Breaking News

Berita Kaltim Terkini

Pasca Idul Fitri Sektor Transportasi Berangsur Normal, Tapi Komoditas Pangan Picu Inflasi Mei 2023

Pasca Idul Fitri 1444 Hijriah sektor transportasi terpantau normal dengan mulai stabilnya permintaan tiket, khususnya pada transportasi udara.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Ilustrasi - maskapai di Bandara APT Pranoto Samarinda (kiri) dan ikan di pasar induk Nenang, Penajam Paser Utara. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pasca Idul Fitri 1444 Hijriah sektor transportasi terpantau normal dengan mulai stabilnya permintaan tiket, khususnya pada transportasi udara.

Inflasi gabungan dua Kota IHK di Kalimantan Timur, Kota Samarinda dan Balikpapan pada Mei 2023 lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.

Secara month-to-month (mtm) inflasi tercatat sebesar 0,20 persen (mtm) atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, sebesar 0,42 persen (mtm).

Sedangkan secara tahunan, inflasi Kaltim pada periode Mei 2023 tercatat sebesar 4,06 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 4,46 persen (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Ricky P. Gozali mengungkapkan pada Mei 2023 kelompok transportasi di Kaltim mengalami deflasi sebesar 1,98 persen (mtm).

Baca juga: Inflasi Kaltim Tetap Stabil meski Tinggi dari Rata-rata Nasional

Tarif angkutan udara menjadi andil deflasi tertinggi pada periode ini dan menjadi faktor penurunan tekanan inflasi Kaltim pada Bulan Mei 2023.

"Sejalan dengan normalisasi permintaan tiket angkutan udara pasca libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri," sebutnya, Rabu (7/6/2023).

Bank Indonesia Perwakilan Kaltim mencatat kelompok pengeluaran dalam andil inflasi terbesar di Kaltim Mei 2023 dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Sementara itu, kelompok transportasi mengalami deflasi.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,31 persen (mtm) atau memberikan andil sebesar 0,372 persen (mtm).

"Inflasi yang meningkat bersumber dari kenaikan harga beberapa komoditas pangan seperti ikan layang, bayam, daging ayam ras, dan kacang panjang," sebut Ricky.

Baca juga: Pemicu Inflasi di Balikpapan karena Harga Bahan Bakar Rumah Tangga Melonjak

"Beberapa komoditas tersebut menjadi top 5 andil inflasi Kaltim berdasarkan komoditasnya," imbuhnya.

Ricky menegaskan, upaya agar inflasi tetap stabil dan menjaga stabilitas di Bumi Etam, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se-Kaltim terus berupaya melakukan optimalisasi program pengendalian inflasi.

Termasuk menjamin keterjangkauan harga beras dan komoditas pangan lainnya, TPID se-Kaltim melaksanakan operasi pasar melalui SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang secara rutin dilakukan baik di Kota Samarinda dan Balikpapan.

Penguatan-penguatan koordinasi dengan pusat, TPID Kaltim secara rutin mengikuti rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi dengan Kemendagri secara mingguan guna mensinergikan antara TPIP dan TPID.

"TPID secara aktif melakukan sinergi baik di Provinsi serta Kota/Kabupaten dalam melakukan berbagai upaya program pengendalian inflasi, serta rutin melaksanakan sidak dan monitoring langsung ke lapangan untuk mengecek harga, produksi, dan distribusi kebutuhan bahan pangan serta menjaga ketersediaan pangan, baik di tingkat provinsi maupun tingkat Kab/Kota," pungkas Ricky. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved