Berita Kukar Terkini

3 RT di Desa Batuah dan Tani Harapan Kukar Belum Nikmati Listrik, DPRD Minta PLN Gandeng CSR

Sejumlah RT di Desa Batuah dan Tani Harapan Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur belum menikmati listrik PLN

TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA ANGGRAINI
Rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi III DPRD Kutai Kartanegara dengan warga terkait permasalahan listrik di Desa Batuah.TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA ANGGRAINI 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Sejumlah RT di Desa Batuah dan Tani Harapan Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur belum menikmati listrik PLN.

Masyarakat desa tersebut hanya bisa menikmati listrik pada malam hari dengan menggunakan diesel desa maupun milik pribadi.

Hal ini muncul saat rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi I DPRD Kutai Kartanegara dengan warga terkait permasalahan listrik di Desa Batuah.

RDP ini dipimpin anggota Komisi III DPRD Kutai Kartanegara Ahmad Yani dengan menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan.

Di antaranya Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara, PLN dan perusahaan yang beroperasi di Desa Batuah.

Baca juga: 64 Kampung di Kubar Belum Menikmati Listrik PLN, Wabup Usulkan Pakai Solar Cell Komunal

Baca juga: Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Siapkan SPKLU Pertama di Kaltara

Perwakilan masyarakat Desa Batuah, Taufik mengatakan, tiga RT yang belum menikmati aliran listrik tersebut di antaranya RT47, RT48, dan RT49.

"Ada satu RT lagi yang mengalami drop kapasitas, turun daya listrik setiap hari, yaitu RT9,” ungkapnya di ruang Banmus DPRD Kukar, Kamis (15/6/2023).

Menanggapi hal itu, Asisten Manager PLN Area Samarinda, Bambang Hermanto membenarkan keluhan warga Desa Batuah.

Ia menuturkan pihaknya selama ini sudah berupaya, membantu masyarakat Desa Batuah agar segera menikmati sambungan listrik PLN.

Memang secara teknik, di lapangan memerlukan jaringan sepanjang 7 Kilometer (KM). Ini pun memerlukan anggaran mencapai Rp 3,5 miliar.

"Sebenarnya dalam pertemuan sebelum ini, kami menyampaikan ke perusahaan sekitar untuk urunan membantu, karena kondisi di sana nilai ekonomisnya lemah. Hanya saja kami berupaya mencari jalan keluar," ujar Bambang.

Atas penyampaian perwakilan PLN tersebut, anggota DPRD Kutai Kartanegara Ahmad Yani tidak sependapat.

Sebab PLN sebagai perusahaan Negara, seharusnya juga memikirkan nasib rakyat. Maka PLN diminta segera membangun jaringan listrik.

Untuk menjangkau pemukiman warga sejumlah RT di kedua desa bertetangga itu.

"Semestinya PLN bisa membangun dulu. Pastinya nanti datang masyarakat bermukim. Karena listrik sangat penting bagi masyarakat," kata Politisi PDI Perjuangan itu.

Ahmad Yani yang terpilih melalui Dapil Loa Kulu-Loa Janan itu pun merasa heran dengan kebijakan perusahaan listrik milik negara.

Menurutnya, jika PLN membangun jaringan listrik di suatu wilayah, maka akan memicu perkembangan ekonomi pada wilayah tersebut.

“Alasan nilai ekonomis investasi sampai kapanpun tidak akan ketemu. Yang penting PLN mau tidak, bangun jaringannya. Ingat, tiga RT tersebut, bagian dari negara Indonesia juga,” tegas Yani.

Baca juga: Sisa 24 Kampung di Berau yang Belum Teraliri Listrik PLN

Menurutnya, anggaran membangun jaringan listrik di Desa Batuah sebesar Rp3,5 miliar terbilang kecil untuk ukuran perusahaan sebesar PLN.

Yani pun mewanti-wanti, agar jangan sampai harus mengandalkan uang pemerintan daerah. Jika pun harus bermitra dengan perusahaan lain, dia meminta PLN berkolaborasi melalui dana CSR.

“Kita harap jangan lama lama, kasihan masyarakat kita tidak bisa menikmati jaringan listrik 24 jam," tandasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved