqiqah itu mubah, bukan sebagai sunah. Hanya seperti sedekah biasa," ujar Buya Yahya.

Lebih lajut, Buya Yahya mengatakan meski hukum aqiqah dan kurban sama-sama disunahkan, tetapi alangkah baiknya lebih mengutamakan berkurban.

"Kalau ketemu hari untuk berkurban, maka keutamaan tetap kurban. Bukan Aqiqah" ujar Buya Yahya.

Buya Yahya lantang membantah orang yang melarang dilaksanakannya kurban apabila belum menjalankan aqiqah.

"Yang mengatakan tidak boleh kurban sebelum menjalankan aqiqah, itu di puncak kesesatan," ujar Buya.

Hal itu berdasarkan penyataan sejumlah ulama yang mengatakan, bahwa aqiqah bukanlah sebagai hal yang wajib.

"Karena sebagian ulama mengatakan aqiqah bukan sebagai hal yang wajib."

"Sedangkan kurban, sebagian ulama mengatakan wajib. Berarti dahulukanlah kurban," terang Buya Yahya.]

 

Keutamaan berkurban di Hari Raya Idul Adha adalah sebagai berikut:

1. Amalan yang Disukai Allah Swt

Berkurban di Hari Raya Idul Adha adalah salah satu amalan yang paling disukai Allah SWT sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh al-Tarmidzi, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

"Aisyah menuturkan dari Rasulullah Shallallâhu Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda: Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya," (Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah: 3117)

2. Mengikuti Sunnah Nabi

Dalam hadis riwayat Aisyah. Rasulullah bersabda:

من ذَبَحَ قَبلَ الصَّلاةِ فَإِنَّمَا يَذْبَحْ لنفْسِهِ، وَ مَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلاةِ فَقَدْ ثم نسكه و أصاب سنة المسلمين
(رواه البخاري ومسلم)

Artinya: "Barang siapa yang menyembelih (hewan kurban) sebelum shalat Idul Adha, maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri (dalam riwayat yang lain, maka hendaklah ia mengulanginya). Dan barang siapa yang me- nyembelihnya setelah shalat Idul Adha, maka telah sempurnalah ibadahnya. dan perbuatannya itu telah sesuai dengan sunnah kaum muslimin." (HR. Al- Bukhari dan Muslim)

3. Nabi Muhammad SAW Berkurban

“Nabi Muhammad SAW berkurban dengan dua kambing gemuk dan bertanduk. Saya melihat Nabi Saw. meletakkan kedua kakinya di atas pundak kambing tersebut, kemudian Nabi Saw. membaca basmalah, takbir dan menyembelih dengan tangannya sendiri.” (HR Bukhari)

4. Ancaman bagi Umat Muslim yang tidak mau berkurban, Padahal Mampu

“Barangsiapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat salat kami.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)

Selain hadist, terdapat dalil keutamaan berkurban lainnya dari Al Qur'an.

1. Mendekatkan diri pada Allah

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

“Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah).” (QS. Al-Kautsar: 2)

2. Bentuk taqwa kepada Allah

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ

“Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya, dan berilah kabar gembira pada orang-orang yang tunduk (patuh) pada Allah.” (QS: Al-Hajj: 34)

 

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Hadist Keutamaan Berkurban Idul Adha 10 Dzulhijjah, 

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Benarkah Orang yang Belum Aqiqah Tak Boleh Berkurban? Begini Penjelasan dari Buya Yahya, 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved